--- Eyeless Jack's POV ---
--- Kota di German, 01.00 AM
--- Mundur di hari pertama Jack pergiAku mengendap-endap dalam kegelapan dan menghindari siapa saja yang masih beraktifitas di jalanan. Aku harus melakukan itu karena kekuatan manipulasi Slenderman tidak bisa menjangkau tempat ini.
'Aneh... Sejauh ini tidak ada manusia yang terlihat. Tempat ini terlalu sunyi untuk sebuah kota.' Pikirku sambil mengamati jalanan. Aku mengabaikan kejanggalan itu dan kembali ke tujuan awalku, yaitu mencari tempat tinggal Ryan. Menurut alamat yang tercantum di berkas pemberian Slenderman, seharusnya tempat tinggalnya ada di... seberang jalan ini.
"Hei, nak. Apa yang kau lakukan di sini?" Tiba-tiba seorang pria paruh baya bertanya padaku. Aku tidak menoleh, aku tidak ingin mereka melihat wajahku...
"Hah, anak jaman sekarang memang tidak pernah memperdulikan keadaan genting. Ikut kami! Kami harus memulangkanmu!" Teriak pria itu padaku, tapi aku masih tidak bergeming. "Ck, anak ini-"
"Tunggu, Pak!" Seru seorang laki-laki dengan suara yang lebih nyaring. Aku melirik untuk melihat apa yang mereka lakukan. Dari pakaiannya, ku rasa mereka adalah polisi. "Jangan-jangan dia..." Laki-laki itu berbisik pada si pria paruh baya, tapi aku tidak dapat mendengarnya.
Setelah beberapa detik, pria paruh baya itu kembali berbicara padaku. "Nak, angkat tanganmu dan berbaliklah." Kedua orang itu menodongkan pistol padaku. "Kami hanya ingin memastikan apa kau adalah orang yang kami cari atau bukan, jadi tolong bekerjasamalah."
Dengan tenang aku mengangkat kedua tanganku dan berbalik. Wajah pria paruh baya itu terlihat waspada, sedangkan laki-laki di sebelahnya terlihat ketakutan. Bahkan dengan topengpun mereka masih menganggapku menakutkan...
"Buka topengmu secara perlahan dan buang ke tanah."
'Melihat topengku saja mereka ketakukan, bagaimana jika mereka melihat wajahku...?'
"H-HEI BUKA! KALAU TIDAK, KAU AKAN KU TEMBAK!" Teriak laki-laki di depanku dengan suara melengking. Aku menoleh ke arah laki-laki itu dan menatapnya. Dia terlihat sangat ketakutan hingga tangannya bergetar.
DOR!!!
"Apa yang kau lakukan?! Kita tidak boleh menembak orang sembarangan!" Teriak pria itu pada rekannya. Ku dengar rekannya meminta maaf dengan suara bergetar.
"Ugh!" Peluru laki-laki itu membuatku terjatuh dan mengenai topengku hingga pecah. 'Wa-wajahku terlihat!' Aku langsung menutupi wajahku dengan kedua tangan, berharap mereka tidak melihat wajahku yang mengerikan.
"Nak, kau tidak apa-apa?" Tanya si pria paruh baya sambil menyentuh bahuku.
"Jangan lihat..."
"Apa? Apa kau terluka?" Pria itu menarik tanganku.
"JANGAN LIHAT WAJAHKU!" Aku langsung mengambil pisau bedah di sakuku dan menyerang lehernya. Darah pria itu bertebaran di mana-mana, mengenai baju dan wajahku.
"Ugh- Huk!" Darah keluar dari mulutnya. Pria itu berusaha menutup lehernya yang juga mengeluarkan darah, tapi aku menyayatnya terlalu dalam, jadi itu tidak akan berhasil. Aku memeriksa topengku, untungnya hanya bagian bawahnya saja yang pecah. Wajahku masih tertutup dengan baik.
"H-Hiiiii! AAAAAAAAAAAA!!!" Laki-laki penakut yang menembakku berteriak kencang, membuatku sadar kalau dia masih ada di sini. Begitu aku menoleh padanya, dia berteriak semakin kencang dan lari. Aku tidak memperdulikannya, bau darah yang mengenai wajahku membuatku lapar...
Aku berjongkok dan mulai membelah perut pria itu dengan pisau bedahku. Sepertinya pisauku mulai tumpul karena belahannya jadi tidak lurus. Aku mulai merogoh isi perutnya dan memakan organnya satu persatu. Suhu tubuh pria itu menjaga organ dalamnya tetap hangat dan darah menambah rasa gurih yang sangat ku rindukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertemu dengan Creepy Pasta [Creepypasta x Black Wolf] - Black Wolf Season II
FanfictionTiga tahun sudah berlalu sejak aku mendapat petunjuk dari laki-laki yang ku cari - Ryan. Tapi... sejak aku berada di German, kabar tentang Ryan menghilang begitu saja. Aku malah bertemu dengan pembunuh-pembunuh berantai yang tidak biasa. Sepertiku...