Bab 8

290 25 1
                                    

 
🍸Happy reading🍸

||AETERNA||

Entah Delila harus berterima kasih pada Megan atau tidak. Tapi Megan benar-benar menyelamatkan dia dari rengkuhan hangat itu. Tak bisa Delila pungkiri betapa hebatnya jantungnya bergemuruh saat itu. Dia terkesiap saat tangan besar  menutup mulutnya, mata Delila terbelalak terkejut, pekikkan hanya sampai di tenggorokan saat tangan besar itu mempererat bekapannya. Buku ensikopedia jatuh begitu saja, Delila memukul tangan besar itu sembari berusaha meronta-ronta namun segera saja tangan lainnya merengkuh tubuh Delila masuk dalam dekapannya.

Saat itu juga ia mencium aroma mint dan kayu manis masuk menyeruak ke indra penciumannya. Entah kenapa, Delila justru merasakan kenyamanan dari aroma dan juga hangat dari dekapan tersebut. Namun Delila segera tersadar. Saat ini dirinya dalam bahaya, tak mungkin jika orang ini hanya main-main saja membekap mulutnya. Ini pasti orang jahat, pikir Delila. Saat dirinya sedang bergelut dengan pikiran, Delila merasakan orang jahat itu menyerukkan kepalanya ke sisi kepala Delila, hembusan napas beraroma mint segar mengenai pipinya.

"Lo tau banget tenang gue. Lo tau gimana aslinya Davinno Regandra, kan?"

Tubuh Delila menegang, matanya membulat sempurna dengan napas tercekat.

Davin!

Kenapa dia ngomong soal aku tahu tentang dia?

Surat itu ...? Nggak, nggak mungkin, bukannya sudah di buang. Terus dia tahu dari mana?!

"Jawab!"

Delila tersentak sebelum mengangguk lemah, terlalu takut dengan sentakan tajam itu.

"Kalo gitu gue gak perlu capek-capek ingetin lo untuk nurutin semua kemauan gue, karena lo tau sendiri akibatnya, kan?"

Ya, aku tau! Ingin Delila menjawab seperti itu, tapi karena nyali yang sudah menciut dari awal membuatnya hanya mengangguk lagi.

"Gue jarang main tangan sama cewek, tapi kalo lo gak mau nurut sama gue, lo bakal jadi cewek pertama yang gue kasarin. Ah, karena lo cewek, gimana kalo kita main-main nakal dulu, gue tahu lo ngerti maksud gue."

Ancaman itu sangat mengerikan, bukan hanya tentang Davin yang ingin memukul atau berlaku kasar padanya. Tapi yang di maksud dengan main-main nakal,  itu sangat menakutkan membuat tubuh Delila tanpa sadar bergetar hebat dan entah sejak kapan air mata itu sudah mengalir begitu saja. Delila memang cengeng tapi ancaman tersebut lebih mengerikan dari pada siksaan yang sering Delila dapat dari Megan.

Terlalu sibuk dengan urusan pikirannya, hingga Delila tak sadar orang di belakangnya hendak bicara tadinya. Namun berhenti begitu saja, mungkin tersadar tubuh Delila yang bergetar.

Setelah beberapa saat Davin kembali berbicara. "Lo ... gak perlu nangis, gue cuma bercanda. Gue cuma mau ngomong soal surat itu."

Suara pelan dan menenangkan itu mengalun dalam indra pendengaran Delila, sedikit terkejut dengan suara Davin yang terdengar aneh di telinganya. Tentu saja ucapan itu berhasil menghancurkan pikiran negatif dalam otak Delila, menghentikan air mata serta tubuhnya yang bergetar. Namun itu berbanding terbalik dengan keadaan jantung Delila yang berdenyut kencang, mungkin karena dirinya terlalu gugup dalam dekapan Davin. Tapi ini benar-benar aneh! Detak jantungnya semakin menggila, Delila jadi berpikir mungkin saja dia akan terkena serangan jantung sebentar lagi.

AETERNA  | Selesai✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang