Chapter 47 - Aska kecelakaan

110 39 28
                                    

#HappyReading👌🏻
#LoveYouReaders😻

Olyn memakai baju kaos putih dilengkapi dengan kemeja kotak-kotak warna hitam putih untuk bagian luar, tentu dengan kancing yang lepas. Tak lupa celana jeans, sepatu sneakers berwarna putih, oh jangan lupakan topi putih yang melekat dikepalanya.

Ia memasuki mobilnya, entah mau kemana, yang jelas ia ingin menenangkan pikirnya, jika berada di rumah terus, ia bisa-bisa jadi mati kebosanan.

🧡🧡🧡

Aska terbangun dari tidurnya, badannya terasa pegal-pegal. Bagaimana tidak? Dia semalaman duduk lalu tertidur di sofa. Lihat, si Alva kampret temannya itu tak peduli sama sekali, bahkan si Alva itu tidur di kamarnya, tanpa mempedulikan tuan rumah. Ck. Tipe sahabat bangke emang.

Jam menunjukkan pukul 09.20, Aska benar-benar tak peduli dengan sekolahnya sekarang. Dia menuju kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya.

Setelah itu dia memakai kaos oblong ditambah hoodie-nya yang berwarna hitam, lalu jeans panjang berwarna dongker, ia mengambil kunci motornya lalu melesat keluar rumah, entah kemana tujuannya nanti.

🥀🥀🥀

Olyn keluar dari mobil dengan menyandang tas kecilnya yang berwarna biru. Ia berjalan menuju tepi danau. Dia sendiri juga tak tau kenapa ia melangkahkan kakinya kesini, itu sama saja dengan mengingat kenangan bersama Aska. Dimana dia dan Aska sama-sama terhanyut dalam perasaan yang sama.

Dia mulai membuka tasnya, mengambil buku diary, dan juga penanya. Dia membalikkan halaman demi halaman untuk mencari bagian yang kosong, tentu saja ia ingin menuliskan sesuatu yang akan terlintas di otaknya nanti.

Dear Diary,

Lagi.
Ya, lagi.
Dan...
Kenapa?

Kalian bingung ga si gue nulis apa?
Haha... Kalian bingung atau engga, gue ga peduli.
Karna pada dasarnya memang begitu,
Jika hati ini sudah lelah, maka ia hanya mengucapkan kata-kata singkat.
Karna, buat apa menjelaskan jika tak ada yang mau mendengarkan?

Hah.. Lagi-lagi gue ngelantur.
Gue heran deh sama orang-orang.
Gue kasih hati kesini malah dipatahin,
Ngasih hati kesana malah disia-siain.

Gue kira,
Aska ga akan nyakitin gue, sesuai sama apa yang dia bilang dulu.
Eh ternyata...
Apa benar? Semua omongan lelaki itu tak dapat dipercaya?
Apa benar semua omongan lelaki itu manis di mulut, namun pahit saat dibuktikan?

Ternyata benar, ga ada orang yang bisa kamu percayai di dunia ini, kecuali dirimu sendiri.
Jika mengingat kenangan manis itu, bawaannya pengen ketawa ya?
Merasa bodoh banget ga sih?
Percaya aja gitu sama omongan buaya. Haha.

Eh wait deh
Disisi lain, hati gue ngebrontak kalo gue ngatain dia yang engga-engga.
Ya, secara kan, wajar aja Aska bersikap kek gitu.
Masih SMA kan? Masih remaja, masih labil juga, apalagi menyangkut orangtua.

Oke, gue ga mau egois, Aska ga salah disini.
Yang salah itu paham:)
Dan_

Olyn membuat garis panjang setelah huruf 'n' karna seseorang menepuk pundaknya. Dengan cepat Olyn menutup diarynya, dan menoleh ke orang itu. Matanya membola saat melihat orang itu, orang yang sedang ia ghibahkan di buku diarynya.

"Nga-ngapain lo disini?" tanya Olyn berusaha menetralkan rasa kagetnya.

"Ga tau, gue juga heran kenapa gue malah kesini. Seharusnya gue jenguk mama gue, dan anehnya gue berhenti disini."

What Is Love? [COMPLETED]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang