Part 7 - Aku Merindukanmu

107 51 11
                                    


--- Eyeless Jack's POV ---

Tok! Tok! Tok!

'Masuklah Jack.' Sahut Slenderman yang ku rasa ada di ruang kerjanya. 'Apa kau memiliki informasi baru mengenai Nona Bleu?' Tanyanya begitu aku menutup pintu.

"Dia memiliki kecepatan setara cheetah dan kekuatan setara singa. Sayangnya kemampuannya tidak terasah. Dia tidak memiliki pengetahuan bela diri sama sekali. Ada yang tidak tertulis di berkasnya, dia memiliki penciuman yang sangat tajam."

'Lalu?'

Aku ragu untuk melanjutkan pengamatanku. Aku tidak yakin dengan asumsiku atas apa yang ku saksikan di hutan kemarin malam.

"Saat Natasha melawan The Rake... Dia terlihat seperti orang lain. Seluruh kemampuannya meningkat, pertarungan terlihat seperti permainan baginya dan Ia terlihat sangat menikmati itu..." Sekilas aku teringat tawa dan senyum maniak Natasha saat bertarung dengan The Rake. "Dia terlihat seperti Jeff."

Slenderman hanya diam menatapku. Aku merasa bahwa dia sudah mengetahui semua ini.

"Apa Natasha memiliki kepribadian ganda?" Tanyaku.

'Terlihat seperti itu... Tapi tidak. Yang kau lihat adalah satu kepribadian, hanya saja dia tidak selalu menunjukkannya...'

'Jadi itu bukan kepribadian ganda, tetapi Ia hanya menggunakan topeng...'

'Bukankah semua orang begitu, Jack? Termasuk dirimu.' Aku tersentak. Bukan karena Slenderman yang menjawab batinku, tapi karna kata-katanya.

'Nona Bleu sudah bangun. Sebaiknya kau memeriksa keadaannya.' Perintah Slenderman.

Aku mengangguk mengiyakan perintah Slenderman dan hendak keluar, tetapi aku teringat sesuatu. "Siapa laki-laki yang mengantarnya ke sini kemarin?"

'Kau tidak perlu tau.'

--- Natasha Bleu's POV ---

Aku berlarian sambil menghindari lemparan bola tennis Ryan di taman belakang rumaku. Ini adalah salah satu permainan favorit kami yang diciptakan oleh papa. Cara memainkannya cukup mudah, aku tinggal menghindari lemparan Ryan. Jika aku berhasil menghindari semuanya, aku akan mendapatkan hadiah dari papa!

"Ryan, your shot is getting slow! (Ryan, lemparanmu semakin lambat!)" Teriakku mengejek Ryan.

"You are the one getting faster, princess. (Kaulah yang semakin cepat, tuan putri.)" Balas Ryan sambil tersenyum. Senyum lembut yang selalu menenangkanku.

Aku terus menghindari bola tennis-nya, hingga Ryan melempar bola tepat di depanku. Aku mundur untuk menghindari bola itu, tapi aku tidak memperhatikan selang di belakangku dan tersandung.

"You need to pay more attention to your surrounding, Princess. Are you okay? (Kau perlu memperhatikan sekelilingmu, tuan putri. Apa kau baik-baik saja?)" Tanya Ryan yang menghampiri dan mengulurkan tangannya untuk menolongku. Tapi aku tidak mengindahkan uluran tangannya. Aku melipat tanganku dan menunjukkan raut wajah kesal.

"Princess? (Tuan putri?)"

"You make me fall. (Kau membuatku terjatuh.)"

"Pfft!" Ryan menahan tawa melihat perilakuku yang kekanak-kanakan. Aku memang masih anak-anak, umurku saja belum ada 10 tahun. "I'm sorry, princess... Can you forgive me? (Aku minta maaf, tuan putri... Bisakah kau memaafkanku?)"

Aku mengalihkan pandanganku dan perpura-pura semakin kesal.

"Please? (Aku mohon?)" Ucap Ryan memohon. Aku meliriknya yang menampakkan senyum lembut khasnya. "I'll never do that again. (Aku tidak akan mengulanginya lagi.)" Kali ini Ryan mengelus-elus kepalaku.

Bertemu dengan Creepy Pasta [Creepypasta x Black Wolf] - Black Wolf Season IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang