68

119 4 0
                                    

Don't Leave Me

*
*
*
*
*

Jam dinding menunjukkan pukul dua belas malam kala monitor yang mendeteksi detak jantung Chae meraung kencang membuat Joochan yang tidur telungkup di tepi ranjang terbangun dan menegakkan punggung. Dengan cepat tangannya menekan tombol darurat di atas nakas untuk memanggil dokter dan beberapa saat kemudian Dr. Oh dan beberapa suster berhamburan masuk ke dalam ruangan.

Joochan segera menghubungi kedua orang tua Chae juga anak Golden yang ada di vila. Kaki Joochan tak bisa diam sedari terjaga tadi. Dia sudah mondar-mandir di depan sofa menunggu dokter dan para suster di depannya memeriksa Chae.

Lima belas menit berlalu tapi Dr. Oh belum juga selesai dengan aktivitasnya.

Cklek.

Pintu kamar terbuka menampilkan wajah cemas kedua orang tua Chae dan juga anak Golden yang nyaris semuanya berwajah pucat. Bahkan Bunda, Pyo, dan seorang pria juga ikut masuk dengan wajah tak kalah pucat.

“ Gimana, Chan? ” tanya Nayeon pada Joochan yang nyaris menangis. Tag mengelus punggung Nayeon agar sedikit bersabar dan menepuk pundak Joochan, menguatkan pemuda itu.

“ Gatau, Na. Cheche masih diperiksa sama dokter. ” jawab Joochan dengan suara parau. Mama Chae sudah banjir air mata dalam pelukan Papa Chae.

“ Maaf tuan, nyonya. Apa ada yang bernama Hong Joochan? Nona Chae ingin berbicara dengannya. ” ujar Dr. Oh sopan.

Tanpa basa-basi lagi Joochan menghampiri ranjang Chae diikuti Mama dan Papa gadis itu, Bunda, Pyo, dan pria tadi. Anak Golden juga berkerubung rapi di belakang keenamnya. Chae menatap sayu ke arah Joochan dan sedikit mengedarkan pandangannya. Dia tersenyum lemah menatap semuanya.

“ Joochan... Aku mau pamit yaa... Maaf nggak bisa ngewujudin mimpi kita untuk bersama... ” disitu air mata Joochan sudah luruh tak tertahankan.

“ Mama... Papa... Jangan sedih... Chae gapapa ” senyum Chae makin lemah membuat semua yang ada disana merasakan sakit.

“ Nana... Yang kuat yaa... Jangan nangis cuma gara-gara aku... ” suara Chae nyaris habis tapi tetap dipaksa berbicara.

“ Semuanya... Makasih udah mau jadi sahabat Chae... Bang Tag... Makasih udah sayang Chae... Pyo sama Bunda juga makasih banyakkk... Jeonghun... ”

“ Iya, kakk ” pria tadi yang ternyata adik dari Chae pun mendekat. Jeonghun meraih tangan Chae untuk digenggam dengan erat.

“ Jagain Mama sama Papa, ya? Buat kakak... ”

Ruangan itu sepi. Tak ada yang bersuara. Hanya terdengar isak tangis. Semua merasa lidahnya sangat kelu untuk berkata-kata. Joochan memaksa mulutnya bergerak.

“ Che... Kamu gabole pergi... Demi Mama, Papa, aku, adik kamu, dan semuanya. Sahabat-sahabat kamu. Kita keluarga. Kamu sayang kita semua kan? ” ucap Joochan dengan air mata yang sudah banjir.

“ Aku... Minta maaf... Aku sayanggg banget sama kalian... Aku beruntung kalian datang di saat terakhirku... Maaf... Mama... Papa... Jeongie... Aku sayang kalian... Nayeon... Bunda... Pyo... Aku juga sayang kalian... Para abang dan Bomin... Makasih, aku sayang kalian... For last... ” Chae menjeda ucapannya. Dia menatap Joochan lagi lebih dalam. “ Joochanie... Saranghae... ” Chae kembali tersenyum dengan mata yang mulai terpejam dan monitor kembali meraung kencang.

Fault || ft.Son Youngtaek 🔞✔ #wattys2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang