WARNING!!!
- Part ini mengandung kata-kata kasar dan kotor -
--- Natasha Bleu's POV ---
Buk! Buk! Buk!
"Kau. Sangat. MENYEBALKAN!" Teriakku sambil memukul pohon di depanku dengan keras. Emosiku benar-benar memuncak, bahkan memukuli pohon di depanku juga tidak membantu.
"Hei, princess. Apa kau tidak lelah?" Tanya Jeff yang sejak tadi bersandar di pohon lain sambil memperhatikanku.
"Tidak." Jawabku yang masih memukuli pohon yang tidak bersalah.
"Ayo, kita lakukan hal yang lebih menyenangkan."
"Hei!" Aku berteriak karena Jeff menarik dan menggendongku dibahunya seperti karung beras. Aku tidak memberontak karena sebenarnya aku lelah setelah berhari-hari kurang tidur. 'Lebih baik digendong seperti karung beras daripada aku harus berjalan kaki.' Pikirku.
"Jeff, kita mau ke mana?"
"Ke tempat yang menyenangkan."
Aku tidak bertanya lagi, aku sedang malas berurusan dengan kebodohan Jeff.
--- TIMESKIP ---
"Game center?" Tanyaku setelah Jeff menurunkanku di depan satu-satunya game center di desa ini. Jeff menggendongku dari hutan sampai kemari, membuat orang-orang memperhatikan kami. Sebenarnya aku tidak yakin mereka memperhatikan karena gendongan karung beras Jeff atau karena aku menggunakan tank top pria yang memperlihatkan bra hitamku dan tidak memakai alas kaki.
"Waktu itu kau kemari bersama Jack, kan? Aku juga ingin mencoba bermain di sini." Jawab Jeff dengan wajah terlalu senang.
'Ternyata dia membawaku ke sini untuk kesenangannya sendiri, bukan untuk menghiburku.' Batinku tanpa rasa kecewa. Aku akan lebih terkejut jika Jeff melakukan ini untukku.
"Ku pikir kau akan mengajakku untuk membunuh orang atau semacamnya." Candaku sambil masuk ke dalam game center.
"Kau lebih suka begitu?" Tanya Jeff serius. Aku hanya menghela nafas dan memutar bola mataku. Aku berjalan ke arah konter dan membeli koin untuk bermain. Tentu saja aku yang membeli, Jeff tidak pernah membawa uang atau alat pembayaran lainnya.
"Aku ingin main itu!" Seru Jeff sambil menarik tanganku ke arah basketball arcade.
"Ayo kita bertaruh, princess."
"Mempertaruhkan apa? Kau membeli koin saja tidak mampu." Ejekku.
"Dasar wanita materialistis. Kita bertaruh, yang kalah harus mengikuti perintah yang menang."
"Klasik." Kataku sambil memasukkan koin ke kedua mesin di depan kami. "Aku bertaruh karena tau akan menang." Kataku sombong. Selama beberapa menit kami melemparkan bola satu persatu, tidak ada satupun lemparanku yang tidak masuk karena membidik memang keahlianku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertemu dengan Creepy Pasta [Creepypasta x Black Wolf] - Black Wolf Season II
FanfictionTiga tahun sudah berlalu sejak aku mendapat petunjuk dari laki-laki yang ku cari - Ryan. Tapi... sejak aku berada di German, kabar tentang Ryan menghilang begitu saja. Aku malah bertemu dengan pembunuh-pembunuh berantai yang tidak biasa. Sepertiku...