Part I - Pembunuh Berantai Terkenal I

251 95 71
                                    


Juli 20xx, German

- Merel's POV –

Tap! Tap! Tap! Tap! Tap!

Aku mendengar ada suara langkah kaki berlari kecil ke arahku. Aku pun berhenti dan menengok, melihat teman sekelasku melambaikan tangannya padaku dari kejauhan.

"Ada apa?" Tanyaku saat Ia sudah berada di dekatku.

"Selalu peka ya ketua angkatan."

Aku hanya tertawa kecil.

"Ah, Miss Waldner mencarimu, sepertinya beliau ingin memberi kabar tentang lomba yang kau ikuti sebelumnya." Jawab teman sekelasku. Ia memberitahukan bahwa Miss Waldner – dosen kami ada di ruangannya. Aku berterima kasih dan berjalan menuju ruangan Miss Waldner di lantai satu.

Sudah 3 tahun sejak aku menginjakkan kaki di German, tapi aku masih belum menemukan mereka – papaku dan Ryan. Setelah aku sampai di sini, kabar tentang Ryan yang menjadi satu-satunya petunjukku langsung hilang begitu saja. Seakan Ia tidak pernah ada... Tapi aku tetap percaya, aku memutuskan untuk terus mencari dan mengisi waktuku dengan berkuliah di German. Untungnya aku menemukan sebuah kampus yang mengajar dengan bahasa Inggris, meskipun aku harus tetap mengikuti kursus bahasa German selama 1 tahun.

Ting! Ting!

Aku mengambil smartphone dari saku skinny jeans-ku dan membuka e-mail kampus yang masuk. 'TURUT BERDUKA CITA UNTUK KELUARGA ANNELI GOETHE' – itu yang tertulis di bagian subject. 'Pembunuhan lagi?' pikirku dalam hati. Di desa ini, pembunuhan bukanlah hal yang jarang. Paling tidak terdapat 3 hingga 5 pembunuhan setiap minggunya. Beberapa dilakukan oleh perampok atau preman dan sebagian besar dilakukan oleh pembunuh berantai terkenal di desa ini, Jeff the Killer. Mengingat nama itu membuat emosiku meluap. Aku pernah bertemu dengannya sekali, dan itu adalah pertemuan terburuk yang pernah ku alami.

--- FLASHBACK ---

"Here, sir. Thank you so much for driving me to this village. (Ini, tuan. Terima kasih sudah mengantarku ke desa ini.)" Kataku sambil memberikan sedikit uang kepada seorang pria di kursi pengemudi.

"It's okay, miss. (Tidak apa-apa, nona.)" Jawabnya sambil menolak uang yang ku berikan dengan sopan. "I need to pick up some package in this village anyway. (Lagipula aku perlu mengambil beberapa paket di desa ini.)"

Aku kembali berterima kasih atas kebaikannya dan pria itu melaju pergi untuk kembali ke kota. Jarak dari kota ke desa ini cukup jauh, membutuhkan waktu 5 jam perjalanan menggunakan mobil. Jalan yang kami tempuh pun tidak begitu bagus, tidak ada pencahayaan serta pohon-pohon menjulang tinggi di kiri dan kanan.

"Hi~ willst du etwas Bier holen? (Hai~ ingin minum beer?)"

Aku melihat beberapa pria dengan keadaan mabuk mendatangiku. Mereka memperhatikanku dari rambut hingga kaki, lalu tertawa dan melontarkan kalimat-kalimat dalam bahasa German yang tidak ku mengerti. Yang ku tahu, mereka tidak mendatangiku dengan maksud baik. 'Kenapa selalu saja ada orang-orang seperti mereka di dunia ini...' Aku berdengus dan mengangkat barang bawaanku, lalu pergi melewati mereka.

"Warte auf mich, Kitty~ (Tunggu aku, Kitty~)" Salah satu dari mereka tiba-tiba menarik tanganku. Aku langsung menepis tangannya.

"Don't. Touch. Me. (Jangan. Menyentuhku.)" Ucapku menahan emosi. Mereka semua tertawa dan terus memanggilku Kitty. Aku menahan emosiku dan kembali berjalan. 'Jangan terbawa emosi... Desa ini sangat kecil. Akan sulit jika membuat masalah di sini. Jangan terbawa emosi...'

"Ich sagte, warte auf mich! (Aku bilang, tunggu aku!)"

"Hei!" Aku berteriak kaget. Pria yang menarik tanganku tiba-tiba memelukku dari belakang. Teman-temannya menyoraki dan tertawa. Ku lihat salah satu temannya menunjuk semak-semak dan pria ini berusaha menyeretku ke sana. Emosiku meluap-luap, tapi aku berpikir keras untuk menyelesaikan masalah ini tanpa berulah.

Bertemu dengan Creepy Pasta [Creepypasta x Black Wolf] - Black Wolf Season IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang