"Ra, lu disini ga mandi?" tanyaku sambil menyisir rambut Ara.
"Mandi lah, cuma yaa jarang. Kamar mandi aja ngantri," ucap Ara yang duduk manis sambil memakan jajan.
"Trus kalau malam, tidur jam berapa?" tanyaku.
"Tergantung, kapan ngantuknya,"
"Kalau ga ngantuk? Ga tidur dong?"
"Ga gitu juga lah, lu pikir aja seharian lomba pasti capek," ucap Ara. Aku masih sibuk mengikat rambutnya.
"Trus hp lu kalau abis batre gimana? Cas nya dimana?" tanyaku lagi. Ini pertanyaan terpenting.
"Casnya ditempat panitia, disini ga ada aliran listrik buat cas, jadi ya gitu,"
"Dah ni. Lu disini gada jaga diri banget ya, padahal ketemu anak sekolah lain," ucapku duduk disebelah Ara.
"Gue mah santuy, Na. Daripada ribet, kan ada lu yang dateng rapiin gue," ucapnya santai.
"Hmm hmm, kasian gue liat lu. Udah kayak ga kerawat banget,"
"Biasa, Na. Beginilah hidup anak Pramuka," ucap Ara bangga.
"Iya, iya, ah. Tapi lu beda ya, kalau di Osis sama Pramuka,"
"Beda kenapa?"
"Kalau di Osis lu bersih banget, rapi. Disini kayak gada akhlak lu,"
"Hahahahhahaha, beda pergaulan bos," ucap Ara tertawa. Aku hanya tersenyum menanggapinya.
"Ra, disini cewe boleh ke tenda cowo ga?" Tanyaku. Iya, Gito mana berani lama-lama ditenda cewe, jadi dia balik ke tenda cowo.
"Boleh, tapi diluar jam tidur," ucapnya.
"Gue pengen ke Gito," ucapku.
"Bentar-bentar, gue juga mau kesana. Tapi lu duluan deh kayaknya, gue ada urusan bentar," ucapnya. Aku mengangguk dan segera bangkit ke tenda cowo.
Jaraknya cukup jauh, bersebrangan gitu lah. Ya sengaja biar ga terjadi hal-hal yang ga diinginkan. Apalagi kalau udah cinlok trus ngapel kan hmm.
Didepan lokasi tenda cowok, ada kayak bambu gitu yang dibikin kayak ucapan selamat datang, tapi gada tulisannya. Cuma lambang tunas kelapa sama bendera merah-putih. Aku masuk perlahan, beberapa langkah. Banyak laki-laki yang duduk didepan tenda ngeliat kearahku.
Aku terdiam, jadi gugup. Akhirnya aku berhenti sebentar ditengah, dan berpikir. Aku kan gatau tenda sekolahku yang mana, mending tunggu Ara deh.
Beberapa cowo-cowo mulai heboh. Ya, cewek bening masuk ke lokasi mereka sendirian, gimana ga heboh? Aku bingung harus apa, sampai akhirnya satu orang dari tenda didekatku bangkit dan mendekatiku.
"Sendiri?" Tanyanya. Aku mengangguk.
"Nyari siapa? Tumben cewe bening kayak lu dateng sendiri kesini," ucapnya lagi, aku menatapnya sebentar.
"Kok diem? Gue nanya, dijawab dong cantik," ucapnya menyentuh daguku, membuatku mundur beberapa langkah.
"Cewe cantik kayak lu, kalau diliat-liat pasti anak mami ya?" Tebaknya sambil tersenyum dan menaikan salah satu alisnya. Aishh aku gasuka cowo modelan gini.
"Dari tadi diem terus," ucapnya lagi.
"Udah, Yan! Ajak kesini aja, ngobrol sama kita-kita," ucap salah satu temannya dari tenda.
"Anak mami ni, dateng kesini gatau mau ngapain," ucapnya seolah menjelek-jelekkanku.
"Gue kesini nyari pacar gue," ucapku berani. Aku gamau kalian bosen dengan sikapku yang sok lemah dan minta dibully.
KAMU SEDANG MEMBACA
Out Of The Box
Random"Cinta itu bukan permainan, lu ga akan tau arti cinta sampai lu tulus ngerasainnya." "Gue bakal ubah pandangan lu tentang cinta, percaya sama gue." - r&p - Renata Sanggita Petra. Gelar boy killer sudah disematkan padanya sejak kelas 8 SMP. Wajar saj...