--- Natasha Bleu's POV ---
Aku berjalan menuju kamar Jack, tapi dia tidak ada di sana. Jadi aku memutuskan untuk mencarinya di lantai satu. Saat menuruni tangga, aku mendengar suara kulkas yang terbuka. Lalu aku menengok ke arah dapur dan mendapati Jack yang sedang memasukkan ginjal ke dalam mulutnya.
"Jack." Panggilku. "Apa kita bisa mengobrol sebentar?"
Jack menjawab dengan anggukan, lalu memasukkan kotak plastik di tangannya kembali ke kulkas dan berjalan ke arahku. Aku menunggu agar kami bisa berjalan beriringan.
Sepanjang jalan, aku bisa merasakan degup jantungku sendiri. Aku kebingungan. 'Apa yang harus ku katakan padanya? Bagaimana caraku memulai percakapan ini? Bagaimana kalau dia menganggapku terlalu ikut campur...?'
Tanpa ku sadari, kami sudah ada di depan kamar Jack. Jack masuk terlebih dahulu dan duduk di kursi, sedangkan aku duduk di kasur seperti biasanya. Jack menatapku tanpa berkata apa-apa, menungguku mengatakan sesuatu. Aku mengumpulkan semua keberanianku dan mulai bertanya.
"Jack, saat kita berada di hotel... Kenapa kau menghentikanku?" Tanyaku. Ekspresi Jack berubah, memang tidak terlihat jelas, tapi dia jadi lebih tegang dari sebelumnya.
"Aku tidak ingin membuatmu takut." Jawabnya lirih.
"Kau kan bukan hantu atau kegelapan. Aku tidak akan takut." Ucapku sesantai mungkin, tapi ekspresi Jack tidak berubah. Dia mengalihkan pandangannya dariku dan tidak menjawab.
"Apa kau takut Jack?" Tanyaku. Aku merasa badan Jack sedikit bergerak karena terkejut, tapi dia menahannya. Sepertinya dugaanku benar. "Apa yang kau takutkan?"
Jack masih tidak menjawab. Dia kembali menatapku, tapi hanya terdiam. Aku juga tidak mengatakan apa-apa. Ku rasa hal ini terlalu berat untuk dibicarakan, jadi aku hanya akan menunggunya.
"Ekspresi ketakutan orang-orang..." Jawab Jack tiba-tiba. "Yang membuatku sadar bahwa aku mengerikan." Sambil berkata begitu Jack menaikkan hoodie-nya dan menunduk. Seakan tidak ingin terlihat olehku.
Jack yang selalu menutupi wajahnya karena merasa dia mengerikan... dan aku yang selalu menyembunyikan kemampuanku karena merasa aku adalah monster. Tidak sama tapi aku merasa ada kemiripan di antara kami berdua.
"Bagaimana kalau aku tidak takut?" Tanyaku. "Bagaimana kalau bagiku kau tidak mengerikan?"
Jack kembali menatapku, kali ini dengan wajah terkejut. Sebenarnya aku tidak yakin karena aku hanya bisa melihat mulutnya, tapi itu yang instingku katakan.
"Kau mau mencobanya? Kalau kau ragu. Aku akan menutup mataku."
"Bagaimana caramu melihat kalau kau menutup matamu?" Tanya Jack.
"Dengan tanganku." Ucapku sambil menggerak-gerakkan tanganku di udara.
Jack tidak berkata dia setuju atau tidak, tapi dia berpindah dari kursi ke kasur dan duduk di sebelahku. Dia menoleh ke arahku dan menunggu, jadi ku anggap dia setuju.
Aku mulai memejamkan mataku. "Tuntun tanganku kalau kau sudah siap." Kataku. Aku tidak ingin ditolak lagi seperti saat berada di hotel.
Satu menit berlalu, tapi Jack masih terdiam dan tidak melakukan apa-apa. Aku tahu dia masih berada di depanku karena bau tubuhnya yang masih pekat, tapi berada di kegelapan dan kesunyian membuatku sedikit tidak nyaman.
Tiba-tiba seutas kain menyentuh kulit wajahku. Aku sedikit terkejut, tapi kembali tenang begitu menyadari bahwa Jack sedang menutup mataku dengan kain hitam yang dia pakai sebagai pengganti topeng. Setelah itu, Jack mulai menuntun tanganku ke wajahnya. Dia menuntun tanganku ke pipinya, telapak tanganku yang hangat bertemu dengan kulit wajahnya yang dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertemu dengan Creepy Pasta [Creepypasta x Black Wolf] - Black Wolf Season II
FanfictionTiga tahun sudah berlalu sejak aku mendapat petunjuk dari laki-laki yang ku cari - Ryan. Tapi... sejak aku berada di German, kabar tentang Ryan menghilang begitu saja. Aku malah bertemu dengan pembunuh-pembunuh berantai yang tidak biasa. Sepertiku...