D U A B E L A S

10.2K 713 64
                                    

Aku mengedipkan mataku beberapa kali habis itu menguceknya. Membersihkan beberapa kotoran yang mungkin berada di sela-sela mataku. Sial, aku benar-benar tertidur tadi siang.

Rasa nyilu dan pedas di lutut dan telapak tanganku kembali terasa ketika aku bergerak, membuat aku meringis kesakitan. Rasanya lebih pedih dari pertama jatuh.

"kau sudah bangun? " tanya Jimin yang baru saja membuka pintu kamar. Aku tidak mau menjawab dan lebih memilih untuk mengabaikannya.

"aku ingin pulang, " kataku sudah muak dengan Jimin.

"kau tidak akan pergi kemana-mana, sayang, " Jimin duduk di tepi ranjang. "kita harus bicara, " lanjutnya lagi membuat aku menggeleng. Setahuku tidak ada yang perlu di bicarakan lagi,  semuanya sudah selesai.

"aku tidak mau, semuanya sudah selesai. Kau harus menepati janjimu untuk melepaskanku!" seruku kesal. Aku menarik nafas panjang berusaha menggerakkan kakiku tapi lagi-lagi rasa nyeri kembali menghampiri.

"duduk di pangkuan ku sekarang! " perintahnya dengan raut wajah yang tegas sambil menempuk pahanya.

"aku tidak mau!" tolakku tak mau kalah.

"kesini sekarang atau aku akan memperkosamu seminggu penuh! " Jimin menggeram serius dengan ucapannya. Kalau begini Jimin memang akan serius dengan ucapannya.

Mau tak mau mendengar itu aku bangkit dari tempat tidur dengan susah payah, untuk berjalan saja aku susah apalagi jika kabur dari Jimin. Ketika aku sampai di hadapannya Jimin langsung membawaku untuk duduk kedalam pangkuannya.

"bagaimana keadaan mu? " tanya nya dengan melingkarkan tangan kekarnya pada perutku.

Aku menggigit bibir bawahku, sebenarnya apa yang Jimin mau. Pria ini sangat-sangat gila, dia sudah berjanji akan melepaskan ku tapi yang terjadi malah dia menahanku seperti ini.

"Lea maafkan aku atas kejadian hari itu. Jujur aku benar-benar mencintaimu, " aku menaikan wajah terkejut mendengar itu. Harusnya aku merasa senang karena Jimin membalas cintaku, tapi yang terjadi aku malah merasa muak. Rasanya mendengar dia mengatakan kalau dia membenciku jauh lebih baik ketimbang aku harus mendengar dia mengatakan kalau dia mencintaiku seperti saat ini. 

Aku tidak tau itu serius atau cuma bualannya saja, tapi yang jelas ucapannya barusan tidak memberikan efek apapun padaku. Yang ada aku hanya semakin membencinya, aku benci Jimin dan segala seratannya. Dia pemaksa, sangat cemburu, dan suka mengaturku.

"Lepaskan aku, " unjarku langsung memberontak untuk melepaskan kukungan Jimin. Aku tidak mau mendengar apapun alasan yang keluar dari bibir tebalnya yang memuakkan itu.

"Lea, aku sudah mencintaimu sejak lama. Bahkan sebelum kejadian itu! " tegasnya lalu membanting tubuhku ke ranjang dengan posisi dia berada diatasku.

"kau berbohong, kau tidak pernah mencintaiku. Kalau kau benar-benar mencintaiku tapi kenapa kau malah menikahi Naree, " tangisku pecah. Hatiku benar-benar hancur, apakah Jimin tidak sadar kalau selama ini dia membuat aku menderita?

"aku bahkan sudah berencana menikahimu semejak kali pertama kita bercinta, tapi ayahmu tidak mengizinkan ku untuk menikahimu," aku menggeleng sekaligus merasa pusing, "aku menikahi Naree hanya untuk membalas budiku dengan ayahnya yang pernah menyelamatkan hidupku karna kecelakaan dulu. Aku dengan Naree tidak saling mencintai, aku hanya mencintaimu. Kalau kau tidak percaya padaku kau bisa tanyakan itu langsung pada Naree. "

Aku tidak perduli dan berusaha menolakan tubuh kekar Jimin hingga jatuh ke tepi ranjang. Persetanan dengan itu semua, harusnya jika dia benar-benar mencintaiku dia akan memperjuangkan cintanya meskipun itu tidak direstui oleh ayahku. Dia juga tidak memberitaku tentang masalah Naree dan yang lebih parahnya lagi Jimin tidak pernah menyatakan cintanya padaku sebelumnya dan baru saat ini. "aku tidak perduli aku membencimu! "

"tidak dengarkan aku dulu, " Jimin kembali menahan tanganku.

"lepaskan aku, aku tidak mau lagi bertemu denganmu! " aku kembali memberontak, yang jelas aku tidak mau terlihat lemah di hadapan Jimin. Aku tidak mau luluh dengan mudahnya dan kembali kedalam pelukannya, setidaknya Jimin harus membayar mahal untuk kematian anakku.

"jadi apa kau tidak pernah mencintaiku? " tanyanya membuat aku terdiam.

"Iya, aku tidak pernah mencintai mu. Dan itu berlaku sampai kapanpun! " seru ku lalu melepaskan genggaman tangan Jimin dan segera berlarian pergi untuk keluar dari rumah ini. Aku menangis selama perjalanan pulang.

Satu hal yang aku tau, Jimin memang tidak mengejarku lagi.

✨💫✨

Habis ini Jimin bakal benar-benar tersakiti dan kubuat menderita hoho 😊

Terlepas dari cerita ini bakal berakhir sad atau happy ending. Kalian enggak bakalan tau karna cerita ini endingnya bakalan aku gantung.

Tapi kalau setiap part banyak yang vote, mininal setiap Part yang vote sampai 50an. Aku janji cerita ini bakal berakhir happy ending.

Buat part dewasanya nanti aja, udah mau puasa.

𝐃𝐚𝐧𝐠𝐞𝐫𝐨𝐮𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang