I hope you like and enjoy my story!
Happy reading!
~●~
Raya menghembuskan nafas gusar, ia mencoba menenangkan kekhawatirannya, sejak sepulang dari mengantarnya pulang, Mondy tidak memberinya kabar. Padahal biasanya, cowok itu akan memberi kabar tanpa Raya minta.
Namun, bukan itu alasan Raya jadi segusar ini.
Masalahnya sudah dua hari Mondy tidak sekolah, tanpa ijin, dan tanpa memberinya kabar.
Tadi Raya sudah mencoba berpikir positive bahwa Mondy sedang sibuk ke rumah keluarganya, tapi pikiran itu tidak membuatnya berhenti memikirkan yang tidak-tidak tentang Mondy.
Sudah berulang kali Raya menepis pikiran buruknya. Tapi, pikiran-pikiran buruk lainnya berhamburan memeluk kepala Raya.
Di sekeliling Raya, ada sahabat-sahabatnya yang tak kalah khawatir dengan keadaan Mondy. Mereka juga tidak tahu alasan Mondy menghilang.
"Uda ada info?" Tanya Raya ke mereka.
Mereka menggeleng lemah. Raya mendongakkan kepalanya, menahan air mata yang akan meluncur dengan bebas.
Tidak adanya kabar dari Mondy membuat Raya mendadak jadi gadis cengeng.
"Mungkin Mondy ke rumah sodaranya, Ray. Terus hapenya mati atau rusak, bisa juga ilang. Positive thinking dulu ya." Ucapan Rani sama persis dengan pemikiran Raya tadi, namun itu tidak membantu Raya sama sekali.
"Lo uda telfon Mondy lagi, Ray?" Tanya Syifa, hati-hati.
"Gak diangkat."
"Trust me, Mondy pasti baik-baik aja." Rian mengusap bahu Raya. Ia bisa merasakan kegelisahan dan kekhawatiran Raya.
"I wish." Balasnya pelan.
"Kita ke rumahnya aja sepulang sekolah." Usul Aisyah.
"Kalo dia gak ada di rumah?" Angga menaikkan sebelah alisnya.
Aisyah menghembuskan nafas pelan, "Setidaknya kita uda usaha. Lagian, siapa tahu nanti kita dapet info dari orang yang ada di rumahnya?"
"Okey, kita ke rumahnya nanti." Ujarnya mantap. Ia melirik teman-temannya. "Kalo sampe dia ada di rumah dan baik-baik aja, ingetin gue buat tendang dia." Teman-temannya meringis mendengar ucapan Raya.
Bel berdenting, menandakan jam istirahat telah selesai. Raya dan teman-temannya berdiri lalu menepuk bawahan seragam yang kotor terkena debu dari tempat yang mereka duduki.
Mereka berpencar menuju kelas masing-masing. Namun sebelumnya, Rian menahan lengan Raya. Membiarkan teman-temannya berjalan meninggalkan mereka berdua.
"Don't cry. I'm here and I never lost you." Ujarnya sambil menatap Raya tepat di matanya.
"Gue gak tau apa-apa tentang Mondy, ada banyak hal yang gak gue ketahui dari dia." Mata Raya berkaca-kaca saat mengatakan itu.
"Kita semua." Ralat Rian.
"Tapi dia cowok gue. Gue berasa jadi pacar gak guna yang gak tahu apa-apa tentangnya." Ujar Raya, tiba-tiba ia menaikkan nada bicaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raya✔
Teen Fiction"Hidupnya yang dulu kelabu, menjadi mejikuhibiniu." Jangan lupa, setelah duka ada tawa, begitupun sebaliknya. Dan semua itu sebab Takdir Sang Pencipta. Cover by pinterest. © Fryanti Ishara Rifani, 2018.