29

400 45 4
                                    

I hope you like and enjoy my story!

Happy reading!

~●~

Sepanjang jalan menuju kelas, Mondy tidak bisa tidak tersenyum senang.

Sejak semalam, bibirnya tidak berubah lengkungan. Tetap membentuk bulan sabit.

Bahkan dengan anehnya ia menyapa setiap siswa yang ia kenal.

Perubahan mendadak Mondy tentu menjadi tanda tanya besar di kepala siswa-siswi yang melihatnya.

Sejak setahun lalu Mondy bersikap dingin. Kini, sikap hangatnya kembali.

Karena perempuan itu, perempuan yang sudah merebut hati serta mengembalikan sikap hangat Mondy.

Jangan ngatain Mondy lebay. Kalian kalau dibalas perasaannya pasti akan melakukan hal yang sama, meski gak berlebihan seperti Mondy atau lebih parah darinya.

"Mon, sehat lo?" Tanya cowok yang baru saja disapa Mondy. Mondy hanya membalas dengan cengiran.

Cowok tadi menggelengkan kepalanya heran, tapi tak urung ia ikut tersenyum senang melihat Mondy yang dulu hangat sudah kembali.

"Gue ikutan seneng deh kalo lo seneng." Cowok itu menepuk pundak Mondy dua kali.

Mondy masih tersenyum, "Thanks."

"Woy, Mon." Teriak seseorang dari belakangnya. Di ikuti derap langkah beberapa orang. Mondy membalikkan tubuhnya. Ia semakin tersenyum lebar melihat ada gadis yang membuatnya tersenyum sejak semalam.

"Hai, pacar!" Mondy melambai pada gadis itu.

Beberapa siswa di koridor yang mendengar sapaan Mondy terkejut bukan main.

"Beneran jadian, anjir." Kaget Syifa. Di sampingnya Aisyah dan Rani melongo melihat Raya yang tersenyum malu-malu.

"Oh, ini alasan elo senyum-senyum dari tadi." Cowok yang menepuk pundak Mondy mengangguk-angguk sambil tersenyum paham.

"Longlast, ya."

"Gimana ceritanya?" Tanya Ari, ia melompat di samping Mondy. Angga yang gak mau ketinggalan berada di sisi satunya. Syifa dan Aisyah berjalan mundur di depan Mondy. Raya, Rian serta Rani mengikuti di belakang.

"Kalian gak mau ikutan mereka?" Tanya Raya, ia memandang Rian dan Rani bergantian.

Rani menggeleng, "Gue percaya kok kalo lo beneran jadian sama Mondy."

"Apalagi gue yang liat langsung." Sahut Rian.

"Terkaget-kaget gue." Lanjutnya terbahak.

Raya melotot kesal. "Kang ngintip."

"Gak sengaja, anjir." Elaknya.

Raya mencibir.

"Gimana si, Mon gimana?" Desak Syifa.

"Kepo."

"Cerita! cerita! cerita!" Angga menggoyang-goyangkan lengan Mondy.

Mondy mendengus, "Mau gue traktir gak?"

Reflek, teman-temannya mengangguk semangat. Bahkan Rian dan Rani berseru antusias, "Mau!"

Mondy tersenyum miring, "Yaudah, gak usah kepo."

"Mondy, ih." Teriak Syifa dan Aisyah, bebarengan.

"Gak asik lo." Cibir Angga.

Mondy mengabaikan mereka. Ia menarik lengan Raya, berjalan beriringan menuju kelas sambil tersenyum melihat Raya.

"Ngapain si senyum-senyum?." Raya mendorong pelan muka Mondy.

"Gak masalah dong. Senyumnya sama pacar sendiri ini."

"Apaan? dari tadi senyum sama cewek lain." Gerutu Raya. Mondy tersenyum menggoda.

"Cemburu ya?"

"Enggak."

"Iya, gausah boong."

"Enggak, apaan si?" Raya menepis pelan jari Mondy yang mencolek lengannya.

"Ih, lucu banget. Pacar siapa si?" Tanya Mondy, pura-pura tidak tahu.

"Caesar Hito." Celetuk Raya, asal.

"Kebetulan muka gue mirip dia."

"Iya," jawab Raya, Mondy tersenyum jumawa.

"Dilihat dari langit." Raya tertawa senang melihat ekspresi kesal Mondy.

"Ih, gitu aja kesel." Goda Raya.

Mondy bersedekap dada, ia mencebikkan bibirnya. "Gak usah ngajak ngomong. Aku ngambek."

Raya tertawa melihat ekspresi Mondy. "Oh, pake aku kamu ya sekarang."

"Dibilang jangan ngajak ngomong." Mondy memberengut.

Raya menaikkan sebelah alisnya. "Siapa yang ngajak ngomong. Pede banget." Ledek Raya.

"Uda sana masuk kelas. Katanya ngambek." Raya mengusir Mondy. Ia gemes sekali dengan cowok satu itu.

Maunya apa? Bilang ngambek, tapi nganterin ke kelas.

"Gue mau mastiin elo sampe kelas dengan aman."

"Gak jadi ngambek ni?"

"Ngambeknya ditunda dulu." Raya tertawa.

Bisa gitu ngambem ditunda? Dasar Mondy.

"Uda sampe, balik sana." Sesungguhnya Raya risih dilihatin teman-teman sekelasnya sedari tadi.

"Iya. Nanti pulang bareng gue." Ujarnya mutlak. Raya mengangguk. Mondy membalikkan tubuhnya untuk keluar dari kelas Raya.

"Mau kemana, Mon?" Tanya Antariksa.

Mondy menoleh, "Baliklah."

"Kok mau yang modelannya kek Raya si, galak gitu?" Celetuk Angkasa, kurang ajar.

Mondy tersenyum, "Gimana ya, yang galak tapi bikin sayang cuma dia doang."

~●~

Thanks for reading!

Raya✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang