D U A P U L U H

7.7K 475 42
                                    

Aku hanya mampu terdiam, kendati tak tau harus bagaimana menghadapi ini semua. Kenyataan yang Jimin lotarkan menimbulkan keraguan didalam hatiku sambil memikirkan apakah Jimin benar tunanganku?

Rasanya ini seperti sedang tidur pajang lalu tiba-tiba terbangun dengan seseorang yang mengaku adalah kekasihmu. Rasanya aneh dan sulit dipercaya membuat aku menelan ludah susah payah tak tau apa yang aku perbuat dimasa lalu. Ingatanku tidak menyisakan apapun karna semuanya terasa asing. Obsidian Jimin masih menatapku dengan manik gelap miliknya.

"jadi umur kita berjarak dua belas tahun? " ucapku sedikit merasa aneh karna bisa-bisanya aku memiliki kekasih yang memiliki jarak umur yang terpaut jauh dariku. Meskipun wajah Jimin masih terlihat babyface dan imut tapi tetap saja aku tidak bisa melupakan jarak umur kami.


Tapi tunggu, apa ini artinya aku memiliki sugar daddy?


"Iya, iya apa ada masalah dengan itu? " tanya Jimin mendadak gusar dengan jawabanku nantinya.

Aku menggelengkan kepala rasanya aku sama sekali tidak masalah dengan hal itu. Umur tidak akan menjadi penghalang selama kami bisa menjalin hubungan dengan rasa percaya dan mau saling menerima. "jadi kita sudah berapa tahun berpacaran? " tanyaku penasaran, lagipula tidak ada salahnya kah penasaran dengan kisah percintaan ku sendiri.

"sekitaran dua tahun."


Lumayan lama pikirku, "kalau begitu Oppa boleh tidak ceritakan hal yang menarik selama kita pacaran? "

"tentu boleh, kenapa tidak untuk kekasihku ini hmm," ucapnya sambil tersenyum sampai membuat matanya tidak kelihatan lagi.

"lalu ditempat mana kita sering kunjungi jika ingin menghabiskan waktu berdua? "




"diranjang. " jawab Jimin cepat.


Mendengar itu aku mendadak tersedak ludahku sendiri ketika mendengar itu. "maksudku kita sering menghabiskan waktu berdua menonton film ditempat tidur, " jelasnya.

Tapi mendengar soal ranjang aku jadi penasaran skinship seperti apa yang pernah kami lakukan. Apakah kami sudah pernah terlalu jauh saat waktu-waktu tertentu hingga terbawa suasana.

"apa selama kita berpacaran kita pernah bercinta? " tanyaku sambil mengulum bibir.

"kenapa bertanya begitu? " katanya malah tidak langsung membalas pertanyaanku. Entahlah barangkali harusnya dia sudah tau kalau saat ini aku sudah benar-benar malu, bukannya malah menjawab dia malah berbelit-belit seperti ini.

"tidak apa aku hanya ingin tahu saja, " kataku sambil menundukkan kepala tak berani menatap wajahnya.



"pernah, " mendengar itu aku merasakan kalau pipiku memerah, rasanya malu sekali. Aku sendiri bahkan tidak bisa membawangkan bawha aku dan Jimin pernah berbagi kepuasan di atas ranjang. Aku harap kami melakukannya hanya sekali saja.


Aku menggigit bibir dalam-dalam, padahal tadi aku sendiri yang memaksa agar Jimin menjawab pertanyaanku. Tapi sekarang aku justru menyesal bertanya demikian. "Ya sudah lupakan saja, aku mau mendengar sesuatu yang menarik tentang Oppa. "



Jimin menganggukkan kepalanya, "apa kau tidak ingin tau gaya apa yang biasa kita gunakan? " katanya frontal sekali.


"Yaaak! Berhenti mengatakan hal yang seperti itu! " pekikku tanpa malu, mendengar aku marah dia justru malah tertawa puas.

"aku sudah bekerja, " katanya membuat aku mengangguk, itu wajar di umurnya yang sudah mau menginjak kepala tiga jika dia sudah bekerja.


"aku sudah mendapatkan sabuk hitam Taekwondo dan juga berlatih kendo, " jelasnya membuat aku tidak menyangka. Ternyata di balik wajah imutnya Jimin telah mengusai kedua olahraga bela diri terkenal itu. Sungguh ini menakjubkan, aku tidak membayangkan jika aku menjadi istrinya apa dia akan memukulku nantinya, sungguh itu sangat mengerikan.

"wah Oppa hebat sekali, " ucapku takjub sambil tepuk tangan.

"ada satu lagi yang paling hebat, " katanya membuat aku penasaran.


"apa itu? "



"aku adalah pria yang berhasil mencuri hatimu, " aku tidak tau apa yang aku rasakan, tapi aku tertawa mendengar itu sekaligus merasa senang ketika Jimin mengatakannya. Ternyata Jimin Oppa bisa cringe juga.


"astaga Oppa, "



***

Mon maap pendek, soalnya aku mager ngetik panjang-panjang.

𝐃𝐚𝐧𝐠𝐞𝐫𝐨𝐮𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang