Bab 22

202 16 1
                                    

Happy reading⚬






||AETERNA||

Hari itu, saat dimana Davin mengakui Zelia sebagai kekasihnya, beritanya memang langsung tersebar dengan cepat seperti virus. Berbagai hinaan dan cemoohan dari fens Davin banjir di kolom komentar akun instagram Zelia. Padahal ia hanya memposting foto ciko—kucing anggora milik Selena—namun hinaan itu tertuju pada hubungannya dengan Davin. Zelia jadi merasa hidupnya tak jauh beda dari artis atau selebgram lainnya. Mereka mengatakan bahwa dirinya tak pantas menjadi pendamping Davin. Zelia yang kurang cantik, kurang ber makeup, kurang pintar, kurang ber-fashion, dan segala kekurangan lainnya. Mereka mengatainya seolah mereka adalah makhuk paling sempurna di muka bumi. Menyebalkan memang, tapi Zelia mengabaikan itu semua.

Dan hari ini, hari dimana akan Zelia bungkam mulut mulut tidak tau diri itu dengan apa yang ia lakukan. Bibirnya menyungging senyum manis seraya bangkit dari tempat duduk lalu menadahkan satu tangan ke arah Davin.

"Apa?" tanya Davin, kedua alisnya menekuk heran. "Apa? Lo mau minta duit?"

Zelia tak bisa menahan tawa begitu mendengar ucapan Davin. "Bukan, Zelia bukan minta duitnya, kok."

"Teruss apa?" Davin menatapnya malas.

Masih dengan senyum, Zelia bergerak meraih sebelah tangan Davin lalu ia letakkan diatas tangannya. Jemari lentik Zelia mengisi sisi jemari Davin yang berukuran lebih besar. Rasa hangat menelusuri tangannya. Zelia mengangkat kedua tangan mereka yang saling bertaut. Matanya menatap Davin sumringah sementara cowok itu sepertinya menunggu aksi selanjutnya. Zelia menarik Davin membuat cowok itu ikut berdiri.

"Tapi Davin harus janji, gak boleh ngeluarin pertanyaan sama protes kalau Zelia ngelakuin sesuatu," ucapnya kemudian.

"Banyak permintaan banget lo!" ketus Davin seraya menajamkan manik matanya.

Zelia menghela nafas dengan bibir merengut, pura-pura memasang wajah lesu. "Yah ... kalau Davin gak niat buat bantuin Zelia ya gak papa. Zelia gak maksa, kok."

Zelia sudah akan melepaskan jemarinya tapi Davin bergerak lebih cepat, ia mengeratkan genggaman tangannya. Zelia spontan mendongak, menatap tepat dikedua mata itu.

"Siapa bilang gue gak niat? Gue bakal nurutin semua kemuan lo," putusnya.

Bagus!

Zelia mengulum bibir, menahan senyum penuh kemenangan. "Kalau gitu, ayo!"

Dengan sedikit tergesa-gesa ia menarik tangan Davin. Zelia sempat berhenti sebentar saat tiba di ambang pintu. Davin menatapnya heran. Zelia tersenyum sebentar lalu jemarinya bergerak menarik kedua sudut bibir Davin dengan jari jempol dan telunjuk.

"Jangan lupa senyum," bisiknya sebelum menarik cowok itu keluar. Zelia sempat melirik reaksi Davin yang sepertinya terkejut dengan tindakannya.

Dan inilah yang dia inginkan. Berjalan layaknya sepasang kekasih dibawah tatapan tak terima itu. Desisan serta geraman tertahan bagai lagu yang kini ia nikmati. Masa bodo. Zelia tersenyum jumawa sembari merapatkan tubuh di sisi Davin. Tak sedikit dari mereka yang memekik terkejut begitu melihat mereka. Tentu saja, untuk pertama kalinya si dewa Hisci berjalan bersama ratunya.

AETERNA  | Selesai✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang