Happy reading
||AETERNA||
Davin yang baru pulang dari sekolah kini sudah berganti pakaian dengan kaus putih tulang dan celana jeans selutut, hendak turun untuk menuruti ajakan Mama Linda yang telah menyiapkan santapan siang untuknya. Namun langkah kakinya berhenti ketika samar telinganya mendengar suara Papanya menyebut nama seseorang yang begitu di bencinya. Davin sengaja menyembunyikan tubuhnya guna mendengar keseluruhan pembicaraan itu, karena ketika ia di sana, Reno pasti tidak ingin berbicara lagi."Terus itu gimana? Masa kamu diam gitu aja, Mas?" Suara lembut Mama Linda terdengar.
"Aku juga maunya ke sana, tapi kamu tahu sendiri hubungan aku sama Aryo gimana? Dia masih membenci aku, Lin." Reno mendesah pelan membuat Linda yang yang duduk di sebelah mengusap lengannya, menenangkan.
Linda menghembuskan nafas pelan. "Dicoba aja dulu, kamu ke sana. Apa mau aku temani aja?"
"Kamu ke sana malah buat aku tambah khawatir, Lin. Aryo pasti akan menyakiti kamu di sana. Selama ini dia terus saja mencari cara agar bisa menjatuhkan aku, dari mulai perusahaan yang sempat anjlok karena dia menarik semua klienku, tapi syukurlah sampai sekarang aku masih bisa bertahan. Perusahaan di Surabaya tidak akan bisa dia sentuh lagi, aku sudah membentenginya, tapi bagaimana pun juga aku akan tetap bersikap siaga."
"Karena itu kamu nggak ingin Davin ikut andil dalam urusan bisnismu, meskipun anak itu terus saja mendesakmu ingin belajar bisnis di perusahaanmu?"
"Ya, aku tidak ingin Aryo menyakiti Davin seperti dia menyakiti Siska. Aku takut suatu saat Aryo akan meruntuhkan aku menggunakan Davin. Aku tidak ingin Davin berdekatan dengan bahaya meskipun itu adalah Ayah kandungnya."
Davin menyeringai sinis dibalik pilar tinggi. Reno jelas salah jika mengira Davin yang terus minta untuk diajak ke perusahaan berniat ingin bersungguh-sungguh belajar mekanisme bisnis, justru Davin sebenarnya ingin mendekati bahaya itu, ah lebih tepatnya menghancurkan bahaya itu perlahan-lahan. Davin memang ingin mendalami dunia bisnis tapi tentu saja dengan tujuan ingin meruntuhkan kerajaan bisnis Aryo yang selalu dibanggakan pria itu sejak dirinya masih kecil. Cih, bahkan itu hanya perusahaan warisan, berbeda dengan Reno yang membangun perusahaannya dari nol.
"Aku tahu, Aryo membenci Davin. Entah bagaimana dia tidak bisa mengenali anaknya sendiri dan malah menyalahkan aku bahwa Davin adalah hasil kesalahanku dengan Siska. Demi Tuhan, aku tidak pernah sebejat itu sampai mau merusak hubungan sahabatku, Lin. Dulu aku memang mencintai Siska, tapi cintaku tidak membuat aku gelap mata dan malah menghancurkan Siska. Aryo tidak pernah percaya meski aku sudah mengatakan yang sebenarnya. Aku hanya takut Aryo menyesal setelah semua telah terlambat dan Davin semakin membencinya."
Semua memang telah terlambat. Semua telah mencapai batas ahkir, bahkan Davin tidak hanya membenci tapi dendam telah mendominasi dirinya. Bom dendam telah tertambat di dalam jiwa Davin semenjak Siska memasuki tempat peristirahatannya yang terahkir. Dulu sebelum Siska sakit-sakitan, Davin hidup dengan tentram bersama Siska. Meski hidup berkecukupan dengan mengandalkan hasil berjualan nasi uduk, tapi Davin kecil tak pernah merasa terbebani. Davin kecil telah di dikte untuk memahami polemik rumah tangga yang seharusnya tidak ia pikirkan. Tapi dulu ia sama sekali tak membenci Aryo, dia hanya menyerahkan semuanya pada yang Maha Kuasa agar membersihkan kabut hitam yang menutupi mata Aryo.
Mengandalkan hasil berjualan nasi uduk yang pas-pasan, tidak membuat bahagia itu sirna. Bagi Davin, bersama dengan Siska sudah lebih dari cukup. Meski sesekali Reno akan menyambangi kontarkan kecil mereka, dan berkali-kali menawarkan pekerjaan yang layak untuk Siska, tapi wanita cantik itu akan tetap menolaknya. Davin tidak memaksa Siska untuk menerima tawaran Reno, asal Siska nyaman dan tidak menangis seperti dulu-hidup dalam kemewahan bersama Aryo-maka Davin tidak akan menuntut apa pun lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
AETERNA | Selesai✓
Teen FictionFOLLOW AUTHOR SEBELUM BACA:-) {Cerita ini hanya FIKTIF belaka. Jika ada kesamaan nama, tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan} Blurb : Menjadi gadis dengan hidup yang begitu memilukan bukan...