Part 22 - Di Balik Topeng Biru

32 3 5
                                    


--- Natasha Bleu's POV ---

"Silahkan, Nona." Kata Bell Boy* sambil mempersilahkanku masuk ke kamar yang ku sewa dengan sopan. Dia menjelaskan fitur-fitur yan dimiliki kamar ini dengan cekatan. Fasilitas dan pelayanan hotel bintang lima tidak perlu diragukan lagi, apalagi aku menyewa kamar Presidential Suite.

*Bell Boy, seseorang yang bertugas untuk melayani tamu di hotel.*

"Jika perlu bantuan, Nona bisa menelepon resepsionis kami. Selamat malam." Ucapnya sebelum menutup menutup pintu kamarku. Tidak lupa aku mengucapkan terima kasih padanya. Kalau saja hotel ini memperbolehkan tamu untuk memberi uang tips, aku sudah memberinya banyak uang tips.

"Sekarang waktunya mandi~" Seruku riang sambil mengambil baju dari dalam koperku. Seharian tidak mandi setelah menyerang orang membuat tubuhku terasa lengket dan gatal. Aku sempat membersihkan tubuhku dengan air sebelum pergi ke Burger Queen, tapi tetap saja bau darahnya masih tercium.

Setelah makan, aku dan Jeff melewati game center tempat aku menyerang wisatawan-wisatawan bodoh kemarin. Ternyata Jeff benar, entah bagaimana caranya, Slenderman menghapuskan semua jejak penyeranganku. Tidak ada police line terpasang di sana, bahkan para pegawai yang kemarin ketakutan melihatku dengan riangnya menyapa seperti tidak terjadi apa-apa.

Kekuatan memanipulasi pikiran memang menakutkan...

'Kenapa dia tidak membunuhku dengan kekuatan itu?' Pikirku sambil menyalakan shower. Aku selalu berpikir bahwa tujuan Slenderman bukanlah membunuhku. Karena kalau iya, dia tidak akan menggunakan si kurcaci hijau itu. Dia bisa turun tangan sendiri, atau menggunakan seseorang yang pasti bisa membunuhku seperti Jeff.

Ku rasa tujuannya adalah mengacaukan atau mendesak mentalku. Tapi untuk apa?

'Mendesak pikiranku...' Aku menyandarkan keningku pada tembok di depanku. 'Apa Slenderman ingin-'

KRAK!!!

Aku langsung mematikan shower-ku dan mendengarkan sekeliling. Suaranya samar, tapi jika aku berkonsentrasi, aku bisa mendengar ada seseorang yang masuk ke kamarku.

Aku mengambil handuk untuk menutupi tubuhku. Lalu ku patahkan gantungan handuk stainless steel untuk ku gunakan sebagai senjata. Patahannya yang tidak rapi cukup untuk mengoyak kulit siapa pun.

"Ku harap seseorang benar-benar masuk ke dalam kamarku~" Gumamku sambil tersenyum. Aku langsung keluar dari kamar mandi dan mencari-cari mangsaku, hingga aku menemukannya duduk di kasur King Size-ku. Tanpa berpikir panjang aku langsung menusukkan senjataku padanya, tapi sayang dia memukul senjataku hingga berganti arah.

Aku hendak memukulnya, tapi dengan cepat dia mengambil senjataku dan melemparnya ke sembarang arah. Dia berdiri di hadapanku dan menatapku tanpa ekspresi. Aku mendongak agar bisa menatapnya balik. Matanya tertutup kain hitam yang diikat tidak terlalu kencang, menggantikan topeng yang sudah ku pecahkan.

"Aku kemari untuk bicara." Katanya dengan suara lembut yang misterius. Kini aku bisa melihat sebagian dari wajahnya. Menampakkan kulitnya yang berwarna abu-abu gelap karena tertutup hoodie dan gigi-giginya yang runcing.

"Aku tahu, Jack." Jawabku sambil tersenyum. "Atau kau juga ingin melakukan hal yang lain?" Aku menggoda Jack dan melingkarkan tanganku pada lehernya, tapi dia hanya diam. Tidak tersipu, tidak ada nafsu, hanya diam tanpa emosi seperti biasanya. Aku tertawa kecil, menertawakan diriku sendiri karena melakukan hal yang bodoh.

"Kau tunggu saja di sini, aku mau mengeringkan tubuhku dulu."

--- TIMESKIP ---

Aku duduk di kursi dekat kasur sambil meminum anggur yang disediakan pihak hotel. Aku sudah menawari Jack, tapi dia menolak. Dia bilang dia tidak bisa mengendalikan dirinya jika tidak sadarkan diri.

Bertemu dengan Creepy Pasta [Creepypasta x Black Wolf] - Black Wolf Season IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang