"Pijitin yang serius!" ucap Lea kesal karna sendari tadi Jimin hanya mengusap-usap punggungnya bukan memijat seperti yang Lea harapan. Apalagi jika cuma di usap-usap itu sama sekali tidak ada rasanya.
Jimin yang sudah terkantuk-kantuk dari tadi hanya bisa pasrah mengikuti kemauan istri tercinta. Tidak perduli jika badannya sendiri sudah sangat kelelahan.
"Akh!" Lea menjerit kesakitan sambil memegang perutnya.
Jimin yang tadinya mengurut Lea dengan mata terpejam kini langsung membuka matanya lebar-lebar untuk melihat apa yang terjadi pada Lea. "Sayang, kenapa?" Jimin memajukan tubuhnya agar dapat melihat wajah Lea.
"Perut aku sakit," ringis Lea sambil menahan sakit. "Aku panggil 'kan dokter saja, ya." Jimin segera bergegas untuk mencari ponsel miliknya.
Lea menahan tangan Jimin, "tidak usah ini udah malam. Mungkin cuma keram biasa aja." dia menggeleng tidak setuju, perutnya hanya terasa nyeri biasa seperti waktu di rumahnya dulu.
"Kau makan, makanan pedas lagi?" tanya Jimin dengan raut wajah yang marah.
"Cuma sedikit kok," cicit Lea takut. "Jimin jangan marah," Lea goyang-goyangin tangan Jimin.
Jimin berdecak jelas pria itu ingin sekali marah, "Jimin!" desah Lea malah menampilkan mata yang melotot tajam.
"Lea aku cuma khawatir kau kenapa-napa, aku tidak mau terjadi sesuatu yang buruk dengan kau dan calon anak kita," Jimin menasehati sang istrinya yang keras kepala.
"Aku baik-baik aja, sudah aku mau tidur. Dan jangan lupa kau tetap harus memijiti ku!" tegas Lea membuat Jimin hanya mampu berpasrah.
"Panggil aku dengan sopan dulu, Lea." kata Jimin sedikit protes, entahlah dia mulai tidak suka jika Lea memanggilnya begitu.
Lea melirik ke arah Jimin sesaat, "Jimin Oppa tolong pijiti aku, ya."
✨💫✨
Entah sebuah kebetulan atau bukan siang ini Lea bertemu dengan Anha waktu sedang berada di toko buah. Lea tidak tau kenapa Anha bisa berada didekatnya saat ini, apa ingin mencari buah juga atau bukan karna wanita itu sendari tadi hanya memperhatikan Lea saja dari tadi.
"Kau tidak mencari buah?" heran Lea dan di balas Anha dengan menggelengkan kepala.
"Lea, kau sungguh mencintai suami mu setelah apa yang dia lakukan dulu padamu?" Anha bertanya tiba-tiba. Hal itu membuat Lea terdiam sambil menatap Anha curiga.
"Darimana kau tau kalau aku dan Jimin Oppa dulu ada masalah?" tuding Lea langsung membuat Anha sedikit gelagapan.
"terlihat jelas sebetulnya, apalagi dia pernah menikah dan sekarang malah menikahi mu. Kau yakin dia benar-benar mencintai mu?" ucap Anha dengan senyuman remehnya.
"Apa maksudmu berbicara begitu?" Lea sama sekali tidak paham arah pembicaraan mereka saat ini, yang Lea tangkap hanya Anha sedang mencoba untuk menjelekan Jimin di depannya.
"Suami mu itu pernah tidur denganku," jawab Anha enteng dan bangga sekali sepertinya sudah berucap demikian pada Lea.
"Jaga mulutmu Anha, aku tau kau murahan tapi suamiku tidak akan mungkin pernah meniduri mu!" otak Anha sedang tidak gangguan 'kan? karna setahu Lea wanita itu bukanlah tipe wanita yang suka mencari gara-gara.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐚𝐧𝐠𝐞𝐫𝐨𝐮𝐬
Fanfikce🖇·˚ ༘ ┊͙[ 𝐖𝐚𝐫𝐧𝐢𝐧𝐠 𝐧𝐜 ] ! ˊˎ ❝Hard sex is a good sex.❞ Mau tak mau, Lea harus melayani nafsu Jimin hampir setiap harinya. Itu semua bermula semejak kejadian satu tahun yang lalu. Lea tidak bisa terlepas lagi dari Jimin, kecuali Jimin send...