Bab 15

224 14 0
                                    

Happy reading♥



||AETERNA||

Pagi hari yang dingin ini Zelia sudah berada di sekolah. Sangat pagi sekali. Meski dulu Zelia terbiasa suka berangkat pagi, tapi entah kenapa sekarang Zelia berubah jadi gadis yang cukup pemalas. Lumayan. Ia bahkan masih merindukan selimut berbulu yang ditinggal saat mendengar teriakan menggema milik Selena. Wanita itulah yang menyuruhnya berangkat pagi. Kalian pasti tahu alasannya, kan? Karena si mahkluk es bernama Davinno Regandra itu memiliki kebiasaan yang sama dengan Zelia dulu. Berangkat pagi.

Selena tak pernah berhenti merecoki Zelia agar terus mendekati Davin. Bagaimana pun caranya. Tiada hari tanpa menyuruhnya menyusun rencana. Dia bahkan menyuruh Zelia untuk mengungkapkan perasaan suka pada Davin hari ini juga. Oh astaga! Wanita itu benar-benar ya. Zelia mendengus sebal mengingatnya.

Zelia menyeret berat kakinya menuju taman belakang, tempat biasa Davin untuk merenung disana. Sekolah masih sangat sepi. Tentu saja, ini bahkan masih pukul enam pagi. Embun juga masih terjaga. Zelia menguap untuk yang kesekian kalinya. Kakinya berhenti saat mendapati Davin duduk dibangku taman sambil bersender, melipat tangannya dengan memejamkan mata. Ah, ketampanan Davin bertambah puluh kali lipat meski dengan mata yang terpejam, Zelia jadi tak berani membangunkanya.

Tak ingin menunggu terlalu lama, Zelia kemudian berdeham cukup keras membuat bola mata Davin bergerak didalam sana. Mata itu perlahan terbuka, mengerjap sebentar sambil menguceknya sebelum beralih menatap Zelia. Davin memicingkan matanya dengan dahi mengernyit saat menemukan Zelia tersenyum, menampilkan deretan gigi putih juga gingsul kecil yang mengintip.

"Hai." Tangannya terangkat melambai. "Sorry ganggu."

Mata Davin masih menyipit mengikuti tubuh Zelia yang duduk di sebelahnya. "Lo ... ngapain disini?" Suara serak milik Davin melempar pertanyaan pada Zelia.

Selama itu dia tidur? Ditempat sedingin ini?

Zelia mengerjap takjub. Dia bahkan bisa menggigil kalau tak memakai hoodie army yang diberikan Selena. Oh Zelia lupa, Davin sama dinginnya dengan atmosfer saat ini.

"Gue em ... cuma lewat aja tadi, eh gak sengaja lihat lo disini." Zelia terkekeh pelan, menyelipkan rambut hitamnya ke belakang telinga.

Tetapi telinganya dapat mendengar dengusan kasar di sebelahnya. Sebelum Zelia menoleh lagi ke samping, Davin beranjak dari tempatnya.

"Eh lo mau kemana?" Cepat, tangan Zelia meraih lengan Davin, menghentikan cowok itu yang hendak pergi.

Davin menghempaskan tangan Zelia sama cepatnya. Menatap Zelia datar. "Bisa nggak lo menjauh dari gue?"

Ish, kalau nggak disuruh juga gue bakal menjauh dari lo! Dasar manusia es!

Zelia menghela nafas. "Gak bisa!" ketusnya pada Davin.

Zelia mendapati wajah Davin terkejut mendengar nada suaranya yang berbeda dari sebelumnya. Davin menajamkan tatapannya, menghunus tepat dikedua mata Zelia. Sedikit membuat gadis itu gentar.

"Kenapa?" Suara itu rendah namun penuh penekanan disana.

Zelia menelan ludah gugup. Mengerjap sebentar, menyingkirkan rasa takutnya sebelum menatap Davin angkuh dengan dagu terangkat. "Karena gue suka sama lo."

AETERNA  | Selesai✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang