Part 11 - Retakan Kewarasan

58 24 7
                                    


--- Natasha Bleu's POV ---

Sejak pertemuanku dan Ben beberapa hari yang lalu, dia jadi sering muncul dihadapanku. Saat aku di ruang televisi, mengambil makanan di dapur, bahkan saat aku pergi ke kota bersama Jack. Sebenarnya dia hanya mengajakku mengobrol, tapi entah kenapa aku merasa tidak nyaman. Instingku berkata Ben bukanlah orang yang baik...

"Hi, princess." Sapaan itu membuatku berhenti berpikir. "Kapan kau akan pergi ke kampusmu?"

Aku mengabaikan pertanyaan Jeff dan terus memakan serealku.

"Hei, aku sedang berbicara denganmu!" Bentak Jeff sambil menahan tanganku yang sedang memasukkan sereal ke dalam mulut. Aku tidak tau kenapa Jeff selalu berbicara dengan suara keras, aku yakin lebar bibirnya tidak mempengaruhi keras suaranya.

"Aku punya nama dan tidak bisakah kau berhenti berteriak?" Aku menepis tangannya dan melanjutkan makanku.

"Okay, okay, aku tidak ingin bertengkar denganmu. Jadi mari kita mengobrol dengan santai." Jeff menarik kursi di depanku dan duduk.

"Wow, apa akhir-akhir ini kau bersemedi agar bisa menahan emosimu Tuan Jeffrey Woods?" Ucapku sarkastik. Aku tau itu dapat menyulut emosinya, tapi aku tidak bisa menahan lidahku. Jeff hendak berteriak lagi, tetapi aku menghentikannya. "Kenapa kau bertanya kapan aku akan pergi ke kampus?"

"... Hmmm aku bosan berada di mansion, jadi aku ingin ikut." Jawab Jeff sambil memainkan pisaunya di meja. Dia sangat payah dalam berbohong. Dia tidak pernah berada di mansion, bagaimana dia bisa bosan? Tapi aku tidak peduli apa alasannya ingin ikut, jadi aku tidak bertanya lebih jauh.

"Oh, aku akan pergi ke kampus dua minggu lagi."

"Kenapa selama itu?"

"Memangnya kau pikir kenapa? Tentu saja karna kau! Kalau saja kau tidak membunuh belasan orang di sekitar kampusku, kampusku tidak akan ditutup sementara." Aku berdecak kesal. Ya, gara-gara kasus pembunuhan berantai oleh Jeff the Killer, rektor kampusku memutuskan untuk menutup kampus untuk sementara waktu agar tidak memakan korban lagi.

"Itu tidak sepenuhnya salahku. Kau pikir darimana Jack mendapatkan ginjal untuk dia makan? Dan uang untuk kehidupan para Proxy?" Aku terdiam mendengar pekataan Jeff, sejenak aku lupa kalau aku berada di mansion para pembunuh berantai. "Dan jangan lupa, kau juga ikut perpartisipasi. Kau tau kan kalau semua pembunuhan yang kau lakukan juga dilimpahkan padaku?"

"Aku tidak membunuh orang tanpa alasan seperti kalian, aku hanya membunuh orang-orang yang pantas." Aku menghabiskan serealku dengan cepat dan mencuci mangkuk yang ku gunakan. Percakaan ini mulai membuatku tidak nyaman.

"Kami juga membunuh orang yang 'pantas' menurut kami. Hanya karena alasanmu berbeda, bukan berarti kau berbeda dari kami." Aku tidak membalas perkataan Jeff dan terus mencuci mangkukku. Aku tau yang dikatakan Jeff benar, aku hanya tidak mau menerimanya.

"Kanapa suasananya tegang begini?" Seperti biasa Ben muncul entah darimana.

"Diamlah kurcaci hijau." Dari nada bicara dan raut mukanya, aku yakin Jeff tidak menyukai Ben.

"Sepertinya kalian berteman baik. Apa karena kalian memiliki masa lalu yang sama?"

"Apa maksudmu?" Aku membalikkan badan hingga menghadap ke mereka berdua.

"Sama sepertimu. Jeff juga membunuh seluruh keluarganya karena tidak bisa mengendalikan kewarasannya. Bukankah kalian berdua serasi?" Ucap Ben dengan senyum licik yang menyebalkan di wajahnya.

Aku mengepalkan tanganku menahan emosi. Aku tidak marah pada Ben, aku marah pada diriku sendiri karena melupakan dosa yang sudah ku perbuat. Bagaimana aku bisa hidup dengan tenang setelah membunuh keluargaku sendiri...

Bertemu dengan Creepy Pasta [Creepypasta x Black Wolf] - Black Wolf Season IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang