Semua orang yang mendengar teriakkan leo sontak saja langsung menutup telinga mereka rapat-rapat. Begitu juga dengan bara yang langsung menutup telinganya apalagi dengan leo yang masih setia bersender di dadanya itu semakin membuat telinganya tercemar dengan polusi teriakkan leo.
"Bang" tegur bara setelah leo selesai berteriak.
Leo menatap bara di mendonggakkan kepalanya guna melihat raut wajah daddy.nya saat ini.
"Hehehe maaf dad" jawab leo cengengesan kemudian menyenderkan kepalanya di dada bidang milik bara lagi.
"Kenapa teriaknya kencang banget sih cill? Sakit nih kuping uncle" Kata leon dengan tangan masih mengusap kupingnya yang masih terasa panas karena mendengar teriakan leo.
Leo mendengus apakah unclenya ini mendandak bodoh atau gimana yang namanya teriak ya pasti kencenglah. Pikir leo.
"Yang namanya teriak ya pasti keceng kalau pelan namanya bisik-bisik" Jawab leo enteng sontak arka, davan, gavin, dan juga bara tertawa beda lagi dengan leon yang mengangga tak percaya mendengar jawaban dari ponakkannya yang 1 ini.
Bahkan devan dan juga arka sampai sakit perut karena terlalu banyak tertawa beda lagi dengan bara dan juga gavin yang hanya tertawa kecil menanggapi tingkah laku leo.
"Ngakak 4G LTE anjirrrrlah" kata arka.
"Ho'oh pinter banget jawabnya si bocil".
Beda lagi dengan leon yang mendengus tidak terima dengan jawaban yang diberikan oleh leo.
"Kok jawabnya gitu sih cillll, jadi berasa goblok gue" gerutu leon yang masih bisa di dengar oleh mereka semua.
"Heheheh becanda unclekuuuu" Rayu leo dengan menampilkan wajah semanis mungkin.
Tak lama terdengar suara pintu di buka lagi mereka kira itu keira dan juga aksa yang sudah balik tapi ternyata yang datang adalah oma dan opa.nya leo yang pasti adalah papi dan maminya bara tentunya.
Terlihat jelas raut wajah sela mami bara yang menggambarkan kekhawatiran, beda lagi dengan axel papi bara yang tengah mengeluarkan ekspresi datarnya menjadikan kamar leo ini menjadi tegang seketika karena biasanya papinya bara itu tidak akan bersikap dingin dia akan bersikap normal pada sahabat-sahabat bara. Normal yang dimaksud itu bersikap biasa tidak terlalu hangat pada mereka juga tidak terlalu dingin.
"Omaaaaaa~Opaaaaaaa" Teriak leo senang melihat kedatangan oma dan opa.nya.
Sela dan juga axel mendekat berjalan ke arah leo.
"Haduhhhh ini cucu oma yang ganteng kenapa bisa gini sih? Mana yang sakit sayang bilang sama oma sayang? Tangan? Kaki? Kepala? Perut? Mana bilang sama oma?" Cerocos sela panjang lebar leo yang mendapat pertanyaan tersebut hanya tertawa kecil menurutnya omanya ini sangat lucu sekali.
Beda lagi dengan bara yang hanya menghela nafas melihat itu, pasti setelah ini dia dan juga teman-temannya terkena amukkan dari sang nyonya william.
"Leo nggak papa oma leo kan kuat" Jawab leo dengan senyum yang menampilkan deretan gigi putihnya.
"Beneran?" Tanya sela memastikan sekali lagi.
Leo menggeser tubuhnya dari di samping bara bersandar di dadanya sekarang beralih ke sisi sela. Leo mengusap lembut pipi sela karena saat ini sela tengah menunduk untuk berbicara dengan leo jadi leo mudah melakukan hal semanis itu.
"Oma tenang aja ya leo nggak papa, maafin leo oma leo nakal" jawab leo dengan tangan yang masih setia menggusap lembut pipi sela.
Sela yang mendapat perlakuan itu hatinya menghangat jadi begini rasanya mempunyai cucu? Di sayang oleh cucu? Manis sekali pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BARA ~Galaksi [ TERBIT ]
Teen FictionNote : Part Lengkap Bara Stevano William , laki - laki dengan wajah bak dewa yunani ini memiliki tubuh yang tegap , rahang yang tegas , hidung yang nyaris sempurna , mata yang tajam serta bibir tipis berwarna merah alami ini merupakan sosok dingin...