34

375 38 3
                                    

I hope you like and enjoy my story!

Happy reading!

~●~

"RAYAAAAAA."

"MALAIKATKUUUUU."

"PENYELAMAATKUUUU."

"RANIIIIII."

"SINI SINI GUE BAWAIN TASNYA."

"ALHAMDULILLAH KALIAN UDA DATENG."

Raya dan Rani memutar bola matanya malas. Sudah mengerti dengan tujuan mereka berteriak memanggil nama keduanya. Dengan kompak, Raya dan Rani mengeluarkan buku matematika yang langsung disambut riuh syukur dan rebutan oleh teman-teman sekelasnya.

"WOY, GUE DULU."

"ENGGAK ENGGAK, GUE YANG DAPET."

"ALASKA, BAGI BAGI KEK."

"TAU LO!"

"IYAIYA, SINI CEPET."

"WOY, JANGAN REBUTAN!! AWAS AJA LO PADA KALO BUKU GUE RUSAK!!" Teriak Raya kepada teman-temannya yang saling rebut bukunya.

"TENANG RAY, ENTAR DITULISIN ALASKA KALO BUKU LO RUSAK." Sahut Angkasa.

Alaska melotot tak terima, "KOK GUE ANJIR?!!"

"BERISIK!! MAU NYONTEK APA DEBAT KALIAN?!" Teriak Azura yang jengah dengan mereka. Gimana nggak jengah kalau Alaska dan Angkasa teriak tepat di samping kanan kirinya. Apa nggak budek tuh telinga Azura?

"IYA MAMAH." Jawab Angkasa dan Alaska serempak. Azura mendengus, lalu kembali menyalin jawaban milik Raya.

"WOY, BU MIKA OTEWEEE!!" Teriak Elang dari ambang pintu kelas.

Grasak-grusuk di kelas semakin terdengar tidak terkendali. Elang sebagai ketua kelas hanya menonton mereka sambil menahan tawa. Raya memicingkan matanya menatap Elang yang balas menatapnya, Elang meletakan telunjuknya ke bibir dan dibalas senyuman tertahan dari Raya.

"WOY, CEPET!"

"ALASKA MINGGIR LO GANTIAN."

"ANGKASA HATI-HATI DONG LO, NYORET NIH."

"VIRGOO PINJEM PUNYA LO." Shasha menghadang Virgo yang sudah selesai menyalin jawaban. Virgo memberikan bukunya sambil mewanti-wanti. "Jangan sampe robek."

"Iya-iya, tenang."

"AH ANJING GUE KURANG SATU."

"WOY GUE BELUM SELESE."

"LEOO MAU LO BAWA KEMANA ANJIR?!"

"LEO SINI NGGAK LO?!"

"LEO BALIKIN SAT."

"GANTIAN, GUE BELUM SAMSEK." Teriak Leo.

"YAUDAH DISINI AJA BARENG-BARENG." Teriak Syifa.

"OKEYYYY" Leo menyerah, lebih baik ia mengalah daripada dijadikan samsak oleh teman sekelasnya.

Beberapa menit kemudian mereka sudah selesai menyalin jawaban. Angkasa yang merasa janggal pun menatap Elang penuh selidik.

"Elang, tipu-tipu ya lo?!" Celetuk Angkasa.

"Mana Bu Mika? Kata lo otewe?" Sahut Antariksa.

Elang tertawa ngakak bersama Raya. Keduanya melakukan tos sambil tertawa puas.

"Bangke, lo berdua." Kata Alaska.

"Asem, tulisan gue jelek anjir. Tau gitu gue rapiin tadi." Dengus Shasha.

"Canda, guys. Hahah." Kata Elang dengan sisa tawanya.

"Elang." Panggil seseorang dari ambang pintu.

Sejenak, suasana kelas mendadak hening. Bahkan Angkasa yang sudah membuka mulut siap memberikan umpatan ke Elang pun cengo sambil menatap pintu.

Elang berdehem, "Kenapa, Ra?" Tanyanya ke cewek yang memanggil namanya.

"Tugas dari Bu Mika." Balas Aurora, datar.

"Oh," Elang menoleh ke Angkasa, "Sa, ambilin. Gue sibuk balesin chat nih." Elang menatap Angkasa penuh arti. Ia pura-pura sibuk dengan handphone-nya. Padahal mah nggak ada yang ngechat.

Angkasa mengatupkan bibirnya, ia melotot tajam pada Elang.

"Anying." Umpatnya tanpa suara sembari berjalan menghampiri Aurora. Mantannya.

Elang yang melihat itu tertawa pelan, "Semangat, ketemu mantan."

"Cie, Angkasa." Celetuk Azura.

"Kok mendadak kalem, Sa? Tadi aja teriak-teriak kek setan." Ledek Alaska.

"Sa, nafas. Jangan gerogi." Leo sudah tertawa-tawa gila dengan Atlantis.

"Sa, ambil tugasnya doang. Jangan ceweknya."

"Sa, kalem. Jangan malu-maluin gue lo."

"Sa, jangan ditatapin gitu dong Auroranya, gue cemburu." Antariksa nyengir.

Angkasa melotot ke arah teman-temannya. Mereka nggak tahu apa kalau dari tadi Angkasa gemeteran. Mereka pikir gampang ketemu mantan setelah ditolak berkali-kali saat diajak balikan?!

"Bu Mika kemana?" Tanya Angkasa tepat di depan Aurora.

"Rapat, nih tugasnya. Dikumpulin istirahat kedua." Aurora memberikan kertas tugas Bu Mika ke Angkasa sambil menatapnya datar.

"Thanks." Angkasa tersenyum tipis saat Aurora tidak menanggapinya, gadis dingin itu justru membalikkan badan, keluar kelas.

"Ra," Panggil Angkasa. Aurora menoleh. "Be carefully, Ra."

Aurora melengos dan menatap Angkasa tajam. Ia kembali melangkahkan kakinya keluar kelas.

"Be carefully, Ra." Celetuk Alaska mengikuti ucapan Angkasa sambil memonyongkan bibirnya.

"Yah, padahal belum ngucap maaf." Sahut Antariksa, tersenyum penuh makna ke Angkasa.

"Yah, ditolak lagi, padahal belum nembak lagi." Raya ikut-ikutan menggoda Angkasa.

"Perjuangin terus, Sa. Gue dukung." Kata Shasha.

"Yang cool dong lo, jan lembek gitu."

"Aurora mana mau kalo lo nggak serius."

"BACOT LO PADA!!" Teriak Angkasa. Mereka nggak tahu aja gimana perjuangan Angkasa untuk menarik perhatian Aurora kembali. Susah cuy, lebih gampang ngerjain soal fisika 50 biji dengan waktu 30 menit, daripada naklukin hati Aurora lagi. Kata Angkasa.

~●~

Thanks for reading!

Raya✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang