Happy reading♡♡
||AETERNA||
"Kok bisa?!" seru Kevin. "Mereka gila apa? Astaga! Gimana nasib cewek itu? Dua cowok, dua cowok yang ngelakuin! Gue gak bisa bayangin."Kevin mengusap kasar wajahnya sambil berjalan mondar mandir di depan Davin. Sedangkan Davin membisu sembari duduk di tepi ranjang, wajahnya merah padam menahan luapan amarah yang siap meledak, buku-buku jarinya memutih.
"Terus lo tau gimana keadaannya sekarang?" tanya Kevin, ia berdiri di depan Davin.
"Nggak," singkatnya.
"Astagaa, Dav! Lo harus cari tahu keadaannya." Wajah Kevin menyiratkan kekhawatiran.
"Gue bakal cari," tegas Davin. Kevin mengangguk-anggukan kepalanya. Davin bangkit dari sisi ranjang lantas bergegas mengambil kunci motornya dan jaket coklat di kursi belajar. "Tapi sebelum itu, gue harus kasih pelajaran buat pelakunya," sambungnya kemudian berderap cepat keluar dari kamar. Mengabaikan teriakan Kevin yang bertanya siapa pelakunya.
Davin memacu kendaraannya dengan cepat, bayangan kejadian yang menimpa gadis lugu itu terlintas di pikirannya. Davin akan memberi pelajaran setimpal pada Megan. Gadis durjana yang tak punya hati itu. Tidak akan ada yang bisa menghalangi Davin kali ini. Dia sendiri tak habis pikir, bagaimana bisa Megan bisa sekeji itu melakukannya pada Delila yang jelas-jelas tak bersalah. Sejahat apa pun Davin, ia tak pernah berlaku kasar pada wanita, apa lagi sampai melakukan perbuatan menjijikan seperti itu. Davin memang membenci Linda, namun ia tak pernah berlaku kasar, Davin telah berjanji pada Siska untuk menghormati kaum wanita. Tapi untuk malam ini, pengecualian. Davin akan melakukan apa yang diinginkannya pada gadis gila itu.
Motor biru Davin berhenti di tepi jalan tepat di depan sebuah rumah mewah nan megah. Dia telah mengetahui identitas gadis pemilik rumah ini. Orangtuanya adalah pemilik Hisci, jadi tak heran rumahnya bisa sebesar ini. Davin menekan klakson beberapa kali sampai pintu utama bangunan itu di buka dari dalam. Davin mengernyit jijik pada sosok yang keluar. Seorang gadis dengan gaun super pendek berjalan anggun ke arahnya, senyum manis ia sematkan. Davin yang masih berada di atas kuda besinya, segera mengubah mimik wajah. Ia tersenyum lebar menyambut Megan.
"Hai."
"Hai, udah siap, kan?"
"Udah, kita langsung jalan? Lo gak mau mampir dulu?"
"Nggak makasih, kita langsung jalan aja, biar gak kemalaman."
Megan mengangguk dengan mata berbinar. Davin tersenyum licik setelah gadis itu berhasil duduk di jok motornya. Perlahan kedua roda motor Davin menggilas jalanan, membelah kawasan jalan raya yang mulai lenggang, Davin memanfaatkan situasi. Dengan sengaja ia menaikkan kecepatan kendaraannya, hingga jarum menunujuk angka merah. Davin melirik kaca spion, memperlihatkan wajah berpoles penuh makeup Megan, terlihat ketakutan.
"Em, Dav, apa ini gak terlalu laju," ucap Megan sedikit berteriak karena deru mesin menggangu. Davin menulikan telinganya seolah tak mendengar ucapan gadis itu. Davin semakin menaikan kecepatan kendaraannya, melesat melewati kendaraan lain tanpa peduli wajah cemas di belakangnya.
"Ini baru pemulaan, Megan," desisnya pelan.
Motor biru milik Davin mendarat di pelataran parkir sebuah gedung berlantai dua. Davin membuka helmnya. Sedangkan Megan turun sembari menatap gedung itu dengan kening mengkerut. Davin nyaris mengeluarkan tawanya saat melihat penampilan Megan yang sudah berubah sembilan puluh derajat. Sangat berantakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AETERNA | Selesai✓
Novela JuvenilFOLLOW AUTHOR SEBELUM BACA:-) {Cerita ini hanya FIKTIF belaka. Jika ada kesamaan nama, tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan} Blurb : Menjadi gadis dengan hidup yang begitu memilukan bukan...