1. Sebuah Tatapan

1K 57 3
                                    

" Alaricee" Teriak Alexa dari lantai pertama
Alarice yang mendengar Mamah nya sudah berteriak segera beranjak dari kasurnya dan langsung pergi kekamar mandi.

30 menit kemudian Alarice turun dengan gaya keanggunannya, ia memakai cardigannya yang berwarna pink pastel, Alarice pun duduk dimeja makan dan disambut dengan tatapan Mamahnya yang dianggapnya sangat menyeramkan.

" kamu ini lupa yah, kamu itu ada pelantikan sayang, jadi kamu harus bangun cepat" ucap Alexa sembari mengoleskan selai coklat ke roti untuk Alarice.

"Iya Ica ingat kok mah, toh itu juga belum waktu Alarice bangun" ucap Alarice sambil menampilkan mukanya yang merasa tidak bersalah, Alexa yang mendengar itu hanya menggelengkan kepala dan menaruh roti Alarice di piring Alarice, Alarice yng melihat itu langsung melahap sarapan nya itu.

Setelah percakapan dua wanita tersebut, Zento langsung buka suara.

"Kenapa kamu tidak mengambil jabatan Ketua Osis, kenapa harus Wakil Ketua Osis" ucap Zento seperti mengintimidasi anak tunggalnya tersebut.

"Pahhh, ica itu maunya jadi Wakil, ica ga mau jadi Ketua Osis, Ica ga mau terlalu capek" ucap Alarice,Alexa yang mendengar perdebatan antara anak tunggalnya dan suami tercintanya itu langsung buka suara.

"Stop udah diam, udah pah Ica itu kan udah gede jadi dia bisa ambil keputusan sendiri, mungkin itu keputusan yang terbaik buat dia, intinya kita cukup mendukung dia aja pah" ucap Alexa menasehati Zento.

Zento langsung menggebrak meja makan, Alarice dan mamahnya terkejut melihat papahnya menggebrak meja bahkan Bibi Timah yang berada di kamarnya pun terkejut mendengar gebrakan meja.

"Papah muak, kamu Ica tidak pernah mendengarkan papah, coba kamu ikutin perintah papah itu semua bakal mudah" Ucap Zento penuh amarah, ia menatap lekat mata anak tunggalnya tersebut.

Alarice yang mendengar itu pun tidak bisa menahan tangisnya, Zento yang melihat itu pun segera pergi dan menuju mobil yang akan supirnya bawa. Alexa yang melihat anaknya menangis segera memeluknya dan menenangkan anaknya tersebut.

"Udah Ica jangan nangis, kamu harus kuat, papah itu mau jadiin kamu yang terbaik" ucap Alexa sambil mengusap air mata anaknya, Alarice pun menghapus air matanya dan langsung mengambil tas dan beranjak dari meja makan.

"Ica sekola" ucap Alarice, dia pun langsung keluar rumah dan langsung memanggil supirnya untuk mengantarnya.

Mobil pun jalan, Alarice hanya menatap diluar jendela sambil menahan air matanya yang ingin jatuh, saat lampu merah Alarice membuka jendela, ia ingin menghirup udara segar untuk mengurangi rasa sedihnya.

Saat dia buka jendelanya ada motor KLX yang berada tepat disamping mobilnya, Alarice melihat orang yang berhelm full face, ia mengetahui seragam itu, ya seragam SMA Bulan, orang yang sedari ditatap Alarice pun menoleh, mereka saling tatap menatap, Elvano yang melihat mata wanita yang berada dimobil terasa terhipnotis oleh mata cantik tersebut.

Alarice yang sadar bahwa sudah lampu hijau segera ia memalingkan wajahnya dan langsung menutup jendela mobilnya.

Alarice pun sampai didepan sekolah nya segera ia membuka pintu mobilnya dan turun dari mobil, banyak sepasang mata yang melihat Alarice, Alarice yang menyadari itu hanya cuek saja, ia pun berjalan dikoridor sekolah dan menatap lurus, saat dia jalan ada yang menabraknya dari belakang.

"Siapa sih" ucap Alarice sambil mebelokkan badannya untuk melihat pelaku yang menabraknya.

Alarice mentap sebal orang itu, pagi pagi sudah buat dia naik darah saja.

Elvano yang melihat itu hanya menatapnya dan langsung pergi, tak ada permintaan maaf dari mulut Elvano hanya ada tatapan elang dari Elvano.

Alarice yang melihat itu naik darah, ia pun langsung pergi ke kelasnya, dia masuk kekelas dengan keadaan kesal, saat dia masuk kelasnya sudah disambut dengan teriakan dari kakak kelasnya yang dikenal sahabat sahabt Alarice, Sahabat Alarice terdiri dari 9 orang, 5 orang dari kelas 12, 4 orang dari kelasnya termasuk Alarice.

" ehhh ada wakil ketos nihhh" ucap Jeje kakak kelasnya, yang dikenal suara keras nan merdu, dan jangan lupa dengan julukan jeje yaitu ratu Montok

"Hahaha apaansih" ucap Alarice tersipu malu

ALARICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang