Hurt
*
*
*
*
*Cahaya matahari masuk melewati jendela kamar Tag yang telah terbuka lebar membuat namja itu sedikit membuka matanya
" Eung... " Tag menoleh ke sampingnya yang kosong. Sepertinya Nayeon sudah berangkat kuliah karena ia tau kalau Nayeon ada kelas jam 8 pagi.
Tag merenggangkan ototnya sambil menguap lebar
" Hmm... Gue laper isshhh, " gumam Tag sambil mengelus perutnya
Namja itu berjalan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Dan beberapa saat kemudian ia sudah keluar dengan lebih segar dan wangi. Ia juga sudah mengganti bajunya dan mengenakan celana levis hitam
Setelah dirasa cukup, Tag turun ke lantai bawah sambil menjinjing tas dan mendapati rumahnya yang kosong. Tumben sekali Bunda tidak ada di rumah?
Tag berjalan malas menuju dapur lalu menemukan sticky notes di pintu kulkas yang baru akan dibukanya untuk mengambil minuman dingin
Dear Taek
Bang, Bunda ke supermarket bentar gula sama kopinya habis. Terus beberapa keperluan lainnya juga uda mau abis
.
Tag meletakkan sticky notes itu di meja makan lalu mengambil beberapa potong kimbab yang ia yakin Nayeon yang membuatnya karena rasanya sangat lezat. Bukan berarti kimbab buatan bundanya tidak enak. Kimbab Bunda tetap jadi yang terbaik, tapi kimbab Nayeon selalu jadi yang paling baik dari yang terbaik bagi Tag.
Setelah menghabiskan lima potong kimbab, Tag meraih tasnya kembali yang sempat ia letakkan di meja lalu mengambil kunci motornya.
Tag mengunci rumahnya dengan cermat, memastikan kompor mati, dan lampu mati lalu meninggalkan kunci rumah di rak sepatu.
" Hmm... Gue nggak sempet denger suara lumba-lumba Pyo tadi pagi, " gumam Tag sendu. Yahh, meskipun Tag benci suara Pyo yang melengking, tidak bisa dipungkiri ia sudah terbiasa mendengar teriakan Pyo pagi-pagi dan omelan Pyo saat dia menjaili adiknya itu. Makanya karna pagi tadi ia kelelahan dan jatuh tertidur, ia jadi tidak bisa menjahili adik bontotnya
Tag berjalan ke arah motornya dengan sesekali berpikir bagaimana nanti kalau dia uda nikah sama Nana dan tinggal di rumah berbeda dengan bundanya. Mungkin dia akan berteriak kebosanan atau menyemangati anaknya agar cepat keluar dan bisa dijailinya(?)
Hmm... Tag bahkan masih memikirkan hal itu sampai motornya sudah melesat di antara keramaian kota.
Saat lampu merah, Tag tak sengaja melihat seorang anak kecil yang berjalan riang menyusuri trotoar sambil membawa komik.
Tag jadi ingat masa kecilnya dulu. Saat ayahnya masih hidup. Dulu, ayah selalu membelikan Tag seri komik terbaru kalau Tag berhasil mendapat nilai sempurna pada mapelnya. Hingga saat ini komik itu masih ia simpan baik-baik di rak bukunya. Seri komik itu runtut dari vol. 1 sampai yang terakhir vol. 125.
Tag memang maniak komik. Apabila dia sudah digabung dengan ayahnya, maka mereka berdua akan jadi seperti teman kalau sedang berargumentasi mengenai komik. Berbeda dengan Pyo yang suka memasak seperti Bunda. Dia sangat tidak akrab dengan peralatan dapur. Pernah dia mencoba menggoreng telur saat kelas tuju, tapi jarinya malah ketumpahan minyak panas dan berakhir ia tidak mau menyentuh peralatan masak yang sampai saat ini masih membencinya :v
Lampu berubah menjadi hijau, dia kembali melajukan motornya bersama dengan pengendara lain. Sebenarnya saat ini Tag sedang ingin berguling-guling di kasur. Tapi mengingat Nayeon ada si kampus membuatnya berangkat dengan harapan bisa melihat wajah manis calon istrinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fault || ft.Son Youngtaek 🔞✔ #wattys2020
FanfictionAwal yang pahit bukan berarti akhirnya akan pahit juga. Bisa jadi awal yang pahit adalah pintu menuju sesuatu yang manis Begitu pun awal yang manis tak harus berakhir dengan manis. Kalau memang hilang rasanya makan hanya akan menyisakan rasa hambar ...