66

149 4 0
                                    

Marahan berujung raungan tengah malam

*
*
*
*
*

Jam dinding sudah menunjukkan pukul sebelas malam tapi Bongjae masih belum kembali dari tadi siang. Tzuyu yang masih terjaga jadi gelisah. Apa kesalahannya sebesar itu sampai-sampai Bongjae tidak mau kembali? Atau jangan-jangan namja itu sudah kembali ke Seoul?

Jujur saja selama di Jeju mereka tinggal di vila Joochan tapi hanya barang mereka yang disana, selebihnya para pemilik sibuk menunngu Chae di kamar rawatnya.

Tzuyu semakin gelisah kalau jam dinding nyaris menuju pukul dua belas malam. Bukan apa, Tzuyu tau kalau jam segitu adalah jam dimana Bongjae minta jatah atau minimal hanya minta cium bibir selama beberapa detik lalu tidur. Tzuyu nggak rela kalau Bongjae mencium wanita lain apalagi melakukan ‘itu’ dengan wanita selain dirinya.

Tzuyu menahan napas kala melihat waktu yang kurang beberapa detik lagi menuju tengah malam. Jantungnya berdetak kencang dengan lantunan doa dalam hatinya yang terdalam. Kalau begini jadinya ia pasti lebih memilih menjauhi Dr. Oh setampan apa pun dia.

Cklek.

Pintu kamar rawat terbuka menampilkan Bongjae yang terlihat sangat berantakan. Sweater dan rambutnya tampak kusut juga aroma alkohol yang menguar begitu kuat dari tubuh namja itu sampai tzuyu harus menutup hidungnya karena tak terbiasa dengan bau menyengat itu.

“ B-bong... ” panggil Tzuyu yang dibalas dengan senyum nakal dari Bongjae.

“ Hey, Tzuy. Gimana sama Dokter tadi? Haha uda disentuh sampe mana? Hm... Uda dimasukin juga pasti haha ” ucap Bongjae melantur yang hanya ditanggapi dengan diamnya Tzuyu.

“ Gue bener kan? ”

“ Pasti bener! Dia pasti bilang lo sempit kan? Haha emang dasar jalang ya tetep jalang! Nyesel gue pernah nanem benih dalem rahim jalang lo itu ” racau Bongjae tanpa henti yang semakin menyakiti Tzuyu tapi gadis itu berusaha terlihat baik-baik aja karena tau pacarnya itu sedang mabuk dan penyebab Bongjae mabuk adalah dirinya. Karena tingkah genit yang sepertinya enggan menjauh dari tubuhnya.

“ Tadi berapa ronde? ”

“ Kenapa diem aja? ” suara Bongjae sedikit meninggi.

“ JAWAB GUE BANGSAT! ” bentakan Bongjae itu berhasil mengagetkan seluruh orang yang ada di dalam kamar rawat kecuali Chae. Untunglah malam itu orang tua Chae memutuskan istirahat di vila jadi mereka tak harus menyaksikan sifat Bongjae yang satu ini.

Nayeon yang ada di sebelah Tag ingin membela Tzuyu tapi ditahan oleh suaminya. “ Biar mereka nyelesein masalah mereka sendiri ”

Tzuyu masih diam menatap Bongjae dengan mata bergetar.

“ Berapa ronde BITCH!? ” bentak Bongjae lagi membuat keheningan semakin mencekam.

Tzuyu akhirnya tak bisa menahan air matanya lagi. Kristal air itu jatuh mengaliri pipinya. Tzuyu ikut jatuh ke lantai dan berusaha meredam isakannya dengan menggigit bibir bawahnya.

Bongjae yang awalnya dipenuhi kabut amarah kini menatap sendu gadisnya yang sedang menangis di lantai. Bongjae berjongkok di depan Tzuyu lalu mengusap kepala gadisnya lembut.

“ Maaf. ” desis Bongjae pada akhirnya setelah membiarkan hatinya merasakan rasa sakit lebih dalam ketika melihat gadisnya menangis karena dirinya.

Tzuyu mendongak.

“ Aku... Em-mang murah... Bong... Ka-mu ga pan-tes dapet ja-lang kayak ak-ku... ” suara Tzuyu terdengar parau sarat akan kesedihan dan  kecewa yang dalam.

Fault || ft.Son Youngtaek 🔞✔ #wattys2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang