BONCHAP 1

173 7 5
                                    

BONG JAEHYUN

*
*
*
*
*

Sesosok pria dengan mata sipit yang bermanik biru safir baru saja keluar dari sebuah cafe di ibu kota Canada dengan tangan yang membawa laptop juga beberapa buku dalam pelukannya. Tatapan matanya tajam dan datar tak seperti dirinya yang dulu. Ransel hitam tersampir di bahunya dengan sedikit berantakan karena langkahnya yang sedikit terburu seperti dikejar waktu.

Langkah kakinya berjalan menyusuri trotoar dengan cepat tanpa mengalihkan pandangan matanya dari kumpulan kertas yang akan ia jadikan bahan untuk sidangnya. Di tengah jalan dia tak sengaja menubruk seorang wanita membuat kertas dalam genggamannya jatuh berhamburan dengan tubuh wanita itu yang jatuh terduduk.

“ Yak!! Don't you have eyes?!  Can you focus on your path?! ” wanita itu mendongak lalu terpaku menatap pria yang balik menatapnya sarat akan kerinduan. Buru-buru ia bangkit. Tapi saat ia akan pergi, langkahnya dihentikan dengan gerakan tiba-tiba dari pria itu. Tubuhnya limbung ke dalam pelukan pria itu.

“ Tzuyu... ” lirih pria itu berbisik. Tubuh wanita itu menjadi sedikit tegang. Wanita itu sedikit mendorong dada sang pria agar melepas pelukan. “ Sorry Mister. You got the wrong guy. ” ucap wanita itu sopan.

“ Kalo gue salah orang kenapa muka lo tegang? ” tanya pria yang masih keukeuh mencekal pergelangan tangan si wanita.

Wanita itu mendongak menatap pria di depannya dengan mata yang menyiratkan luka mendalam.

Tes

Pria itu kembali menarik tubuh si wanita dalam dekapannya. Membiarkan wanita itu menumpahkan segala kesedihan yang ia rasakan.

“ Lo gak bener-bener bisa pergi dari gue, Tzu. Dan gue juga tau lo gak sama Mark. ”

Wanita itu enggan menanggapi ucapan si pria. Dia sudah tertangkap basah. Itu karena Mark yang memutuskan menikah tiga tahun lalu di Korea dan mengundang Tag. Tentu saja ia yakin Tag udah ngasih tau pria yang masih mendekapnya ini kalau pengantin wanitanya bukan dia. Bukan Choi Tzuyu.

“ Tapi gue udah punya anak, Jae. ” desis Tzuyu membuat pria itu melepas pelukannya. Ia menatap Tzuyu lekat lalu menampilkan senyum lembutnya.

“ Anak kita. ” ucap Bongjae yakin. Kedua tangannya menangkup pipi Tzuyu lalu mengusap air mata wanita itu dengan ibu jarinya. Tzuyu mengangguk samar membuat senyum mengembang di bibir Bongjae.

“ Gue tau lo gak bener-bener minum obat itu. Ketemu Mark aja cuma sekali di London, dan keseharian lo juga sama gue. Masa iya lo sempet minum obat itu. ”

“ Lo percaya sama gue? ” tanya Tzuyu ragu. Ia tak percaya Bongjae akan dengan mudah mempercayainya sekalipun ia tau dan yakin seratus persen kalau anak yang baru ia lahirkan dua setengah tahun lalu adalah benih yang ditanam Bongjae.

“ Lebih dari diri gue sendiri ” ucap Bongjae dengan senyum. Bongjae menautkan jemari mereka, mengurai pelukan lalu menarik Tzuyu pergi. Selama perjalanan ia sama sekali tak menghilangkan senyum dari wajahnya. Wajah tampannya terlihat berseri.

“ Kita mau kemana, Jae? ”

“ Kampus. Temenin aku sidang, ya? Nanti abis sidang aku pengen ketemu sama anak kita ” jawab Bongjae dengan mata menatap Tzuyu lekat. Wajah Tzuyu tersipu mendengarnya. Ia yakin nanti Mama dan Papa akan sangat senang mengetahui Bongjae mau menerimanya yang meninggalkan pria itu secara tiba-tiba.

.
.
.

Bongjae menekan bel apartemen Tzuyu. Beberapa saat kemudian pintu terbuka menampilkan sosok wanita paruh baya.

Fault || ft.Son Youngtaek 🔞✔ #wattys2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang