Chapter 37 - Zora

95 35 7
                                    

#LoveYouReaders😄
#HappyReading😍

"Sebenernya arti cinta itu apa, bang? Kenapa yang gue dapet cuman luka jika mengenalnya? Disaat gue liat orang lain sweet sama pasangannya, kenapa gue malah nangis kek gini? Kenapa gue sakit karna cinta itu, bang?"

"Gue juga ga tau pasti, Lyn. Yang jelas cinta itu tentang rasa. Jika perasaanmu terbalaskan, disana cinta itu membuat hatimu bahagia. Sebaliknya, jika cintamu bertepuk sebelah tangan, cinta itu membuatmu sakit." jelas Bryan dengan senyum tulus.

"Kenapa orang jatuh cinta itu bahagia? Jatuh bukannya sakit ya? Kenapa namanya bukan bangun cinta aja?"

"Hehehe!" Bryan terkekeh pelan mendengar penuturan Olyn. "Kenapa namanya jatuh cinta itu bahagia? Karna dia merasa cintanya telah jatuh pada orang yang sesuai dengan tipenya. Coba bayangin cintanya bangun ke orang yang tepat, nah lho? Itu gimana menurut Olyn?" jelas Bryan lagi. Entahlah-dia sendiri tak tau mau ngomong apa.

"Kata siapa gitu, Bang?"

"Kata hati abang lah!" sahut Bryan percaya diri. "Jadi Aska kenapa tadi marah-marah?"

"Kok lo tau?"

"Gue sempat nguping di kelas sebelah hehe"

"Dia salah paham, bang... Dia ngira gue pacaran sama anak Berliana. Padahal dia itu cuman mantan gue, gue bolehin dia pegang tangan gue untuk terakhir kalinya, karna dia janji ga bakal gangguin gue lagi," jelas Olyn seraya menunduk.

'Nahkan, Ka! Lo itu salah paham!' batin seseorang yang tak sengaja lewat di depan UKS, setelah tau itu Olyn, ia langsung merekam cerita Olyn lewat handphone-nya. Untung dia datang tepat waktu, karna sewaktu merekam suara, Olyn ingin menceritakan masalahnya. Setelah itu, orang itu beranjak menemui Aska.

"Masalah lo ga terlalu besar, Lyn. Lo ga pantes sedih kek gini." komen Bryan. Olyn mendongak menatap manik mata Bryan. Olyn kira Bryan akan menertawakannya, tapi salah-ia dapat melihat keseriusan dimata Bryan.

"Maksud lo?"

"Cinta lo terbalaskan, Lyn. Yang tadi cuman salah paham semata, lo bisa nyeleseiin itu, dan buat hubungan lo sama dia membaik. Beda sama gue, cinta gue ga terbalaskan. Emang salah gue sih, karna jatuh cinta sama orang yang mencintai orang lain. Ya, sampai kapanpun belum tentu dia mau sama gue." ujar Bryan tersenyum miris.

"Ekhm, yaa lo harus berjuang dong bang! Perjuangin cinta lo!" ujar Olyn memberi semangat.

"Gue jamin dia bakal perjuangin cinta dia buat orang lain, Lyn. Gue ini apalah, hanya sebatas sampah kuaci di dalam laci," ujar Bryan ngawur namun terdapat keseriusan di dalam kata-katanya.

"Emang siapa sih yang buat seorang Bryan nyerah gitu aja?" tanya Olyn penasaran.

"Dia anak X IPA 1, inisialnya L."

"L? Lala? Lisa? Lorenzo?" tanya Olyn dengan mengangkat satu alisnya.

"Akhirnya O,"

"Ooh Lorenzo..."lirih Olyn.

"Bukan,"

Olyn segera mengangkat wajahnya, tampak keningnya berkerut.

"Orang itu lo," jawab Bryan dengan nada datar.

SKAKMAT.

Olyn terkejut untuk beberapa saat, namun raut terkejut itu ia rubah menjadi raut wajah khawatir, sedih, takut menjadi satu.

"Bang... Maaf, gue belum bisa balas perasaan lo, lo benar, gue... Emm..."

"Udah, gapapa santuy aja sih. Lo udah gue anggap sebagai adek gue sendiri." ujar Bryan tersenyum paksa. Sebenarnya sakit saat mengatakan 'adek' disana, hatinya benar-benar menolak, karna ia ingin lebih dari itu. Tak mungkin ia paksakan, jika bahagia Olyn bersama orang lain, lalu apa haknya?

What Is Love? [COMPLETED]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang