Maria Ilona

1.2K 102 0
                                    

Sore itu, langit begitu mendung. Tak menampakkan cahaya jingga di langitnya. Senja yang indah tampak begitu gelap. Mungkin hujan akan segera turun sebentar lagi. Seorang gadis muda bergegas merapikan bajunya. Ia memasukan baju putihnya ke dalam tas. Kemudian mengenakan sebuah topi rajut di kepalanya.

"Sudah hampir pulang?", Tanya seorang wanita paruh baya dengan bahasa Rusia yang begitu fasih.

"Da, mem", jawabnya.

"Bud' ostorazhen v puti, Ilona. Langit mungkin sebentar lagi hujan"

"Spasibo tebe"

Gadis itu tersenyum. Kemudian berlalu dari sana. Ia melangkah dengan langkah kecil-kecil. Rambutnya keriting dengan warna pirang khas orang Rusia. Cantik sekali. Mata hijaunya berkeling seperti zambrut permata yang begitu berkilau. Maria Ilona, gadis berumur 19 tahun itu berjalan diatas tanah berdebu seorang diri. Tangan kanannya mengadah. Kemudian ia menatap langit. Rintik air hujan rupanya telah jatuh ke bumi. Angin mulai berhembus. Sedikit kencang. Menimbulkan dingin yang tak karuan. Gadis itu bergegas dengan cepat. Rumahnya sedikit jauh dari sana.

Sebenarnya, dia tidak tinggal di rumah. Melainkan di gereja. Ia mengabdi kepada gereja sejak usianya masih sangat muda. Mungkin 10 tahun. Usianya kini sudah menginjak 19 tahun dan dia tengah memutuskan untuk menjadi biarawati. Ia akan pergi ke rumah sakit, mengurusi orang-orang disana kemudian kembali ke gereja. Terkadang, dia juga akan mengajar anak-anak di sekolah sana. Sekolah yang dekat dengan markas tentara. Ada hal yang mengenang disana. Bahkan ia habiskan seluruh masa kecilnya disana.

Masa kecilnya terlalu rumit. Sejak bayi, dia telah di tinggalkan kedua orang tuanya. Ayahnya adalah seorang tentara Rusia yang gugur ketika bertugas. Sedangkan ibunya meninggal ketika baru saja melahirkan Ilona ke dunia ini. Menjadi yatim piatu serta tak memiliki siapapun, membuat Ilona harus menjalani masa pertumbuhannya di panti asuhan. Hingga ada seseorang yang mengambilnya dari sana untuk di adopsi.

Tapi malangnya, Ilona kecil tidak di adopsi dengan baik. Ia justru menjadi korban dari human trafficking. Ia di jual di pasar gelap. Membuat Ilona kecil terbuang jauh ke Lebanon. Hidupnya terluntang-lantung. Dia tak memiliki siapapun yang menjadi keluarganya. Padahal saat itu, usianya baru menginjak 7 tahun. Tapi nasib membuatnya bertemu dengan seorang pria baik hati.

Sampai sekarang, ia tak pernah melupakan jasanya. Ilona menyebutnya papa soldier. Papa soldier yang membantu gadis cilik itu. Mencari asal usulnya. Bahkan membantu menangkap sindikat perdagangan manusia itu. Masa keciln Ilona dihabiskan dengan berada di lingkungan itu. Ia belajar banyak tentang seni militer serta kesehatan. Hingga tiba waktunya, papa soldier nya juga harus meninggalkan dirinya. Pulang ke negaranya dan bertemu keluarganya.

Gadis itu tidak bisa mengelak. Sebab, ia tahu papa soldier nya tidak mungkin membawanya pulang ke negaranya. Tapi ia cukup berterima kasih kepada laki-laki baik hati itu. Jika mungkin tak ada papa soldier yang membantunya, Ilona tidak akan tahu siapa dia, orang tuanya, asal-usul nya serta nasibnya yang sekarang tidak bisa dipastikan. Mungkin dia akan mati karna organ tubuhnya di jual atau mungkin dia akan di jual sebagai pemuas nafsu laki-laki. Ia bersyukur tak mengalami itu. Ilona tidak pulang ke negara asalnya, sebab kewarganegaraannya telah berpindah sebagai warga Lebanon. Mau tak mau, suka tak suka ia harus menjalaninya apa adanya.

Hari semakin gelap. Langkah kaki gadis itu mulai di percepat. Sebenarnya, trauma masa kecilnya masih terbayang-bayang sehingga Ilona takut kegelapan. Apalagi dia seorang diri. Tak ada siapapun yang menemaninya saat ini. Rasa takut mulai menelusup. Membuatnya berjalan semakin gugup. Semakin tergesa-gesa. Tak melihat lingkungan di sekitarnya.

Ciiittttt!!!!!

Mobil pick up TNI mengerem dengan cepat. Hampir saja Setya menabrak seseorang di depannya. Ia segera turun. Seorang gadis tengah meringkuk disana. Ia meringkuk sangat ketakutan. Tentu saja. Siapa yang tak takut jika nyawanya hampir saja hilang di renggut sebuah mobil. Ini sesuatu yang sama sekali tidak lucu.

Benteng Merah PutihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang