I hope you enjoy and like my story.
Happy reading!
~●~
"Ray, ngadep sini dong." Pinta Mondy.
Raya yang dipanggil, menoleh ke arah Mondy.
Cekrek.
Raya tersentak, "eh,"
Beberapa detik kemudian dia tersadar sesuatu, "cantik gak gue?" Tanyanya antusias, kepalanya menengok ke kamera yang dipegang Mondy, ikut mengintip fotonya.
Mondy tersenyum puas melihat hasil bidikannya. "Elo selalu cantik."
"Dari dulu kali." Jawabnya percaya diri. Mondy tersenyum tipis, tangannya mengelus lembut kepala Raya.
"Liat dong." Raya meraih kamera dalam genggaman Mondy. Mondy menyerahkannya dengan senang hati.
Raya terpukau, "wah, bagus banget."
"Entar kirimin ke gue, ya."
"Okey. Tapi gak gratis." Jawab Mondy tersenyum jahil, bersamaan dengan tangannya yang menerima uluran kamera dari Raya.
"Kalo gitu, lo ngambil foto gue tanpa ijin juga gak gratis." Angkuh Raya.
"Okey. Lo minta apa?" Tanya Mondy, santai.
Raya menempelkan punggungnya ke pagar pembatas di koridor depan kelas. Dengan agak menjulurkan kakinya ke depan, Raya meletakkan kedua tangannya di pagar tersebut.
"Gue minta foto itu gratis." Raya tersenyum miring.
Mondy menaikkan sebelah alisnya, lalu sedikit menyunggingkan bibirnya. "Okey, ada syaratnya."
Raya mendelik, "Dih, lo kok gitu si?!"
"Entar malem siap-siap gue jemput." Setelah berkata yang membuat Raya sedikit terkejut, Mondy berlalu begitu saja meninggalkan Raya yang tersenyum tipis.
~●~
Sepanjang perjalanan menuju rumah Raya, Mondy tersenyum tipis. Pikirannya membayangkan hal yang akan ia lalui berdua dengan Raya.
Sesampainya ia di depan rumah Raya, ia membuka kaca helmnya tanpa melunturkan senyuman tipisnya. Ia menyapa satpam yang menjaga rumah Raya, "Selamat malam, Pak."
Pak satpam tersenyum, ia sudah hapal dengan Mondy. Karena Mondy sering bermain dengan Rian bersama Angga dan Ari. "Den Riannya baru aja keluar."
"Saya mau jemput Raya, Pak. Bukan ketemu Rian."
Pak satpam tersenyum maklum, dia juga pernah muda. "Mari masuk. Non Raya, ada di dalam." Ia membukakan gerbang yang menghalangi jalan.
"Makasih, Pak." Kata Mondy.
~●~
Raya menerima uluran helm yang diberikan Mondy, dia segera memasangnya. Dan segera naik motor dengan pundak Mondy sebagai pegangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raya✔
Підліткова література"Hidupnya yang dulu kelabu, menjadi mejikuhibiniu." Jangan lupa, setelah duka ada tawa, begitupun sebaliknya. Dan semua itu sebab Takdir Sang Pencipta. Cover by pinterest. © Fryanti Ishara Rifani, 2018.