T I G A P U L U H

4.7K 348 39
                                    

Sekiranya jam mungkin sudah menunjukan pukul tujuh pagi, dan saat ini Jimin masih memeluk tubuhku. Aku menelan air ludahku kasar, terlebih entah sejak kapan posisi tidurku yang berubah hinga kami saling berhadapan sekarang. Cahaya matahari juga masuk kedalam kamar karna horden dan jendela yang telah terbuka.

"Kau pergi bersama Taehyung kemarin?" tanya Jimin dingin dengan sorot mata yang tajam, rahangnya bahkan terlihat mengeras.

"Awas!" aku mendorong dada Jimin menjauh segera duduk dan ingin keluar dari kamar. Jimin menahan tanganku kasar, meremasnya kuat sampai sampai membuat nafasku tercekal.

"Kau berselingkuh dariku!" aku memejamkan mata manakala Jimin menuduhku dan membentakku begitu kuat. Pergelangan tanganku terasa memanas karna dia masih belum melepaskan cengkramannya.




aku tidak suka dengan tuduhan-tuduhan tanpa alasan yang Jimin berikan, "Jaga ucapanmu!"

"Lalu apa namanya kalau bukan berselingkuh jika seorang istri pergi bersama lelaki lain dari pagi sampai malam dan tidak memberi tahu suaminya?!!" tuduh Jimin.

"Lalu apa maumu? menceraikanku, silahkan saja!" ucapku menatang, lagipula memang itu yang aku tunggu sejak dulu.

Rahang Jimin mengeras dengan mata yang menilik tajam, dia mulai melepaskan cengkraman tangannya. Tentu Jimin tidak berkutik, karna mana berani dia menceraikanku, "Kau seperti jalang murahan yang suka menggoda laki-laki lain, Lea!"

Perlahan aku mengepalkan tangan meremas sprai. Aku tidak suka Jimin merendahkanku seperti begitu, padahal sejak dulu dia selalu melarangku untuk dekat dengan siapapun tak terkecuali teman-temannya. Tapi itu dulu saat aku masih terikat perjanjian konyol yang dengan bodohnya aku malah menurut saja menjadi pemuas nafsunya hanya semerta-merta untuk membalas budi.

"Aku memang jalang Jimin, kalau tidak mana mungkin dulu aku mengangkang lebar hanya untukmu!" aku mendongkak dengan pelupuk mata yang dipenuhi buliran air mata. Perdebatan pagi ini membuat aku sangat kesal.

"L—Lea maafkan aku, aku tidak bermaksud mengataimu seperti begitu," Jimin menarik tubuhku, dia membawaku kedalampelukannya. Hal itu sontak membuat aku memekik dan sedikit memberontak didalam kukungannya.


"Lepaskan aku!" aku tau dia merasa bersalah, tapi tetap saja perkataannya itu sudah kelewatan batas.

"Lea maafkan aku,"


"Jim, jangan kau pikir gara-gara masalah ini kau bisa menyentuh aku seenakmu," Secara paksa aku berhasil terbebas dari pelukan Jimin. Pun aku pergi untuk keluar dari kamar.

✨💫✨

Aku tersenyum senang melihat hidangan lezat yang ada di atas meja, ah perutku bahkan sudah terasa lapar. Senyumku merekah lalu mulai mengambil piring dengan semangat.

"Lea lain kali jangan pergi kemanapun tanpa izin dari suami mu," Begitu ucapan dari ibuku keluar, aku lekas cemberut. Pagi ini hanya ada Ibu karna Appa dan Jira eonni sudah berangkat ke kantor pagi-pagi sekali.

"Tapi eomma aku hanya pergi makan dengan Taehyung Oppa saja kok, tidak lebih. Apalagi sampai berselingkuh," Aku sedikit menundung sambil mengambil lauk di atas meja.

"Eomma tau, tapi pergi dengan pria lain dalam keadaan hamil bukanlah tidakkan terpuji Lea. Dan kemarin kau pergi dengan Taehyung sampai malam tanpa meninggalakan pesan sedikitpun pada suamimu, Jimin sangat mengkhawatirkan mu tadi malam."

𝐃𝐚𝐧𝐠𝐞𝐫𝐨𝐮𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang