40

1K 125 8
                                    

Cue !

.

.

.

💜💜💜

"Woah, jinjja ! Kau yang menyuruhku untuk tinggal disini !" Kata Geongmin dengan pupil yang melebar.

Sembari berjalan dengan memegang tali Rapmon, Namjoon mengatakan pembelaannya, "I know it. Tapi, tidak bisakah kau isi kulkas itu dengan makanan kesukaanku ?"

Geongmin menghentikan langkahnya yang diikuti oleh sang kakak, "Kim Namjoon-nim, aku bahkan tak sempat pulang tepat waktu dari kampus apalagi harus berbelanja di supermarket. Kenapa tidak kau titipkan saja pada eomma ?"

Namjoon menghela nafas kasar, "Aku selalu lupa. Lagi pula eomma tak pernah memberi tahuku kalau pergi ke supermarket"

Geongmin mendecak. Baru saja keduanya akan keluar dari sebuah gedung beberapa tingkat, Geongmin menggumam, "Menyuruhku berbelanja tapi tak pernah memberiku uang belanja"

Gumamannya itu sengaja ia sedikit kuatkan agar Namjoon mendengarnya dan ternyata berhasil. Lihatlah reaksi Namjoon sekarang.

"Pardon me ???" Ucap yang lebih tua.

"Mwo ?"

Sekali lagi, Namjoon menghela nafas, "Ya ! Aku mentransfernya baru-baru ini kepadamu. Lupa, eoh ?"

Geongmin menjentikkan jarinya, "Majja ! Kau mentransferku uang ! Aku lupa itu !" Katanya. Sejurus kemudian, matanya menajam menatap sang kakak, "Geundae.. Itu untuk membayar tagihan awal listrik dan air apartment-mu. Lupa, eoh ?!"

Mata sipit itu berkedip beberapa kali, "Begitukah ?"

"Begitukah ?" Cibir Geongmin lalu lanjut berjalan meninggalkan Namjoon dan Rapmon, "Sudahlah ! Kau memang tak bisa ku andalkan sebagai oppa"

"Ya ! Ya ! Geongmin-ah. Oppaga mianhae. Ya ! Tunggu aku"

Namjoon akhirnya dapat menyusul si adik. Lirikan tajam Geongmin perlihatkan. Kemudian, ia sambar tali Rapmon untuk ia ambil alih, "Sudahlah, Joon. Kita akhiri saja hubungan ini. Aku lelah dengan sikapmu. Aku tidak bisa mempertahankan hubungan sepihak denganmu"

Mendadak seluruh motorik Namjoon terhenti, otak pintarnya harus mencerna maksud si adik saat kekehan terlontar setelah mengucapkan beberapa kalimat pendek tadi. Setelah pemrosesan di otaknya berhasil, Namjoon baru sadar jika dirinya kembali ditinggalkan oleh si adik, "Mwonya ?? Ya ! Anak nakal ! Kemari kau !"

"Wahh... Monie-ya, kita dikejar zombi !! Lari !!"

Belum juga jauh dari gedung yang baru saja mereka lalui, langkah keduanya memelan saat dua orang berbeda gender berdiri disamping mobil mewahnya.

"Haruskah suamiku membeli satu tingkat lagi untuknya ?" Kata sang wanita dengan outfit blazer dan celana yang berwarna maroon, ditambah dengan kacamata hitam besar, tas mewah berwarna yang sama dengan heels-nya yaitu hitam dan berdiri dengan tangan yang menyilang sembari memperhatikan gedung yang baru saja dua Kim itu keluar dari dalamnya.

"Iya, Nyonya. Putri nyonya harus memiliki privasi yang bagus. Salah satu caranya itu" ucapnya setuju.

"Hmm.. nanti aku katakan kepadanya"

Namjoon dan Geongmin sedikit membungkuk menyapa kemudian lanjut berjalan. Namjoon mengenakan maskernya namun ia turunkan hingga dagu sehingga wajahnya bisa dikenali siapa saja.

HELLO, MASTERNIM ! [NAMJIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang