"Deon? Lia?? Kok kalian bisa disini? Berdua? Wat hepen aya naon tolong, jelaskan!" ucapku terkejut, sontak bangkit dan memerintah mereka untuk duduk.
"Duduk! Duduk semua, saya mau nanya." ucapku formal.
"Apa yang terjadi diantara kalian, hm?" tanyaku mengintimidasi.
"Ga ada apa-apa, Ren, cuma ya.." Lia menjawab seraya menyikut Deon yang terlihat bodoamat.
"Hah? Apa? Ohh.. Gue ngajak dia jalan doang, biasa..." ucap Deon santai yang malah membuat Lia heran dan malu tak terkendali.
"Lu ngapain kesini?" tanya Deon.
"Gue diajak—"
"Deon?" panggil Gito yang datang membawa dua gelas Mocks di tangannya. Mocks itu merek minuman kekinian, oke?
"Oohh lu datang sama Gito, Ren?" tanya Deon memastikan.
"Ya.. Gitu," balasku santai. Gito menghampiriku dan duduk disampingku.
"Kok bisa ada mereka?" tanya Gito padaku.
"Rena pungut di got depan jalan tadi," candaku.
"Oohhh, trus ini siapa? Temen sekelas Rena kan?" tanya Gito yang bodohnya malah percaya pada ucapanku. Alien.
"Iya, ini Lia, teman sekelas Rena—"
"Sstt udah, gue aja yang kenalin," ucap Deon sombong.
"Dia Lia, Azalia Ananda Kusnadi, anak IX IPA 2, sekelas sama Rena, dan juga.. Calon pacar gue," ucap Deon merangkul Lia. Sementara Lia hanya terlihat malu-malu.
"Oohhh, lucu ya kalian, masih baru malu-malu gitu," ucap Gito merangkul tubuhku hingga lebih dekat dengannya. Aku membaca tatapan Gito, dia ingin pamer pada Deon.
"Iya, gemes ih. Lia juga ga pernah cerita ya lagi dekat sama cowo," balasku bersandar di pundak Gito. Fix sudah, kami terlihat seperti couple goals.
"Lha kalian juga, kemarin bukannya lagi cek cok? Kok tiba-tiba nempel gini?" Tanya Lia. Entah bagaimana dia tau soal aku dan Gito, oh, aku lupa kalau Deon ada disamping Lia sekarang.
"Hmm gimana yaa.." ucapku mengambil Mocks green tea milikku.
"Ya gitu, kalau lama-lama ntar basi, De," sambung Gito yang sedari tadi sudah meminum thai tea nya.
"Ih tapi, Ren! Soal Erik?" tanya Lia yang mulai terlihat normal.
Aku tidak peduli dan hanya sibuk berbincang dengan Gito.
"Git, minta thai tea," ucapku mengambil thai tea ditangannya dan meminumnya. Ha? Apa? Ciuman ga langsung? Bodoamat. It just sedotan.
"Ren, pacar gue nanya nii," ucap Deon.
"Wih udah ganti, tadi calon pacar, sekarang pacar! Mejik," ucapku bangkit dari posisi bersandar di pundak Gito.
"Ya... Sama aja lahh," ucap Deon mengelak.
"Erik udah pindah, keluar kota. Tadi pagi berangkat, gue sama Gito pergi nganter ke bandara," ucapku tak peduli, sementara Gito sibuk meminum green tea milikku.
Ya. Minuman yang tertukar.
"By the way, kalian ga pesan apa-apa?" tanya Gito membuka suara.
"Eh iya, Rena belum pesan, hehe," ucapku bertingkah manis.
"Yaudah pesan gih, Deon yang bayar," ucap Gito mengelus kepalaku.
"Hm, iya gue tau gue anak sultan. Udah udah, gue traktir kalian mau makan apa?" ucap Deon membuatku dan Gito bersorak kecil. Sementara Lia hanya diam, mwehehehehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Out Of The Box
Random"Cinta itu bukan permainan, lu ga akan tau arti cinta sampai lu tulus ngerasainnya." "Gue bakal ubah pandangan lu tentang cinta, percaya sama gue." - r&p - Renata Sanggita Petra. Gelar boy killer sudah disematkan padanya sejak kelas 8 SMP. Wajar saj...