Chapter 48 - Aska kenapa?

93 31 34
                                    

#LoveYouReaders😅
#HappyReading😂

Drrrtt.
Itu suara dering handphone Robert. Robert merogohnya di dalam saku, ternyata itu dari Pedro. "Kenapa?"

"..."

"Gue masih mau disini."

"..."

"Oke."

"Dari siapa?" tanya Alva.

"Pedro, dia bilang mao balik ke sekolah." Alva mengangguk mengerti.

"Gue salah, Cha... Andaikan gue dengerin Aska untuk tetap sama dia hiks..." Olyn kembali meneteskan air matanya, kejadian tadi seperti berputar di kepalanya. "Pedro benar, gue cuman bisa buat Aska menderita hiks... Ga seharusnya gue nyamperin Aska duluan waktu itu hiks... Ini... Ini salah gue, Cha!! Hiks hiks.."

"Lyn, lo ga salah, ini semua takdir, ini bukan salah lo, lo sendiri ga tau kan kalo semuanya bakal gini? Lo sendiri bahkan ga mau kejadian ini terjadi, right?" Robert bersuara, berjalan mendekati Olyn.

"Iya Lyn, lo ga salah, gue rasa, ini ada hubungannya sama yang neror lo waktu itu," komentar Alva.

"What?! Olyn di teror?! Siapa yang neror Olyn?! Bilang sama Echa!! Biar Echa sleding kepalanya! Echa mutilasi tubuhnya!!"

"Emang lo berani?" tanya Alva dengan alis terangkat.

"Hehe engga sih, Echa gini biar Olyn terhibur. Yakali Echa mau bunuh orang, liat darah aja, Echa pengen muntah," jawab Nessa dengan cengiran.

"Lo pengen muntah pas liat darah? Kalo lo pms gimana? Lo kejang-kejang sendiri gituh?" sembur Robert santai. "Auh! Sakit bego!" Robert meringis saat kakinya diinjak Alva.

"Lo ngomong sama cewek di filter dulu! Lo ga peka bangsat. Maksud dia itu, pas liat darah yang keluar wajah atau tangan atau kaki atau perut, pokoknya gitu lah. Gitu aja ga ngerti lo." jawab Alva.

"Wahh Alva ngerti maksud Echa, Echa suka..." Nessa tersenyum lebar, tentu saja matanya menyipit.

"Gue juga suka sama lo," jawab Alva refleks.

"Apa?! Lo suka sama dia?!" teriak Robert kencang.

"Maaf mas, disini gak boleh teriak, takut pasiennya keganggu," ujar Suster yang kebetulan lewat di depan mereka.

"Iya maaf sus, saya refleks soalnya." Robert menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Jadi lo beneran suka Nessa?"

Sekarang tiga pasang mata menatap Alva seakan mengintimidasinya. "Ap... Apaan sih kalian, jangan tatap gue kek gitu, ntar gue salting." Alva memalingkan wajahnya, menatap ruangan Aska.

🌷🌷🌷

20.39
"Sa, telepon sepupu lo, suruh dia kesini jemput kalian. Robert udah pulang juga, biarin gue yang jaga Aska." Alva menatap Olyn khawatir, wajah gadis itu tampak pucat, matanya sembab. Alva benar-benar ingin memutilasi orang yang menjadi dalang semua ini.

Olyn mengacuhkan tatapan Alva. Dia mendaratkan bokong nya di kursi yang memang tersedia di depan ruangan Aska. "Gue jahat banget ya, Al, Cha? Bisa-bisanya gue bikin Aska koma," Olyn tersenyum kecut tatapannya kosong.

"Olyn liat gue." Alva jongkok di depan Olyn, berharap pandangan gadis itu tertuju padanya. Namun tidak, Olyn sama sekali tidak mengubah arah pandangnya. "Liat gue," Alva kali ini berbicara sedikit tegas.

Olyn terkejut lalu menatap Alva takut-takut. "Dengerin gue, lo udah bayar biaya administrasikan? Itu artinya lo ga jahat. Itu artinya lo peduli sama Aska. Definisi jahat itu saat lo gak peduliin Aska sama sekali, saat lo gak ada disini. Paham?" Alva membantu menghapus sisa-sisa airmata Olyn. Berharap Olyn mau mendengarkannya kali ini.

What Is Love? [COMPLETED]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang