Chapter 16 - Pantai

121 53 15
                                    

#LoveYouReaders

"Jadi begini, sebenarnya peresmian Cafe ini sehari setelah peresmian di butik. Seperti halnya kamu, saya ditunjuk sebagai penanggungjawab di Cafe, walaupun saya bukan siapa-siapa Mr.Arvin. Mr.Arvin sangat meyakini bahwa Cafe ini akan lebih ramai daripada butik, ya kalian tau sendirilah siapa saja yang biasanya ke butik, sedangkan Cafe bebas didatangi anak muda sampai dewasa.

Mr.Arvin pikir saat mengelola cafe ini akan membuat salah seorang dari kalian menjadi repot. Makanya Mr.Arvin ingin kalian berdua mengelola cafe ini. Sebenarnya uang dari hasil cafe dan butik diberikan pada orang kepercayaan Mr.Arvin. Jadi yang sebenarnya masuk ke rekening kamu Nessa, bukan hasil cafe, tapi butik.

Jadi saya berterus terang pada Mr.Arvin agar salah satu diantara kalian menjadi partner saya, dan ternyata yang terpilih, kamu Nessa. Sebelumnya Mr.Arvin tak mau memberitahu tentang butik ini, karna beliau takut kalian akan menolak pemberiannya, mengingat cafe saja mungkin hadiah besar bagi kalian atau karna kalian masih sekolah.

Tapi akhirnya Mr.Arvin mengambil keputusan tepat, agar butik ini dikelola oleh Nessa." jelas Fathin panjang lebar.

Drrrtt..!!
IPhone Olyn bergetar membuat sang empu dengan cepat merogohnya. "Sebentar saya mau angkat telpon." ujar Olyn tanpa menunggu jawaban dari yang lain.

"Hal-"

"..."

"Ya!"

"..."

"Iya, Tai! Budeg lu!" setelah itu Olyn mematikan sambungan telponnya.

"Siapa yang-"

"Tai gue yang telpon, gue balik duluan, lo mau bareng atau ga?" ujar Olyn memotong perkataan Nessa.

"Yaiyalah Echa mau balik, kan Olyn yang jemput, Olyn yang nganter!" sewot Nessa pada Olyn.

"Gue bilang dari sekarang. Gue ga bisa anter lo sampe rumah. Kalo lo maksa, nanti suruh aja tai gue yang anterin lo!" balas Olyn.

"Iihhh masa tai Olyn sih! Tai Olyn kan bau! Lagipun tai mana bisa bawa mobil. " sahut Echa polos.

"Arggh! Serah lo ah! Ikut gak?!" detik kemudian Nessa langsung mengangguk. "Mbak Ghea Mbak Fathin, kita duluan ya." ujar Olyn dengan senyum ramah dan diikuti oleh Nessa.

"Manis." jawab Fathin sepelan mungkin namun masih terdengar oleh Ghea.

"Cewek cuek emang gitu kali mbak." jawab Ghea.

"Ekhem, kamu Ghea felichia, SDN 01 Nusa Bangsa bukan?" tebak Fathin tiba-tiba.

"Eh? Iya. Kok mbak Fathin tau?" tanya Ghea penasaran.

"Nahkan. Sama sahabat sendiri lupa." ujar Fathin lagi.

"Siapa sih?" tanya Ghea. Fathin menyuruh Ghea untuk tunggu sebentar dengan bahasa isyarat. Fathin mengeluarkan foto dari dompetnya, tampak disana anak SD yang saling tertawa tanpa disadari.

Itu adalah foto mereka berdua, yang difoto diam-diam oleh ortu Fathin.

"Itu siapa? Adek mbak ya? Atau anak mbak?" tanya Ghea lagi.

"Lucu banget lo, sumpah." ujar Fathin tertawa geli. Ghea hanya mengernyit heran lalu mengambil foto tersebut. Ghea sangat ingat itu adalah fotonya dengan sahabatnya, Fathin.

"Ah iya! Aku ingat! Kamu Fathina Zhelya kan??" tebak Ghea langsung.

"Nah pinter!" setelah itu mereka saling berpelukan, saling melepas rindu.

"Aaaaa Kangen, Na!" ujar Ghea, Ghea memang sering memanggil Fathin, dengan sebutan Nana." ujar Ghea.

"Gue yang lebih kangen sama lo! Dari tadi gue tahan-tahan tau, apalagi sifat lo yang sok formal tadi." sahut Fathin seraya menghapus sedikit genangan air di pelupuk matanya.

What Is Love? [COMPLETED]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang