Rasa gusar sekaligus tak enak bertabrakan didalam benak Anha. Gadis itu mengulum bibirnya dalam-dalam namun disatu sisi dia harus bersikap sewajar mungkin bukan agar tidak dicurigai. Rasa was-was memenuhi seiisi otaknya jika saja Jungkook sendari tadi tidak fokus pada ponsel dan bicara dengan seseorang.
Rasa lengket pada labia dan selangkangannya sungguh menganggu padahal sisa sperma Taehyung sudah dia bersihkan dengn air dan tissue basah waktu di toilet. Tapi tetap saja Anha merasa tidak enal bahkan hanya sekedar untuk duduk tenang.
"bagaimana dikampus kau tidak ingin main ke apartemen Oppa dulu? " tanya Jungkook usai dia menutup teleponnya.
Anha mengigit bibir dalam-dalam, jika dia tetap bersama Jungkook otomatis akan terjadi sesuatu. Rasanya dia sudah lelah dengan Taehyung tadi akan sulit jika dia turut melayani Jungkook juga. "tidak bisa aku ingin langsung pulang saja. "
"Ahna kau menyembunyikan sesuatu dari Oppa? " tanya Jungkook tepat sasaran pria ini memiliki insting yang kuat, terkadang Anha curiga apakah selama kuliah dulu Jungkook juga mengambil jurusan psikologi.
"aniya tentu tidak Oppa, aku cuma kelelahan, " Anha pura-pura menguap agar Jungkook bisa mempercayai perkataannya barusan.
Anha di buat terkejut saat Jungkook memberhentikan mobilnya secara tiba-tiba. Kondisi jalanan memang sepi sehinga tidak ada satupun mobil yang protes karna Jungkook yang tiba-tiba memberhentikan mobilnya secara mendadak.
"duduk di pangkuan ku sekarang, " suruh Jungkook tegas. Anha tau jika Jungkook sudah begini pria itu tidak akan bisa dibantah.
Anha meremas ujung rok pendeknya kuat, dengan berat hati dia berpindah untuk duduk di atas pangkuan Jungkook. Bahkan bokongnya sudah menduduki ujung selatan milik Jungkook yang sudah tegang dibalik celana. Bergesekan langsung secara seksual membuat yang empunya menggeram.
***
Saat aku membuka mata pertama kali yang kulihat oleh netra adalah gelap. Namun kegelapan ini bukan berasal dari lampu yang mati, melainkan dari penutup mata yang melingkar pada kepalaku dan menutup kedua indra penglihatanku.
Aku ingin bergerak, nihil. Ternyata kedua kaki dan tanganku ikut diikat pada sisi ranjang. Aku terjebak dan sama sekali tidak bisa bergerak.
"kau sudah bangun? "
Aku tersinggap, suara itu. Pendengaranku tidak salah itu suara Jaehyun tapi kenapa dia menculikku.
"lepaskan aku, kumohon aku akan memberikan apa saja yang kau mau. Kau mau uang? " ucapku dengan sekeras mungkin berusaha memberontak dengan sekuat tenaga.
"maafkan aku Lea, tapi ini perintah Jimin hyung. "
Jimin lagi aku benci nama itu. Jadi pria itu benar-benar menculiku? Setelah apa yang terjadi dia masih belum juga melepaskanku. Padahal dia sendiri yang berjanji akan melepaskanku setelah dia dan Naree menikah.
"lepaskan aku! " teriakku dengan sekuat tenaga menggerakkan kedua tangan dan kakiku. Tapi tetap saja tidak bisa, yang terjadi aku malah kehabisan tenaga karna ikatan tali ini terlalu erat.
"percuma saja kau memberontak kau tidak akan pernah bisa lepas, " ucapnya membuat aku mengumpat kesal, aku benci situasi yang seperti ini. Dimana aku tidak bisa bergerak bebas. "untung saja Jimin hyung juga menyuruhku menculikmu sementara Tae hyung pergi entah kemana, " setelah itu aku mendengar bunyi pintu tertutup. Nampaknya Jaehyun sudah keluar dari kamar.
Kenapa rasanya semua orang ingin menculikku seperti ini sih?!
***
Brp part lagi tamat, mungkin sampai chapter 30 kalau aku gak gebet pengen cepat selesain.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐚𝐧𝐠𝐞𝐫𝐨𝐮𝐬
Hayran Kurgu🖇·˚ ༘ ┊͙[ 𝐖𝐚𝐫𝐧𝐢𝐧𝐠 𝐧𝐜 ] ! ˊˎ ❝Hard sex is a good sex.❞ Mau tak mau, Lea harus melayani nafsu Jimin hampir setiap harinya. Itu semua bermula semejak kejadian satu tahun yang lalu. Lea tidak bisa terlepas lagi dari Jimin, kecuali Jimin send...