||AETERNA||
"Makasih ya," ucap Davin seraya melempar senyum manis ke arah Zelia, tangannya beralih mengendalikan setir, dan mulai mengarahkan bibir mobilnya keluar dari area pemakaman. Langit tampak cerah di atas sana, begitu juga dengan suasana hati Davin yang tampak damai. Layaknya tersapu angin segar, Davin merasa ketenangan sedang menghujaninya dengan begitu deras. Kini Davin merasa sangat plong, seakan beban dalam dirinya telah luruh.
"Lega?" tanya Zelia sambil melempar senyum manis ke arah Davin.
"Iya. Lega rasanya."
"Keliatan, kok."
"Apanya?" Davin menoleh sekilas dengan kernyitan heran.
Zelia menunjuk wajah Davin dengan telunjuknya. Ia tersenyum geli. "Muka kamu keliatan aura bahagianya. Jadi glowing, kayak habis pake skincare mahal." Ia terkikik pelan.
"Masa?" Davin menyentuh wajahnya dengan tangan kirinya. "Kayak cewek dong kalo pake skincare."
"Gak papa. Ya penting masih ganteng. Masih selera ku kok."
Davin mengangguk paham. "Iya juga ya, selera kamu 'kan tinggi, kayak aku."
Zelia mendengus. "Pede banget," sahutnya tak terima.
"Aku—"
"Aku bicara sesuai fakta," potong Zelia seakan sudah tahu apa yang hendak Davin katakan. "Iya iya, tahu deh yang paling ganteng, gak akan ada yang bisa ngalahin gantengnya seorang Davinno Regandra."
Davin menyemburkan tawanya. Namun ia tetap mengangguk menyetujui kalimat Zelia. "Betul. Pinternya pacarnya orang ganteng nih."
Zelia mencibik. "Iya aja deh, biar cepat."
"Gak usah cemberut gitu nanti tambah cantik, aku lagi yang susah."
Zelia mengernyit meski ia paham, Davin sedang ingin mengombalinya. "Susah kenapa?"
Davin melempar pandangannya pada mobil di depan mereka."Ya susah, liat kamu yang cantik bawaannya jatuh jatuh cinta mulu."
Zelia tertawa keras mendengar gombalan Davin, ia memalingkan wajahnya sambil menutup wajahnya yang merona. "Receh banget sih," ucapnya.
Davin ikut tertawa. "Biarin, yang penting aku bisa bernapas."
"Hah? Maksudnya gimana?"
Davin mengangguk. "Ya, tawa dan senyum kamu itu napas buat aku," katanya semakin membuat Zelia tersipu malu. Jantungnya berdebar dengan cepat serta semburat merah menjalar hingga ke telinganya
"Daviinnn ... udah ah, kamu mau buat aku mati sekarang ya?!"
"Kok gitu?"
"Ya iya, gombalan kamu buat jantung aku mau pecah rasanya, cepat banget nih detaknya," rutuknya setengah merajuk, menahan senyum di sudut bibirnya.
"Ooh, itu artinya kamu suka banget sama gombalan aku. Eh tapi aku gak gombal loh soal tawa dan senyum kamu. Itu fakta. Kamu harus tahu itu."
"Iya iyaa."
"Jadi, kalau kamu mau liat aku tetap hidup, kamu harus ...."
"Tetap tersenyum dan tertawa," sambung Zelia cepat, bertingkah layaknya siswa yang sedang diajarkan gurunya.
"Pintarnya pacarnya orang ganteng nih," puji Davin seraya mengacak rambut Zelia asal. Ia tertawa melihat bibir Zelia mengomelinya karena merusak tatanan rambut gadis itu. "Jadi mulai sekarang, jangan pernah nangis dan bersedih. Apa pun alasannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
AETERNA | Selesai✓
Novela JuvenilFOLLOW AUTHOR SEBELUM BACA:-) {Cerita ini hanya FIKTIF belaka. Jika ada kesamaan nama, tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan} Blurb : Menjadi gadis dengan hidup yang begitu memilukan bukan...