Kucing

58 7 0
                                    

"Rena mau langsung pulang?" tanya Gito saat kami sudah dijalan.

"Iyalah, Gito kan kerja," ucapku masih menyesuaikan mood.

"Ngga, Gito ga kerja hari ini. Makanya Rena mau Gito temenin kemana?" tawarnya, tumben.

"Oh iya! Kebetulan, Rena mau cari kos-kosan buat kak Na. Temenin ya," pintaku.

"Yaudah, Gito temanin. Mau cari di daerah mana emangnya?" tanya Gito. Aku diam, aku lupa nanya ke Alin.

"Aaa... Gatau, hehe," ucapku pasrah.

"Hadehh.. Yaudah cari aja didaerah yang rame kos-kosan," ucap Gito menghela napas.

Aku jadi kasian, ini siang-siang, panas, Gito malah aku ajak keluyuran. Tapi buat kak Na juga, gapapalah. Gito juga yang nawarin hehe, alhamdulillah aja.

"Gito udah dapat pengumuman soal studi kunjungan belom?" tanyaku membuka topik.

"Udah si, tapi Gito ga denger," ucapnya.

"Kenapa?"

"Tidur, hehe," jawabnya santai.

"Dih, kok bisa tidur dikelas? Ga dimarahin emang?" tanyaku.

"Ketiduran, hehe, bentar doang kok, ga ketahuan," ucap Gito santai.

"Makanya jangan keseringan begadang, ntar ketiduran dikelas, kan," omelku mendorong pelan kepala Gito.

"Iya iya maap, maap bos," ucapnya.

"Tadi tuh Rena lagi rapat kecil gitu soal studi kunjungan. Apa aja yang diperluin, pergi pake apa, biayanya berapa," ucapku memulai cerita. Gito terlihat mendengarkan.

"Karena udah lumayan lama, tapi ketos waketos belum ada yang datang, jadi Rena mulai aja rapatnya, daripada lama kan. Tapi pas ditengah rapat, tiba-tiba kak Vano datang gebrak meja. Marah-marah, katanya Rena ambil alih jabatan, trus nyalahin Rena berlagak sok sama mereka. Padahal niat Rena kan baik..." jelasku panjang.

"Trus tadi Rena lari keluar itu mau kejar Vano?" tanya Gito.

"Iya, tapi ditahan sama Ren. Katanya bukan salah Rena," ucapku.

"Ohh, tapi Rena gapapa kan? Ga diapa-apain kan sama Vano?" ucap Gito terdengar khawatir.

"Gapapa, kak Vano emang gitu, suka seenaknya. Makanya anak-anak osis juga banyak yang gasuka sama dia, apalagi yang masih junior kayak Rena. Padahal si sebenarnya, ketuanya sendiri ga masalah kalau kita rapat duluan sebelum mereka," ucapku.

"Ohh, gitu. Emang studi kunjungan kemana si?" Tanya Gito. Astaga, anak ini benar-benar ga denger ya.

"Rencananya si ke Taman Sari Yogyakarta, kesananya pake bis, gatau berapa bisnya. Trus rencananya mau nginap semalam gitu, tapi belum tau juga. Belum diajuin ke kepsek," jelasku.

"Ohh, itu tempat apaan?" Tanya Gito santai.

"Really? Gito gatau!? Itu salah satu tempat bersejarah di Indonesia, astagaa!" Ucapku histeris.

"Ya.. Gito kan gatau,"

"Itu bangunan bekas istana raja gitu, halaman istananya yang luas dijadiin taman sampai sekarang. Arsitekturnya yang ga begitu diubah dari jaman dulu bikin tempat ini punya nilai budaya yang tinggi," jelasku. Ya, aku emang suka sama hal-hal kayak gini.

"Iya iya iya iya, Gito ga begitu paham, mending sekarang fokus cari kos dulu, ya?" ucap Gito mengelak dari otak sejarahku, wkwk.

— r&p —

"Ga ada ya, bu?" Tanyaku pasa seorang wanita 40 tahunan pemilik sebuah kos.

"Maaf, dek, lagi ga ada kamar kosong," ucap ibu itu. Aku mengangguk dan berterima kasih padanya.

Out Of The BoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang