Keira dan juga bara langsung mendekat ke sisi leo. Ditatapnya tajam leon dan juga aksa. Sebenarnya anaknya ini kenapa? Perasaan tadi baik-baik saja, pikir bara dan juga keira.
"Leo.nya sudah nggak papa, infusnya sudah di pasang kembali kok tapi nggak boleh banyak gerak ya nanti infusnya lepas lagi tambah sakit " Jelas sang dokter.
"Terima kasih dok" Jawab keira.
"Sama-sama kalau gitu, saya permisi" pamit sang dokter di ikuti suster yang tadi membantu memasangkan infus.
Setelah dokter dan juga susternya keluar, keira beralih kepada leon, aksa, dan juga leo ditatapnya mereka bertiga secara bergantian.
"Jadi? Ada yang bisa jelasin" tegas keira.
"Sorry mom" kata leo pelan takut dengan keadaan ini.
"Mommy tanya kenapa bukan permintaan maafmu bang" Tegas keira lagi bahkan suaranya terkesan lebih dingin daripada sebelumnya.
Leo diam tidak berani menjawab pertanyaan mommy.nya.
"Kenapa?" Tanya bara singkat kepada kedua sahabatnya siapa lagi kalau bukan leon dan juga aksa.
Sedengkan mereka berdua yang mendapat pertanyaan maut itu sudah panas dingin.
"Itu bos tadi kan kita berdua mau ngehibur leo dengan nyanyi-nyanyi, waktu nyanyi terakhir kita berdua nggak merhatiin leo yang ternyata lompat-lompat di kasur" jelas leon.
"Kenapa nggak merhatiin leo? Tadi gue pamit pesen apa? Temuin gue besok di ruang latihan anak Galaksi" kata bara dingin yang menatap tajam leon dan juga aksa.
Glekkkkkk
Siapa yang tidak tau maksud bara ruang latihan tempat dimana bara menyalurkan emosinya dengan bermain boxing, jelas nanti mereka akan di jadikan samsak gratis oleh bara.
"Bisa mati ini mah" Batin mereka berdua
"Mak maafin dosa anakmu ini" Batin aksa lagi
"Gue belum siap mati lah belum kawin" Batin leon lagi
Leo yang melihat unclenya ketakutan itu semakin merasa bersalah. Seharusnya dia sekarang yang di marahi daddy dan juga mommy.nya. bukan unclenya.
"Dad uncle nggak salah yang salah abang jangan marahin uncle dad" cicit leo dengan kepala menduduk sambil memainkan jarinya.
"Tadi abang janji apa sama dad? Bilang nggak nakal lagi kan? Tapi ini apa? Abang seneng lihat dad sama mommy khawatir gini iya?". Tanya bara dengan intonasi yang lebih tinggi dari pada sebelumnya bahkan leo dan juga yang lainnya sangat kaget.
Inilah sisi lain dari bara selain dingin sifat posesive bara juga sangat menakutkan.
"Hiks bukan hiks dad" Jawab leo sesengukan dia sangat takut sekarang melihat daddy.nya marah seperti tadi.
Sedangkan keira yang melihat leo menangis dengan sigap memeluknya dengan tangan yang mengusap punggung leo berharap singa kecil itu bisa tenang.
Hanya itu yang bisa keira lakukan sekarang kalaupun membantah ucapan bara yang ada bara akan semakin menjadi-jadi. Leon dan juga aksa pun sama mereka memilih diam sebenarnya mereka berdua kasian melihat leo nangis sesegukan seperti itu. Mungkin bara hanya ingin membuat leo jera. Pikir mereka.
"Kalau abang nggak mau nurutin dad, kita ke panti besok" Kata bara tanpa menatap leo lagi dan langsung keluar dari ruang rawat leo.
Sedangkan leo yang mendengar itupun semakin menangis kencang, begitupun keira, leon, dan aksa mereka kaget akan omongan bara yang terakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
BARA ~Galaksi [ TERBIT ]
Teen FictionNote : Part Lengkap Bara Stevano William , laki - laki dengan wajah bak dewa yunani ini memiliki tubuh yang tegap , rahang yang tegas , hidung yang nyaris sempurna , mata yang tajam serta bibir tipis berwarna merah alami ini merupakan sosok dingin...