--- Natasha Bleu's POV ---
Hihihi~
Aku menoleh ke kiri dan kanan, mencari seseorang yang mengeluarkan suara tawa itu.
Tap! Tap! Tap! Tap!
Seorang anak kecil berlari melewatiku. Rambut lurusnya yang berwarna coklat tua mengayun ke kiri dan ke kanan mengikuti langkah kakinya.
"Cyan tunggu!" Teriakku sambil mengejar anak itu. Aku yakin anak kecil itu adalah Cyan, saudara kembarku.
"Kejar Cyan, Syasya!" Balas Cyan sambil memanggilku nama kecil yang ku rindukan. Aku mengikutinya melewati taman bunga kesayangan mama. Masuk ke dalam rumah kami dan menuju kamar mama. Aku melihat Cyan masuk ke kamar mama, tapi saat aku mencari di sana. Dia tidak ada.
"Uhuk! Uhuk!"
"Cyan?" Aku keluar dari kamar mama dan menuju ke asal suara Cyan yang sepertinya berasal dari ruang tamu.
"Uhuk!" Darah mengalir di bibir Cyan dan membasahi tangannya. Aku langsung berlari menghampirinya.
"Cyan! Cyan kenapa?" Tanyaku dengan tangis membanjiri pipiku. Cyan terus terbatuk dan mengeluarkan darah.
"Astaga, Cyan!" Tiba-tiba mama datang dengan wajah pucat. Ia terlihat kaget melihat keadaan Cyan sekarang.
"Mama Cyan-"
"MINGGIR!" Tanpa mendengarkan ucapanku, mama mendorongku hingga terjungkal ke samping dan menghampiri Cyan. Aku sangat terkejut hingga tidak bisa berkata apa-apa. Mama tidak pernah kasar padaku sebelumnya... Tapi itu tidak penting, yang lebih penting sekarang adalah keselamatan Cyan.
"Ada apa ini?" Papa muncul dari lantai dua, aku langsung menghampiri papa dan meminta pertolongan.
"Papa! Papa! Cyan sakit! Sembuhkan Cyan papa!"
Papa menatapku tajam, membuatku berhenti berlari ke arah papa. "Apa yang kau lakukan pada mereka, monster?"
"A-a-apa yang papa katakan...?" Aku mundur selangkah demi selangkah, hingga terjatuh karena ada sesuatu menghalangi langkahku.
Seluruh tubuhku terasa dingin dan bergetar, sesuatu itu adalah tubuh mama dan Cyan yang diselimuti merahnya darah. "Ke-kenapa...?" Aku berusaha menggapai mereka, tapi mataku terpaku pada tanganku yang juga diselimuti darah.
'Apa aku yang...'
Ya, Natasha. Kau yang sudah membunuh mereka.
'Ta-tapi aku tidak-'
Tidak sengaja? Apakah itu sebuah alasan? Apa kau pikir mereka akan hidup kembali jika ini adalah sebuah ketidaksengajaan?
Aku berusaha mengatakan sesuatu, tapi pikiranku terlalu kacau. Bahkan aku tidak memiliki keberanian untuk memeluk mama dan Cyan sekarang. Yang dapat ku lakukan hanya menatap dan menangisi mereka dari kejauhan. Aku takut menyakiti mereka lebih dari ini.
Yang bisa kau lakukan...
Hanyalah menebus dosamu.
Bersamaan dengan hilangnya suara itu, seluruh cahaya yang ada di dunia ini seakan ikut menghilang.
"Nya-nyalakan lampunya..." Aku berusaha mencari adanya cahaya, tapi yang kulihat hanyalah warna hitam kegelapan. Dadaku mulai sesak dan nafasku mulai tersenggal-senggal.
"Kau telah membunuhku, Shasha..." Bisik Cyan dibelakangku. Suaranya sudah bukan suara ceria yang biasanya aku dengan, melain suara dingin yang sangat mengerikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertemu dengan Creepy Pasta [Creepypasta x Black Wolf] - Black Wolf Season II
FanfictionTiga tahun sudah berlalu sejak aku mendapat petunjuk dari laki-laki yang ku cari - Ryan. Tapi... sejak aku berada di German, kabar tentang Ryan menghilang begitu saja. Aku malah bertemu dengan pembunuh-pembunuh berantai yang tidak biasa. Sepertiku...