Tiga tahun sudah berlalu sejak aku mendapat petunjuk dari laki-laki yang ku cari - Ryan.
Tapi... sejak aku berada di German, kabar tentang Ryan menghilang begitu saja.
Aku malah bertemu dengan pembunuh-pembunuh berantai yang tidak biasa.
Sepertiku...
"Hah..." Aku menghela nafas panjang dan menyandarkan kepalaku pada sofa di ruang televisi. Mataku terasa panas karena kurang tidur. Mungkin lelapku tadi malam tidak terhitung tidur karena terasa terlalu nyata dan menguras energi.
Aku meminum espresso di tanganku secara perlahan. Perasaanku terlalu buruk untuk tidur, aku merasa tidak nyaman...
"Hei, princess!" Sapa Jeff yang tiba-tiba memunculkan wajahnya di depan wajahku dari belakang sofa. Bahkan aku terlalu lelah untuk merasa terkejut atau marah padanya karena terus memanggilku princess.
"Ayo kita pergi ke desa." Kata Jeff tiba-tiba. Aku menautkan alisku mendengar ajakannya.
"Berikan aku alasan untuk ikut denganmu."
"Slenderman menyuruhku untuk mengawasimu dan aku tidak ingin berada di mansion ini selamanya."
"Alasanmu kurang kuat, Jeff. Aku juga tidak perlu diawasi, aku tidak akan kabur." Aku melangkahkan kakiku menuju kamar Jack (yang sekarang menjadi kamarku sepenuhnya karna Jack masih menjalankan misi). Aku tidak ingin mendengar ocehan Jeff yang membuatku makin lelah.
"Aku tidak memerlukan persetujuanmu untuk ikut."
"Hei!" Jeff langsung menarikku begitu saja. Aku menaruh cangkir espresso-ku dengan terburu-buru hingga menumpahkan isinya sedikit. "Paling tidak biarkan aku ganti baju!" Aku masih mengenakan celana kain pendek yang tersembunyi di balik kaos hitam oversize-ku, tapi Jeff tidak memperdulikan itu dan terus menarikku ke luar.
"Kau tidak perlu memakai baju bagus. Bajumu akan kotor setelah 'bermain'."
"Terserah kau saja." Gumamku.
--- Desa ---
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sesampainya di desa, Jeff langsung masuk ke pekarangan sebuah rumah melalui pagar rusak yang menurutnya 'jalan rahasia'. Kemampuan mengendap-endap Jeff patut dipuji, dia bisa masuk ke rumah ini tanpa menimbulkan suara sedikitpun. Aku mengikutinya dari belakang, memanjat pagar itu dan memperhatikan Jeff yang masuk ke jendela di lantai dua. Aku tidak ingin 'bermain' bersama Jeff, jadi aku menunggunya di belakang rumah.
Kalau dilihat-lihat rumah ini cukup besar, mungkin rumah terbesar yang ada di desa ini. Sepertinya pemiliki rumah ini adalah orang kaya, karena rumah ini memiliki pagar dengan pekarangan yang luas. Sayangnya di belakang sini gelap sekali...
Bzzzt... Bzzzt...
"Nomor satu pada nomor dua." Aku buru-buru memanjat ke lantai dua setelah mendengar suara laki-laki yang mendekat ke arahku.
"Lapor, tidak ada apa-apa di belakang sini. Ganti." Ku lihat seorang laki-laki paruh baya mengenakan setelan rapi berkomunikasi dengan walkie talkie, sepertinya dia adalah petugas keamanan di rumah ini. Aku tidak akan bisa lari atau melawannya dengan kondisiku yang sekarang. Jadi aku memutuskan untuk masuk ke rumah dan mencari Jeff.