D E L A P A N B E L A S [M]

16.1K 492 24
                                        

Rasanya terlalu menyiksa, Anha tidak tau sampai kapan dia bisa menahan diri terhadap tusukan demi tusukan yang malah bergerak semakin lambat menyiksa.

"You like this baby? So tight ugh. . .," desah Jungkook berat seraya menahan pinggang Anha berniat menghabisi perempuan ini lebih dalam.

"Oppa faster hnggg."

Pinta Anha namun sia-sia, karena sepertinya Jungkook masih belum puas menyiksanya. Anha mengadahkan kepalanya dengan mulut yang terbuka.

Kim Taehyung is calling. . .

Deringan ponsel Anha di atas meja makan tepat dimana mereka sedang melakukan hal nikmat. Sementara Jungkook menyunggingkan senyuman miring melihat itu, bukankah ini waktu yang tepat untuk menunjukkan siapa yang lebih berkuasa atas tubuh Anha?

Sementara Anha menggigit bibir mati-matian ditambah kepala yang semakin terasa pusing. Rasanya sekarang dia seperti memiliki dua sugar daddy, Taehyung dan Jungkook.

"Angkat."

Perintah Jungkook membuat Anha menggelengkan kepala kuat. "Tidak."

"Angkat sayang Taehyung pasti menelepon mu karena sesuatu yang penting." Suruh Jungkook tak sabar melihat reaksi Taehyung nantinya.

"Halo Oppa?"

"Anh~ah kau sedang apa?"

"Aku ahhh. . .," ucapan Anha terputus ketika Jungkook dengan tiba-tiba mempercepat hujamannya. Menghentak kuat tanpa memberi Anha  ampun, bunyi tubuh bertemu tubuh mereka pun semakin terdengar jelas. Nampaknya Jungkook sengaja memanasi Taehyung, apalagi setelah dia tau bahwa aku dan Taehyung pernah bermain di belakannya.

"Oh ternyata kau sedang bersama Jungkook ya?" Terdengar nada kecewa Taehyung dari seberang sana.

"Ahhh uhhh," Anha bahkan tidak kuat lagi menumpu tubuhnya dan tubuh Jungkook pada meja makan.

Nafas sang puam semakin tersengal hebat, "Oppa tutup saja teleponnya," desis Anha tak sanggup lagi menggapai handphone miliknya. Anha sendiri tak bisa membayangkan bagaimana raut wajah Taehyung diseberang sana.

"Tidak, aku masih ingin mendengar suaramu Anha~ya."

Anha terdiam, tak habis pikir dengan Taehyung. Bukankah begini hanya akan semakin menyakiti dirinya saja? Mendengar gadis yang sangat dia puja-puja sedang berhubungan intim dengan pria lain.

"Ahhh Oppa pelan-pelan Ahhh~," desah Anha kuat saat Jungkook bergerak dengan kecepatan kuat membuat kaki Anha melepas jika saja Jungkook tidak menahan pinggangnya. Hal itu juga menyadarkan Anha jika saat ini dia sedang bersama Jungkook.

"Bukannya tadi kau yang memintakkku untuk bergerak lebih cepat?"

"Tapi ini . . . Eumhh terlalu cepat,"

"Kau tidak menyukainya?" Bisik Jungkook serak seraya dengan sengaja melambatkan hentakannnya.

"Aniya~ aku menyukainya faster please," pinta Anha memohon.

"Seperti ini?"

Anha menggigit bibir seraya mengadahkan kepalanya, "yeaah lebih dalam Oppa aku ingin keluar," teriak Anha tidak tahan lagi saat beberapa kali milik Jungkook menyentuh titik sensitifnya.

"I wanna cum ahhhh," desah Jungkook sepertinya dia juga mau keluar.

"Jungkook Oppa enghhhh," bersamaan dengan itu Anha merasakan cairan hangat menyembur memenuhi miliknya.

TUT! Panggilan telepon diakhiri.


***

Jika saja Jimin tidak menemukan pendonor ginjalnya, mungkin saja dia tidak akan bertahan hingga sampai saat ini. Dulu Jimin juga tidak mau berharap lebih untuk memiliki Lea kembali.

Namun sayangnya Jimin terlalu egois.

Dia juga tidak mampu hidup tanpa Lea. Mata Jimin terbuka dia sudah sadar dari tidurnya setelah apa yang terjadi tadi siang. Dia mengatur nafas tapi setelah menyadari kasur disebelahya kosong hal itu sontak membuat Jimin panik.  Dia berlari untuk mengecek keseluruh ruangan namun hasilnya nihil, Lea tidak ada di Mansion besarnya.

Harusnya gadis itu tidak bisa keluar dari sini karena penjagaan yang super ketat. Dengan cepat Jimin segera mengecek rekaman cctv.

***

Sulit bagiku untuk kabur dari Mansion Jimin, untungnya Jaehyun tidak mengenaliku karena baju pelayan yang aku gunakan. Jika saja aku tidak sempat menyamar dengan memakai baju pelayan ini mungkin aku tidak akan pernah bisa keluar dari tempat terkutuk itu.

Saat ini aku sendiripun tidak tau kemana aku akan pergi. Yang aku lakukan hanya terus berjalan tanpa tujuan. Saking tidak memperhatikan jalan aku sampai tidak sadar ketika ingin menyerbang. Sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi menghantam tubuhku hingga terpelanting ketepi jalan. Setelah itu aku tidak mengingat lagi apa yang sedang terjadi.


***

Apa kabar readersku? Akhirnya aku update juga setelah sekian lama, maap.

Karena aku baik aku kasi kalian spoiler hyung, silahkan menebak.

Karena aku baik aku kasi kalian spoiler hyung, silahkan menebak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.












Follow aja dulu entar gua juga bakalan update.

𝐃𝐚𝐧𝐠𝐞𝐫𝐨𝐮𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang