Epilog

197 32 32
                                    

Holla gaess!👋🏻

Tak terasa sudah di penghujung chapter!

Terima kasih buat kalian yang selalu ngedukung aku sampai akhir, huu aku sayang kalian!🤧

H A P P Y — R E A D I N G — Y A — G A E S S — L O V E — Y O U — R E A D E R S ❤

🍫🍫🍫

"Close your eyes." Olyn menurutinya.

Aska membuka kotak itu, lalu memakaikan kalung itu ke leher jenjang Olyn.

"Open your eyes." Olyn membuka matanya perlahan.

"Ini—"

"Gue belum selesai," potong Aska

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue belum selesai," potong Aska. "Kalung ini memang sederhana, ini kalung khusus yang mama gue kasih, buat orang yang bener-bener sayang sama gue, kalo kita gak jodoh, maka gue akan rela bangun setiap malam, ngebujuk Tuhan biar bisa ganti nama lo di Lauh Mahfuz."

"Kalung ini sebagai bukti cinta gue ke elo, kita gak perlu pacaran, lo cukup jaga hati buat gue, hargai gue sebagai masa depan lo, begitupun dengan gue," lanjut Aska.

Olyn memeluk Aska dengan menangis terharu, "makasih Aska, thanks for everything, i love you my future," bisik Olyn pelan.

"I love you more, sweetie. Thanks juga, karna lo udah ngejagain mama gue."

"Woy! Gue jomblo nih! Ga ada hati ya lo berdua!" Olyn melepaskan pelukannya, menghapus sisa-sisa air matanya, ia sangat malu. Disana sudah berdiri Pedro, Robert, Ryo, Bryan, saudara dan sepupunya, serta—mama Aska yang sedang tersenyum senang. Entah sejak kapan mereka masuk ruangan.

"M—maaf," Olyn menduduki karna malu, siapa yang tidak salting saat dilihat seperti itu.

"Maaf buat apa?" tanya Aska lembut. Olyn merutuki pernyataannya tadi, buat apa pula dia minta maaf? Olyn menggigit bibir bawahnya, menahan rasa malu yang menjalar dalam tubuhnya.

"Olyn..." Olyn mendongak saat Pedro mendatanginya.

"Kenapa, Ro?" tanya Olyn heran.

"Gue minta maaf, semua ucapan yang keluar dari mulut gue selalu nyakitin hati lo, gue gitu karna—"

"Karna apa?"

"Karna gue cuman mau yang terbaik buat sahabat gue, gue cuman mau lo buktiin ke gue, kalo lo pantes buat, Aska. Maaf kalau cara gue salah," sambung Pedro.

Olyn tersenyum menanggapi Pedro. "Lo gak marah?" tanya Pedro.

"Kenapa harus marah? Justru gue salut sama lo, lo tipe sahabat yang peduli sama sahabatnya sendiri, ya—meskipun cara lo nunjukin itu, salah. Oke gue ralat, bukan salah sih, tapi berbeda."

What Is Love? [COMPLETED]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang