"Salah satu top place buat foto-foto disini yaitu, Sumur Gumuling. Ini dia tempatnya!" ucapku saat kami sampai ditempat terakhir. Sepanjang perjalanan aku tetap menjelaskan tempat apa saja yang kami lalui, mitos, dan kegunaannya.
Aku berbalik menghadap teman-temanku saat ingin kembali menjelaskan tentang Sumur Gemuling, sambil melihat google tentunya.
"Whaa!" ucapku kaget.
"Kenapa, Ren?"
"Kenapa?"
"Sejak kapan aku punya banyak pengikut?" tanyaku pelan. Teman-temanku juga sedikit kaget saat melihat kerumunan orang yang bertambah.
"Biarin dah, mungkin mereka juga pengunjung nyasar kek kita," ucap Ara. Aku bergidik pelan lalu kembali fokus pada apa yang kubaca.
"Tempat cantik lain di taman Sari kota Yogyakarta ialah Sumur Gumuling. Sumur ini bukan sumur tempat ambil air, namun sebuah masjid bawah tanah. Mesjid dibangun di bawah tanah, juga sekaligus sebagai bungker perlindungan bagi elit kesultanan, ketika kesultanan mengalami serangan yang membahayakan." jelasku.
"Masjid tersebut berbentuk dua tingkat melingkar hingga 360 derajat, bagian tengah berlubang dan desain menghasilkan tata artistik. Ketika imam memimpin sholat, suara imam bakal terdengar ke seluruh penjuru ruangan." sambungku.
"Di dalam bangunan Masjid bawah tanah ini terdapat sumur yang dikelilingi oleh lima tangga yang melambangkan jumlah Rukun Islam.Hal unik lainnya yang perlu kamu ketahui adalah, ketebalan dari tembok masjid bawah tanah yang kurang lebih sekitar 1,25 meter ini terbuat dari batubata yang direkatkan dengan menggunakan bahan alami seperti putih telur." jelasku.
"Nah, ada yang mau foto aku sarankan berdiri ditengah-tengah kelima tangga. Teman-temanku juga jangan lupa dokumentasi ya," ucapku.
"Ciee udah jadi tour guide," goda Naya.
"Capek, Nay, ngoceh mulu ni gue," ucapku meminum air yang dibawa Lia.
"Biasa lah, tapi ucapan lu gampang dipahamin, Ren. Lu ga sepenuhnya liat di google kan?" Tanya Naya, sementara yang lain sibuk berfoto.
"Ya masa bener-bener pake kata-kata google? Beberapa gue improv lah," ucapku.
"Rena, gue foto sini!" ucap Alin mengarahkan ponselnya padaku. Aku langsung memasang jari 'peace' dan tersenyum.
"Lagi, lagi," ucapnya, banyak bener si.
"Udah?" Tanyaku. Alin diam memerhatikan hasil fotonya.
"Alinnn udah belom?" Tanyaku lagi.
"Eh, iya udah udah," ucapnya.
Sesaat kemudian aku melihat kelompok Gito memasuki area Sumur Gemuling. Gito melirikku sekilas, tapi langsung berpaling tanpa senyum atau apapun. Hah, aku belum terbiasa dengan sifatnya.
"Tournya sampai sini aja ya, kalian bisa keluar, jalan-jalan atau berfoto di spot lain," ucapku mengumumkan pada semua yang mengikutiku. Dan mereka muali berpencar, tapi beberapa masih didalam, berfoto.
Lia dan Alin langsung mendekati cowoknya masing-masing. Biasa, modus buat keliling, masih ada waktu buat jalan-jalan. Ara dan Naya sudah lenyap, entah kemana, tinggal aku sendiri disini. Jadi kuputuskan untuk kembali berkumpul dengan pengurus Osis.
- r&p -
"Semuanya segera berkumpul di depan, oke!" Ucap Ren memberi tau beberapa siswa yang masih berada di dalam area Taman Sari.
"Na, bantu cariin yang didalem," ucapnya. Aku mengangguk mengiyakan, lalu kembali kedalam mencari siswa-siswa yang masih berkeliaran.
"Kumpul di depan ya, kita makan siang trus siap-siap pulang!" Ucapku pada beberapa siswa yang sedang berfoto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Out Of The Box
Random"Cinta itu bukan permainan, lu ga akan tau arti cinta sampai lu tulus ngerasainnya." "Gue bakal ubah pandangan lu tentang cinta, percaya sama gue." - r&p - Renata Sanggita Petra. Gelar boy killer sudah disematkan padanya sejak kelas 8 SMP. Wajar saj...