Bab 18

201 19 2
                                    

🔸Happy reading🔸


||AETERNA||

Pagi itu Zelia kembali berangkat sekolah seperti biasanya. Selena mengantarnya seperti biasa dan tentu saja tak lupa ia akan memberikan Zelia bekal berupa cara menahkulkan hati seorang pria. Untungnya telinga Zelia masih kebal untuk mendengarkannya, sementara matanya tertutup tak berdaya dengan kepala bersandar menghadap jendela. Semalam Zelia tidak bisa tidur usai menonton video berdurasi pendek yang dikirim Ayu. Dia tak bisa tenang setelah menonton video Megan. Berbagai macam pertanyaan muncul di otak. Dan hari ini Zelia ingin segera mendengarkan berita sepenuhnya dari Ayu.

"Zelia, kita sudah sampai."

Zelia tersadar mendengar suara Selena, matanya menatap gerbang sekolah yang sudah terbuka.

"Terimakasih," ucapnya pada Selena seraya melepas seat belt.

"Zelia."

Zelia yang hendak membuka pintu kembali beralih memandang Selena. "Iya?"

"Jangan campuri apa yang bukan urusanmu. Sebaiknya kamu selesaikan apa yang menjadi tujuanmu disini. Sadarlah, waktumu tak banyak. mengerti?"

Tentang Megan, tentu saja. Selena selalu tahu apa yang Zelia lakukan, meski diluar penglihatannya. Hidung Zelia menghela napas lantas mengangguk kemudian beranjak keluar. Kakinya melangkah berat meninggalkan Selena yang sepertinya belum pergi. Langkah Zelia tersendat saat sebuah lengan merangkul bahunya. Zelia menoleh, mendapati Daniel yang melempar senyum giginya kearahnya.

"Pagi-pagi udah kusut aja mukanya," celetuk Daniel.

"Lagi badmood," singkatnya seraya melepas tangan Daniel dari bahu.

"Duh, apa nih yang buat lo nggak mood? Padahal hari ingin gue pengen minta lo temenin gue keliling-keliling loh."

Zelia mengangkat alis lalu kakinya berhenti berjalan membuat Daniel mengikutinya. "Keliling sekolah maksud lo?"

"Iya," ucap Daniel bersamangat sekali.

Zelia menggeleng kemudian kembali meneruskan langakah, dapat telinganya dengar desahan kecewa dibelakang. Zelia benar-benar dalam keadaan mood yang kurang baik hari ini. Nasehat Selena tadi masih terngiang jelas dikepalanya. Sambil berjalan menuju kelas, Zelia kembali memikirkan ucapan Selena yang ada benarnya itu, tidak ada waktu lagi untuk bersantai-santai dibumi ini. Zelia harus secepatnya menyelesaikan misinya, membuat Davin jatuh hati. Waktu tujuh bulan itu tidak banyak lagi. Baiklah, Zelia hanya perlu menyingkirkan masalah Megan dari benaknya. Mencoba menjadi sosok yang keras hati, sepertinya tidak sulit bagi Zelia.

"Zel. Tumben lo berangkat agak siang. Habis begadang ya, ah iya nih kayaknya, kantung mata lo aja hitam banget tuh." Zelia melongos menuju bangkunya, tak peduli dengan sambutan Ayu yang kemudian mengekorinya dan duduk dihadapannya. "Kenapa sih lo? Ada masalah? Tiap hari kayaknya muka lo kecut mulu."

Zelia tidak menjawab, ia melipat kedua tangan di atas meja lalu menelungkupkan wajahnya disana. Dia mengantuk.

"Loh lohh, Zeliaaa! Lo kok pagi-pagi malah tidur sih. Ah gini aja deh, kalau gue kasih tahu lo berita hot pagi ini, gue yakin deh mata lo bakal melek seratus persen."

Zelia tidak menggubris perkataan Ayu, memilih memejamkan mata dan berusaha tidur ditengah ocehan mulut temannya itu.

"Zel, bangun dulu bentar. Lo dengarin gue dulu, ih!"

"Gue ngantuk banget, Yu." Suaranya serak sebab kantuk yang menyerangnya.

"Nih ya, lo pasang telinga lo baik-baik." Ayu berbisik di sisi kepala Zelia. "Semalam ada orang yang bikin instastory yang nyebarin berita kalau Davin benaran gay."

AETERNA  | Selesai✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang