dialog senja

38 2 9
                                    

Usai sudah, hari ini tim pramuka dari sekolahku kembali dari perkemahan. Mereka berhasil membawa pulang banyak piala, serta satu piala kebanggan hasil juara umum tahun ini. Ku akui mereka memang layak mendapatkannya. Rencananya mereka akan pulang hari ini, siang hari sebelum kami pulang sekolah.

"Na, Gito pulang tuh. Ada hadiah sambutan ga buat dia?" tanya Ren menyandar di mejaku.

"Hm? Mereka udah dapat banyak piala, masa harus dapat hadiah dari gue juga?" ucapku berusaha nampak biasa saja.

"Hahahaha, lu tetap nyambut mereka pulang berarti?" tanya Ren. Aku terdiam sesaat, seketika kenangan ketika SMP terulang diingatanku.

"Na? Rena?" panggil Ren.

"Eh, iya?"

"Napa?" tanya Ren.

"Ngga, gapapa. Cuma, gue ga yakin bisa nyambut dia atau ngga," ucapku terdenyum miris.

"Aga ya?" tebak Lia yang baru memasuki kelas.

"Aga?" tanya Ren.

"Gebetan Rena dulu waktu SMP, anak pramuka juga," ucap Lia.

"Trus hubungannya sama mereka apa?" tanya Ren.

"Lu mau gue yang cerita, atau Rena?" tanya Lia melirik kearahku.

"Pengennya si Rena, tapi kalau dia gabisa lu juga gapapa," ucap Ren.

"Na? Mau cerita?" Tanya Lia.

"Hmm, Nagata. Dulu waktu gue SMP, gue suka sama cowok. Dia pindah ke kelas gue pas kelas 8, langsung jadi ketua kelas, dan satu-satunya anak baru yang langsung jadi Pindru tim pramuka SMP gue." ucapku mulai bercerita. Dengan ini, kuharap kalian tidak bosan kalau kubawa ke masa lalu terus menerus.

     。。。。。

"Kenalin, saya Nagata. Nagata Putra Adhitama. Saya baru pindah dari jakarta, terima kasih." Ucap seorang anak laki-laki tinggi, dengan badan tegap dan kulit yang cukup putih. Kedatangannya di kelas Rena mampu membuat hampir seisi kelas ricuh. Tapi Rena yang saat itu lagi-lagi tidak percaya pada cinta, hanya menatap bosan kearah mainan barunya.

"Ren, Ren. Ganteng, Ren!" Bisik teman sebangku Rena. Rena hanya mendengus dan melihat Nagata dengan tatapan malas.

Sejak hari itu, sekolah mulai ramai dengan kedatangan Kala. Murid berprestasi dibidang akademik maupun non-akademik ini mampu meraih atensi jagad sekolah. Apalagi setelah ia dipilih menjadi ketua kelas, pengurus OSIS, dan Pindru salah satu tim pramuka sekolah mereka.

Tak heran banyak yang menyukai Nagata atau yang akrab disapa Aga pada saat itu, tapi tak banyak juga yang hanya menganggap Kala sebagai teman. Tapi siapa sangka, justru Kala yang membawa sosok Rena yang polos dan tak tahu menahu perihal cinta, jatuh kedalam perangkap bernama kepalsuan.

Ya, karena Nagata Rena mendapat julukan boy killer.

"Na, lu mau gabung jadi pengurus OSIS ga?" tanya Aga yang saat itu sengaja menghampiri Rena.

"Buat apa?" tanya Rena datar.

"Gue liat lu lumayan bagus buat gabung jadi pengurus OSIS, gamau nyoba?" Tanya Aga.

"Apa untungnya buat gue kalau gue nyoba?" Rena balik bertanya.

"Buat ngisi waktu kosong lu, sekalian nambah temen. Ikutlah," ajak Aga. Berkali-kali dibujuk, akhirnya Rena mengiyakan hal itu.

Out Of The BoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang