Chapter 29 - Hilang

93 34 10
                                    

#LoveYouReaders

Olyn langsung berlari menghindari pisau dari tangan orang itu yang ingin menusuk perutnya. Pencahayaan hutan ini hanya dari bulan, Olyn takut jika ia memakai senter IPhone-nya, nanti dia akan sulit bersembunyi.

Cukup lama Olyn berlari hingga tak tau arah, yang pasti ia ingin kabur dari orang itu. Entah siapa dia, kenapa terlalu nekat.

"Woy tunggu!" teriak orang itu, namun Olyn tak menghiraukannya, Olyn terus berlari, ia sadar kesalahannya terlalu banyak dan belum sempat meminta maaf. Sampai akhirnya Olyn terjatuh karna kakinya tersandung akar pohon besar.

Refleks badan Olyn tertelungkup, untung dia tak bersuara karna saking ngos-ngosan. Olyn benar-benar pasrah jika orang itu mencabik-cabikkan badannya, mengingat badannya benar-benar lemas.

Untung saja cewek itu tidak tahu kalau Olyn terjatuh, dan untungnya pohon besar ini dapat menyembunyikan tubuh Olyn. Ingat kan? Pencahayaan disini kurang? Makanya tubuh Olyn tidak terlalu terlihat.

"Cih! Dimana sih tu cewek! Cepet amat larinya!" ujar cewek itu seraya berdecih kesal.

"Hey lo ngapain disini?" tanya seorang cowok, mata Olyn seketika membola saat mengetahui cewek itu tidak sendiri. Hah-rasanya Olyn benar-benar harus pasrah pada takdirnya.

"Hah! Ohh elo! Gue kira siapa tadi." ujar cewek itu seraya menghela napas lelah.

"Wait wait! Lo megang pisau? Lo mau bunuh Olyn ha?!" teriak cowok itu. Olyn mengerutkan keningnya, ada apa ini? Pikir Olyn.

"Emang iya!" jawab cewek itu dengan nada kesal.

"Lo gila ha?!" bentak cowok itu tak terima dan dibalas gelengan dari cewek itu. "Kalo gue bunuh Aska juga gimana?" tanya cowok itu.

"Ishh jangan! Lalu buat apa dong gue bunuh cewek itu kalo akhirnya gue ga sama dia? Kalo akhirnya mereka bersatu di surga?" ujar cewek itu ketus.

"Nah makanya! Ayo kita atur tak tik. Mungkin dia udah jauh dari sini. Lo ingat jalan pulang ga?" tanya cowok itu.

"Inget kok. Ayo!" ujar cewek itu, lalu terdengar langkah kaki yang semakin menjauh. Olyn akhirnya menghela napas lega.

"Huh astagaa, hampirhh ajahh janhh-tung guehh cophh-othh." ujar Olyn dengan napas tersenggal-senggal. Olyn segera mengambil posisi duduk, lalu mengambil IPhone-nya.

Ia menyalakan senter di IPhone-nya, memastikan ada hewan dikayu besar itu atau tidak, Olyn rasa kayu ini aman untuk disandari. Setelah mencari posisi nyaman, Olyn melihat sinyal di IPhone-nya, namun tidak ada sama sekali walaupun sudah iya layang-layangkan di udara, namun nihil.

Drrrrt.
Ya, IPhone Olyn mati seketika, ahh bodohnya Olyn sampai lupa men-chargernya. Olyn hanya menunduk sambil terisak kecil, ia tak berani menatap ke atas pohon, sangat takut jika seandainya menemukan sosok berbaju putih seperti daster, dengan rambut panjang ke depan, sambil tertawa.

Hmm membayangkannya saja membuat bulu kuduk Olyn berdiri. Olyn juga takut jika nanti tiba-tiba ia digigit ular, tapi ia tak punya pilihan lain selain diam. Sekelebat pikiran negatif mulai memenuhi kepala Olyn, tiba-tiba ia memikirkan jika ada sosok berkain putih yang melompat tiba-tiba dihadapannya, atau tiba-tiba seperti ada sesosok bayangan yang melintas dari satu pohon ke pohon lain.

Atau bahkan- tiba-tiba ada yang mencekiknya dari belakang. Lalu bagaimana cara Olyn bisa tidur dalam kondisi seperti itu? Jika kalian ada diposisi Olyn, apa yang akan kalian lakukan?

Olyn hanya terisak kecil, ia juga takut jika menangis keras-keras atau bahkan meraung malah membuat penghuni hutan ini akan mendatanginya. Memang Olyn pikir kemping di hutan menyenangkan, tapi Olyn tidak pernah berpikir sampai kesini.

What Is Love? [COMPLETED]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang