--- Natasha Bleu's POV ---
Tap... Tap... Tap... Tap... Tap...
Samar-samar terdengar bunyi sol sepatu yang bersentuhan dengan lantai kayu mansion. Badanku terus bergoyang seperti berada di ayunan. Bau khas cinnamon dan mint tercium dihidungku. Tanpa membuka mata aku bisa menebak siapa yang sedang menggendongku sekarang.
"Ryan... Kau sudah pulang..." Aku menggerakkan kepalaku untuk mencari posisi yang nyaman.
"Maaf membuatmu terbangun, princess. Tapi aku tidak tenang melihatmu tidur di samping dua laki-laki itu."
"Hmmm..." Jawabku mengiyakan.
Ryan menidurkanku di kasur Jack, melepas sabuk pisau di pahaku dan memberiku selimut. Tidak lupa dia mengelus kepalaku dan mengucapkan selamat tidur.
Srek... Srek... Klak!
"Ryan... Apa yang kau lakukan...?" Aku mengerutkan dahi karena bunyi-bunyi yang disebabkan oleh Ryan cukup mengganggu pendengaranku. Memiliki pendengaran yang bagus tidak selamanya baik...
"Maaf, aku sedang membereskan barang-barangmu."
"Aku akan membereskannya besok... Biarkan aku tidur dengan tenang..."
"Profesor Bleu akan menjemput kita besok pagi. Jadi aku harus membereskan barang-barangmu sekarang."
"Papa menjemput kita?" Reflek aku mengangkat kepalaku. Ku rasa seluruh rasa kantukku hilang karena terkejut.
"Iya. Slenderman bilang kau memutuskan untuk pergi. Apa aku salah dengar?" Tanya Ryan ragu. Dia berhenti memasukkan baju-bajuku ke dalam tas dan menungguku menjawab.
"Tidak..."
"Apa masih ada hal yang ingin kau lakukan di sini?"
'Ku rasa tidak... Tapi aku merasa ada sesuatu yang mengganjal.' Aku menggelengkan kepalaku dengan ragu.
Ryan bergeser ke samping kasurku dan bertanya. "Apa ada sesuatu yang kau pikirkan, princess?"
"... Aku merasa ada yang mengganjal, tapi aku tidak tahu apa itu."
Ryan tersenyum mendengar pernyataanku, lalu mengusap kepalaku lembut. "Apa kau ragu meninggalkan mansion ini?"
Aku berpikir sejenak, aku tidak tahu apa perasaan mengganjal ini adalah perasaan ragu...
"Apa kau tidak ingin tinggal bersamaku dan Profesor Bleu, princess?"
"Tentu saja aku mau." Jawabku yakin. Sekali lagi Ryan tersenyum tersenyum dan mengelus kepalaku.
"Baguslah. Aku akan membereskan barang-barangmu. Kau tidurlah. Selamat malam."
Perasaan mengganjal itu tidak hilang, tapi aku memaksakan diriku untuk tidur. Aku kembali meringkuk dalam selimut dan memejamkan mata. Untuk beberapa saat aku mendengar suara Ryan yang sedang membereskan barang-barangku, lalu aku terlelap hingga pagi tiba.
--- Pagi Hari ---
"... cess."
"Princess..."
"Princess bangun."
Perlahan aku membuka mataku. Aku menampakkan wajah terganggu, tapi Ryan membalasnya dengan senyum lembut khasnya.
"Profesor akan datang sebentar lagi, sebaiknya kau mulai bersiap."
Aku mengangguk dan mulai beranjak dari kasur. Sebenarnya aku bisa saja kembali tidur, tapi aku tidak akan melakukan itu. Terakhir aku berperilaku seperti itu, Ryan menggendongku ke kamar mandi dan mengancam akan memandikanku. Ryan adalah orang yang sangat menghargai waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertemu dengan Creepy Pasta [Creepypasta x Black Wolf] - Black Wolf Season II
FanfictionTiga tahun sudah berlalu sejak aku mendapat petunjuk dari laki-laki yang ku cari - Ryan. Tapi... sejak aku berada di German, kabar tentang Ryan menghilang begitu saja. Aku malah bertemu dengan pembunuh-pembunuh berantai yang tidak biasa. Sepertiku...