26

476 41 23
                                    

I hope you like and enjoy my story.

Happy reading!

~●~

"Bun, si kembar dimana?" Tanya Ayah, membuka obrolan di meja makan pagi ini. Ia memandang Bunda yang sedang menyiapkan sarapan, lalu memandang Reyond di sebelah depan kirinya.

"Kok tumben kamu gak sama mereka, bang?"

"Hm, gak biasanya mereka jam segini belum turun. Kamu samperin gih, bang." Suruh Bunda, ia sedikit khawatir dengan anak kembarnya.

"Masih siap-siap kali, Yah, Bun. Abang samperin dulu deh." Reyond bangkit dari duduknya dan berjalan cepat menuju lantai dua. Saat menyentuh tangga ke tiga, ia dibuat terkejut oleh adik kembarnya yang berlarian tergesa-gesa menuju dapur. Bahkan mereka melewati Reyond begitu saja.

Sadar dari terkejutannya, Reyond meneriaki adik-adiknya tersebut, "woi, jangan lari-lari. Riann, Rayaa."

"Buru-buru, bang." Teriak Raya kencang.

"Pagi, Yah, Bun." Sapa si kembar sesampainya di meja makan. Raya mengambil susu yang sudah disiapkan Bunda. Sedang Rian menyomot selembar roti tanpa selai.

"Pagi, sayang." Jawab Bunda.

"Kenapa baru turun?" Tanya Ayah, bingung melihat kelakuan kedua anaknya.

"Kita kesiangan, Yah." Sahut Rian, ia menelan roti tawarnya susah payah, lalu meminum susunya.

"Kita berangkat. Assalamualaikum." Mereka menyalimi tangan orang tuanya-dan Reyond yang baru datang setelah meneriaki mereka-bergantian.

"Eh, sarapan dulu, sayang." Cegah Bunda.

Raya yang sedang mengambil selembar roti menyahut panik, "Udah gak keburu, Bun. Maaf ya."

"Assalamualaikum." Mereka berdua berlari menuju pintu rumah.

"Waalaikumsalam."

"Hati-hati, sayang." Teriak Bunda saat mereka belum hilang terhalang pintu rumah.

~●~

"Pak, tolong bukain gerbangnya dong." Pinta Raya, melas-kepada satpam yang menjaga gerbang sekolah.

"Iya, Pak. Lagian kita baru pertama telat." Rian menyahut, mencoba membujuk.

Pak satpam menggelengkan kepalanya pelan, ia membukakan gerbang untuk mereka, "kalian tetap dihukum."

"Makasih, Pak." Kata Raya.

"Hukumannya apa?" Rian bertanya, siap menerima hukuman.

"Silahkan temui guru bk terlebih dahulu. Beliau yang ngasih hukuman buat kalian." Kata Pak satpam.

"Baik, Pak." Setelah itu, keduanya menuju parkiran untuk memakirkan sepeda motor, lalu bergegas menuju ruang bk.

Selama di jalan menuju ruang bk, muka Rian terlihat merasa bersalah. "Maafin gue ya, Ray. Gara-gara gue, kita jadi telat."

Raya menoleh, "Apasi. Gue juga salah kali, gue bangunnya kesiangan."

"Tapi kan, lo kesiangan gara-gara gue."

Raya✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang