Chapter 10 - Manusia Es Muka Datar

164 70 28
                                    

#loveYouReaders

"Hey!" bukan, itu bukan suara Vero, melainkan suara Bryan. "Itu adek lo, Ver?" tanya Bryan pada Vero dengan pandangan yang masih menatap Olyn tanpa kedip.

"Iyalah, yakali pembantu gue masih muda belia." jawab Vero sekenanya seraya menatap Olyn yang masih berdiri di tangga tanpa berbalik.

"B-" jawab Olyn. Entahlah, Olyn sangat sensitif sekarang. 'Olyn sabar yaa, cewek jutek, eh bukan, eh cantik harus sabar.' batin Olyn dengan menghela napas panjang.

"B? B apa? Bryan? Lo manggil gue?" tanya Bryan kepedean.

'Idihh, apaan sih tu cowok, gue kan cuman bilang bangsat aja tadi, kok dia kegeeran sih? Ewh!' batin Olyn dengan menghentakkan kakinya lalu berlari menuju kamarnya, sesampainya di kamar, Olyn langsung menuju kasur, namun sebelum itu menyempatkan untuk mengisi daya IPhone-nya.

"Eeh Olyn! Gue belum selesai ngomong!" teriak Bryan saat melihat Olyn berlari ke kamar.

"Udahlah. Lo ngapain sih? Lo suka sama adek gue?" tuduh Vero langsung. Bryan terdiam cukup lama. "Yang lain kalian silakan duduk dulu, gue mau ngomong sama Bryan." ujar Vero pada teman-temannya yang lain.

Vero membawa Bryan keluar dekat pintu, agar lebih leluasa untuk bicara sesuatu. "Lo ngapain bawa gue kesini? Tujuan awal kita kesini ngapain?" tanya Bryan mengalihkan topik.

"Lo ga usah ngalihin topik. Lo suka sama adek gue?" tanya Vero to the point.

"Kalo iya kenapa?" tanya Bryan balik.

"Ingat Yan! Lo masih punya Rhisa! Lo mau mainin hati adek gue? Gue ga mau liat adek gue sedih lagi! Udah cukup masalalunya yang buat dia jadi pribadi yang cuek gini. Cukup!" terang Vero pada sahabatnya itu.

"Ver! Lo tau ga bakalan tau gimana rasanya ditinggalin gitu aja tanpa sebab! Salah? Kalo gue coba ngelupain dia? Toh belum tentu dia mau balik ke gue! Siapa tau dia udah nemuin cintanya disana!" jawab Bryan serius.

"Iya, gue tau Yan-"

"Lo tau darimana?? Lo aja pacaran cuman sekali, itupun karna tantangan! Lo ga bakal pernah tau bagaimana rasa cinta itu sendiri. Lo tu jomblo! Ga usah sok nasihatin gue. Gue tau mana yang terbaik buat gue." ujar Bryan memotong ucapan Vero.

"Iya gue jomblo. Gue tau. Ga usah diperjelas. Lagian lo sahabat gue, makanya gue berani nasihatin lo, kalo lo bukan siapa-siapa gue, najis banget gue mau ngomong sama lo. Intinya jangan pernah nyakitin adek gue atau lo ga bakal liat dunia ini lagi untuk selamanya." ujar Vero santai namun berisi ancaman didalamnya.

Setelah itu mereka berpelukan ala cowok, lalu masuk ke dalam rumah. Semua yang dilakukan mereka tidak lepas dari pandangan Olyn. Ya, Olyn sedari tadi berdiri di balkon kamarnya.

Awalnya Olyn tidak tertarik, tapi karna mendengar suara Vero, akhirnya ia melihat ke bawah, tepat dimana Vero dan Bryan berada. Olyn sedikit bingung saat mendengar nama seseorang, yaitu Rhisa.

Nama itu seperti tak asing baginya, namun Olyn sadar, pasti ada banyak orang yang memiliki nama itu. Olyn memilih masuk ke kamarnya dan melanjutkan tidurnya.

📖📖📖

Saat ini menunjukkan pukul 9 kurang 10 menit. Olyn berjalan melewati koridor setelah dari pustaka. Sebenarnya Olyn bersama Nessa, tapi Nessa bilang mau ke toilet dan menyuruh Olyn duluan.

Bukk buk!!
"Auw!" ringis Olyn saat tak sengaja disenggol oleh anak cowok yang berlari-lari. Olyn tak peduli itu abang kelas atau bahkan seangkatan dengannya, yang pasti lututnya sakit saat ini. Dapat dipastikan bentar lagi membiru atau memerah.

Olyn dengan cepat mengumpulkan buku yang dipinjamnya dari pustaka sebanyak 5 buah, buku itu semuanya berkaitan dengan kimia, karna guru Pak Zen tidak masuk selama 2 minggu, dan meninggalkan tugas. Olyn dan Nessa berencana membuat semua tugas itu selesai, tanpa niat menumpukkan tugas seperti temannya yang lain.

Pada saat Olyn mengambil buku kelima ada tangan kekar yang juga mengambil buku itu, Olyn terkejut lalu melepaskan genggamannya dari buku itu. Cowok itu mengambil buku Olyn dan meletakkannya di atas buku Olyn yang sudah disusunnya.

"Lo ga kenapa-napa kan?" tanya cowok itu.

'Gapapa apanya ini lutut gue sakit ogeb!' batin Olyn, namun entahlah kepalanya malah menggeleng.

"Yaudah, gue duluan." ujar Aska dengan nada dingin berlalu pergi. Olyn melongo menatap punggung Aska yang kian menjauh. 'Ih! Bukannya bantuin malah ninggalin!' batin Olyn memekik dengan posisi masih duduk di lantai koridor.

"Hohh! Yaampun Olyn! Saking ga maunya ninggalin Echa sendiri, Olyn rela duduk di lantai koridor??" pekik Nessa saat melihat Olyn terduduk di lantai koridor.

"Eh kutu badak! Gue tu tadi jatoh karna disenggol ya, bukan karna nungguin lo!" balas Olyn seraya berdiri dengan mengambil 2 buku. "Noh lo bawa tiga buku, kaki gue sakit." ujar Olyn lalu berjalan mendahului Nessa.

Nessa menoleh ke arah kiri tempat anak 10 IPA 3 belajar, dan ia terkejut karna melihat mereka sudah berdiri di tepi jendela, menyaksikan apa yang terjadi padanya dan Olyn tadi. 'OMG! Pasti karna Echa toa banget tadi!' batin Nessa.

Nessa mengambil buku itu lalu lalu menoleh ke arah mereka yang masih menatap Nessa dengan tatapan meledek. Memang di kelas ini tidak ada guru, jadi mereka lebih leluasa mau ngapain. "Apa kalian liat-liat!" bentak Nessa lalu berlalu pergi.

"Olyn kenapa ninggalin Echa sih!" kesal Nessa saat ia berada di tempat duduknya. Nessa mendengus kesal karna Olyn pura-pura tidak mendengarnya. "Ihh kesel deh." gumam Nessa dengan memanyunkan bibirnya.

"Rasa kesel lo ga sebanding sama gue ya! Jangan bersikap seolah-olah lo paling kesel disini." sahut Olyn. Nessa langsung kicep.

"Olyn...kenapa kesel?" tanya Nessa dengan susah payah, huhh Nessa seperti melihat macan ngamuk yang berusaha tenang sekarang.

"Lo tau gue ditabrak, dan lutut gue sakit sampe sekarang. Trus tadi si- manusia es muka datar itu bukannya bantuin malah ninggalin!" jawab Olyn apa adanya.

"Hohh! OMG! Manusia es?? Muka datar?? Ada yaa?? Dimana Lyn?? Cowok apa cewek? Kalo cowok, dia ganteng gaa? Kalo cewek, bodoamad. Hehe." tanya Nessa beruntun, yahh sifat bar-bar Nessa keluar lagi deh.

"Cowok lah." jawab Olyn

"Kenalin dong. Namanya siapa sih?" ujar Nessa dengan puppy eyes-nya.

"Gue aja belum kenalan sama dia. Setau gue namanya Aska." jawab Olyn sekenanya.

"Nah makanya! Nanti kita kenalan sama dia yuk, Lyn! Olyn ga bawa bekal kan? Sekalian kita makan di kantin, gimana?" tawar Nessa.

"Wahh boleh juga tuh, tumben otak lo encer." jawab Olyn seraya tersenyum manis dan melanjutkan belajarnya.

"Woyy Olyn senyum!" ujar Ryo pada temannya. Temannya itu mengikuti arah pandang Ryo yaitu ke Olyn, siapa sangka sang ketua kelas diam-diam menyukai cewek jutek itu?

#ThorThorThor🎉🎉🎉

Kira-kira Aska mau ga ya temenan sama Olyn?? Ayo tebak!

Holla guys😇
Semoga kalian suka ya sama cerita aku😊
Jangan lupa vote and comment yaa😄
Kalo ada typo bilang!🔥
Jangan jadi silent readers, oke?👌
Pencet bintangnya ga sampe 2 detik kan? Terimakasih:)

See you next chapter🙌🙌

12.21

What Is Love? [COMPLETED]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang