I hope you like and enjoy my story!
Happy reading!
~●~
Pagi ini Raya sudah siap untuk berangkat sekolah, libur telah selesai, kini saatnya kembali ke aktivitas seperti pelajar pada umumnya.
Raya berangkat sekolah bersama Rian, menaiki motor sport berwarna hitam yang merupakan motor kesayangan Rian. Tiba di sekolah Raya langsung digiring untuk ke ruang kepala sekolah agar ditunjukkan ruangan kelasnya selama setahun ke depan.
Tanpa sengaja saat dalam perjalan menuju kelasnya, Raya bertemu salah satu sahabat Rian, "Raya." Sapa orang tersebut.
Raya tersentak kaget, "Eh, Hai. Mondy."
Mondy tersenyum, "Masuk kelas apa?"
"Sebelas MIPA dua." Jawab Raya, tersenyum juga.
"Kelas kita berdampingan, yaudah yuk bareng gue sekalian." Ujar Mondy, masih mempertahankan senyumnya.
"Boleh."
Selama perjalanan menuju kelas, Raya bertanya-tanya tentang sekolah ini, tentang bagaimana siswa-siswinya, cara mengajar gurunya, sampai tentang satpam sekolah.
"Satpam sekolah di sini itu ngeselin, jangan sampe elo berurusan sama dia. Masa' nih ya, gue baru telat sepuluh menit di suruh lari keliling lapangan sepuluh putaran. Uda ngalahin guru BK aja tuh satpam killernya." Ujar Mondy dengan ekspresi yang menggebu-gebu.
Raya tertawa, lantas bertanya, "Terus kalau misalnya telat lima belas menit apa iya di suruh lari lima belas putaran juga?"
Mondy menaikkan sebelah alisnya, "Bisa jadi sih." Raya terkekeh geli.
"Eh, uda sampe nih." Karena terlalu asik bercerita, mereka sampai tidak sadar sudah sampai di kelas 11 MIPA 2.
"Itu kelasnya, belajar yang bener ya!" Mondy tersenyum, tangannya bergerak menepuk kepala Raya yang terbalut jilbab.
Raya yang diperlakukan seperti itu tersentak kecil, "Eh, i-iya." Gagapnya, sambil tersenyum kaku.
"Bye." Mondy melambai dan berjalan menuju kelasnya, setelah tersenyum tipis melihat reaksi tubuh Raya.
Banyak yang ternganga kaget melihat sikap Mondy tadi, bagaimana tidak? Mondy yang biasanya bersikap tidak perduli dengan perempuan tiba-tiba memperlakukan Raya seperti itu. Diantara mereka banyak yang berpikir bahwa Mondy memiliki hubungan dengan Raya.
Raya mengangguk, lalu masuk ke dalam kelasnya. Saat masuk Raya berjalan agak menunduk, sifat pemalunya tiba-tiba muncul saat di tatap sedemikian rupa oleh anak-anak di kelas 11 MIPA 2.
"Raya sini." Ucap Rani sambil melambaikan tangannya, menyuruh Raya mendekat.
Raya mendongak, lalu tersenyum menatap Rani. Tanpa berkata apa-apa Raya berjalan menuju bangku Rani.
"Duduk di sini aja." Ucap Rani saat Raya telah sampai di bangkunya. Bangku Rani berada di barisan ke dua dari belakang. Kebetulan teman sebangkunya pindah sekolah. Jadinya dia bisa mengajak Raya duduk bersama.
"Gak ada pemiliknya?" Tanya Raya.
"Kalo ada, gue gak bakal nyuruh elo duduk di sini." Jawab Rani. Raya mengangguk sambil menggaruk tengkuknya. Rani terkekeh geli.
"Hallo Raya." Sapa Syifa, sambil tersenyum.
"Yoi, Syif." Raya membalas senyumnya.
Bangku Syifa terletak di depan bangku Rani dan Raya. Sehingga Syifa perlu membalikkan tubuhnya untuk menyapa Raya.
"Hai, gue Shasha." Teman sebangku Syifa mengulurkan tangannya, tak lupa dia juga mengeluarkan senyumnya, agar kesan pertama yang orang lain terima saat berkenalan dengannya tidak kelihatan buruk.
Raya tersenyum, "Raya."
Di sekolah ini, setiap siswa-siswi kelas 10 naik kelas, yang menjadi kelas 11, akan masuk di kelas yang sama seperti mereka di kelas 10 dulu. Misalnya, saat kelas 10 berada di kelas 10 IPA 1, maka kelas 11 dan 12 berada di kelas IPA 1 juga.
~●~
Hari pertama masuk sekolah biasanya KBM belum aktif, jadi Raya beserta sahabat-sahabat Rian yang otomatis menjadi sahabatnya berada di kantin.
Awalnya Raya, Rani, dan Syifa mengelilingi sekolah ini untuk diperkenalkan kepada Raya, dan setelah selesai berkeliling mereka langsung menuju kantin untuk membeli minuman. Di perjalanan mereka bertemu dengan Mondy, Rian dan Aisyah. Lalu mereka bebarengan menuju kantin.
Mondy, Rian, dan Aisyah berada dalam satu kelas yang sama, yaitu 11 MIPA 3.
"WOI!" Teriak Angga, dia melambaikan tangannya.
Mereka menoleh, lalu menghampiri tempat duduk Angga dan Ari. Mereka berdua sudah di sana sejak tiba di sekolah. Angga dan Ari ini berada di kelas 11 IPS 3.
"Dari tadi lo pada?" Tanya Rian sambil melangkahi kursi panjang yang akan di dudukinya.
"Iya." Jawab Angga, Ari mengangguk saja.
"Hai, Raya." Sapa Angga saat dia melihat Raya duduk di samping pacarnya.
Raya tersenyum, "Woi."
"Lo pada mau makan apa?" Tanya Aisyah.
"Gue minum aja deh." Jawab Syifa.
"Gue juga." Ucap Rani dan Raya. Bersamaan.
"Gue juga minum aja deh, masih kenyang." Sahut Rian. Semua mengangguk menyetujui ucapan Rian.
"Yaudah minum semua. Minum apa? Samain aja biar gak ribet." Ucap Aisyah.
"Jus aja." Kata Ari. Aisyah menoleh, lalu menaikkan sebelah alisnya, "Jus apa?"
"Alpukat." Sahut Raya.
"Okay, jus alpukat semua nih ya?"
"Iya."
"Ayo ikut gue." Aisyah menarik tangan Syifa.
~●~
Thanks for reading!
Hallo Zheyeng!
Puasa lancar?
Harus lancar meskipun tanpa orang spesial yang bangunin sahur ya!. Gak usah manja, emak lo yang biasanya bangunin lo sahur aja masih sering lo abaikan, segala minta dibangunin sahur Doi. Wkwk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raya✔
Fiksi Remaja"Hidupnya yang dulu kelabu, menjadi mejikuhibiniu." Jangan lupa, setelah duka ada tawa, begitupun sebaliknya. Dan semua itu sebab Takdir Sang Pencipta. Cover by pinterest. © Fryanti Ishara Rifani, 2018.